Wartom penuh sesak, ada yang asik merokok di pojokan, ada yang asik bermain game, ada yang curhat tentang ceweknya selingkuh, ada yang menggosip ria. Eitss! Jangan salah, bukan hanya perempuan yang senang menggosip! Laki lakipun demikian.
"Gue seneng bro si pak ketu udah terbuka sama cewe lagi" bisik noni
"Kayanya emang si zico suka deh sama si brili" timpal Raka
"Bener, buktinya alus banget ngomong sama si brilian. Beda banget kalo ngomong sama kita kita" kesal noni.
"Tapi menurut gue nih yaa, dia emang mulai terbuka sama cewe tapi gak bisa ngilangin perasaannya buat..""Ngomongin apaan sih lo? Serius amat" sergah zico memotong ucapan Rafly. Ia tiba tiba datang diwaktu yang tidak pas, pasalnya mereka bertiga sedang membicarakan dirinya.
Semuanya bungkam, dan saling memandang."Ehh pak ketu, udah lama?" Noni nyengir
Kening zico berkerut.
"Fahri mana?" zico mengalihkan pembicaraan. Wajah mereka bertiga menandakan kelegaan."Gatau, gue gak liat tuh" noni memandang Rafly
"Eh jupri, mana si datar?" tanya noni.
"Ck, gak usah bawa bawa babeh gue anoa!" kesal rafly. "Tadi gue liat dia ngobrol sama Ruri""Co, gue pengen ngobrol" tiba tiba bang rizal datang.
Zico mengangguk dan mulai berjalan mengikuti bang rizal, sementara noni, raka dan Rafly saling memandang, ia tahu bahwa semuanya tidak sedang baik baik saja.
-----
Bang rizal membawa zico ke ruangan khusus di wartom, ini pembicaraan sangat privasi.
"Gue kemaren gak sekolah sehari, sekolah diserang sanko bener?" ya bang rizal memang tidak sekolah, ia harus menjelaskan kejadian galvin dikeroyok anak sanko kepada kedua orang tua galvin, awalnya keduanya ingin menuntut anak sanko namun penjelasan dari bang rizal membuat keduanya mengerti.
"Sorry bang, gue bener bener gak tau" zico menunduk
Bugh!
Bang rizal memukul zico.
"Gue udah serahin wartom ke elu! Harusnya lo bisa bertanggung jawab! Gue gak mau sampe ada yang mati! Gak usah ngerasa jagoan lo disini!" bang rizal benar benar emosi.Zico hanya diam setelah bang rizal memukulnya, ia memang mengetahui kesalahannya.
"Sorry bang, gue gagal. Lagi." zico kembali menunduk. Zico mengepalkan tangannya, ia sungguh membenci mantan sahabatnya, carsya memang keterlaluan.Ruangan lengang. Semua saling diam.
"Sorry gue kelepasan" ucap bang rizal sambil menepuk bahu zico."Gue ngerti, sekali lagi gue minta maaf, bener kata lo bang gue emang kurang bertanggung jawab" hening seketika.
Zico melenggang pergi keluar dari ruangan tersebut. Fikirannya kalut semua masih berkabut. Ia tidak mengerti dengan semuanya, apa yang sanko inginkan dari wartom terlebih apa yang carsya inginkan dari zico.Setelah zico keluar dari ruangan tersebut seluruh pandang mata melirik kearahnya,
"10 menit Rapat dimulai" azico berkata begitu tegas tanpa memperdulikan pandangan seluruh anak wartom yang mengarah kepadanya.Ia berjalan ke arah halaman belakang wartom dan duduk dibawah pohon. Ini adalah tempat favoritnya, disinilah awal ia bertemu bang Rizal, awal ia memiliki keluarga baru, awal ia sangat mengerti arti pengkhianatan. Matanya terpejam, ia menjadikan batang pohon tersebut sebagai sandaran, fikirannya cukup lelah. Biarkan ia beristirahat walau hanya sekejap.
"Ngapain lo disini?"
Azico membuka matanya, ia melihat fahri yang berdiri dihadapannya, merasa tidak tertarik ia memejamkan matanya kembali.Fahri tiba tiba duduk disebelah zico.
"Gue tahu siapa pengkhianat yang adu dombain wartom, co" ucapan fahri masih dengan datarnya membuat zico menoleh, keningnya berkerut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azico ( SMA )
Teen Fiction"Kyl laki-laki juga manusia, bisa merasakan patah hati!". Kyla berbalik, penuh penyesalan. Dan semuanya siasia.