prolog

35 2 0
                                    

"Terlambat lagi zico!" teriak pak suhe memekik telinga. Zico beserta kelima sahabatnya hanya memasang wajah datar.

Mereka berenam terlihat sangat malas, terlebih zico yang benar benar muak dengan omelan pak suhe.

"Ck, cuma telat setengah jam ko dibikin ribett sih pak!" zico berdecak kesal.

"Upacara udah dimulai dari tadi! Masuk sekolah seenak jidat! Baju dikeluarin! Mau jadi apaa?!" geram pak suhe karena melihat keenam siswa tersebut tidak memakai dasi, baju sekolah yang dikeluarkan juga lengan baju yang dilipat.

"Saya mau jadi imamnya dia pakk!" teriak noni alias Antonio yang tiba tiba menyahut dengan suara yang ceria dan juga netra yang mengarah kepada seseorang.
Sontak pak suhe menatap tajam kearahnya.

"Ngakak anjir si noni, liat muka pak suhe merah banget" rafly berbisik ria dengan galvin.
"Heeh anjir, pantes aja si noni teriak, doi dia baris paling depan, nohhh" galvin menunjuk perempuan yang serius mengikuti upacara.
"Tapi kagak denger" timpal raka dengan cekikikan.
Sedangkan fahri si kalem diantara mereka hanya diam dengan muka malas menatap pak suhe.

"Diam kalian semua! Udah telat berisik lagi!" pak suhe benar benar marah. Terlihat dari raut wajahnya yang memerah dengan nafas yang memburu.

"Ini pak ada satu perempuan yang kesiangan" bu susi menarik tangan perempuan yang sepertinya kesiangan juga.

Perempuan dengan Rambut legam tergerai, berkulit putih bersih itu berjalan menunduk karena takut. Mencengkram erat tali tas yang ia pakai. Menggigit bibir bawahnya karena gugup. Zico menatap tajam perempuan tersebut, dia bahkan tak mengenalinya.

"Kamu anak baruya? Baru masuk tapi udah kesiangan!" bentak pak suhe yang menahan gejolak amarah garagara zico dan sahabatnya melampiaskan kepada perempuan tersebut.

"Mma-aaf pak, tadi saya bangun telat" jawab perempuan tersebut terbata.

"Diam kamu! Kesiangan tapi pinter ngejawab!" geram pak suhe.

"Ck, Yaiyalah pinter kan disekolahin atuh sama emaknya" lagi lagi noni menyahut dengan nada mengejek, benar benar terdengar menyebalkan.

Kegaduhan yang mereka perbuat membuat semua siswa siswi yang sedang upacara melirik ke arah mereka.

"Diam kamu noni!" bentak pak suhe. "nama kamu siapa biar saya tulis dibuku BK!" lagi lagi dengan bentakan.

"Brilian kyla pakk" sahutnya dengan gemetar. Nafasnya memburu. Tangan putihnya berubah sedikit memerah karena mencengkram erat tali tasnya dengan kuat.

"Ck, Bisa santai gak sih pak? gak usah pake ngebentak dia perempuan" habis sudah kesabaran zico melihat pak suhe membentak perempuan tersebut. Tatapan elangnya menusuk pak suhe, zico kemudian melirik brilian.

Brilian mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk dan perlahan melirik zico. Pandangan mereka bertemu hingga zico tersenyum mengawali perkenalan mereka.

"Diam semua! Lanjutkan upacara!




~~~

Hulaa!!^^
Ini cerita pertamaku, vote and comment semoga sukaya:)

Salam,
PecintaPena

Azico ( SMA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang