Rembulan yang mulai terang, langit yang mulai menggelap, dan kerinduan yang akan merekah. Terkadang pertemuan adalah obat rindu yang paling handal. Apalagi bertemu tanpa direncanakan, kalau kata anak jaman sekarang jodoh.
"Bawa motornya jangan ngebut ya takut jatuh, bahaya. Aku gak pake helm." brilian menepuk pundak zico.
"Siap bu boss" azico senyum sambil melirik kaca spion.
"Baguss" kekeh brilian sambil memajukan jempolnya yang terangkat."Saya suka kita kaya gini, gak canggung" suara azico nampak sedikit berteriak karena bising kendaraan.
"Emang awalnya canggung ya? Engga ah" brilian nampak kontra.
"Emang gak canggung, tapi malu malu" kekeh zico.
"Apaansih" brilian memukul pundak zico, azico hanya tersenyum sambil melirik kaca spion."Pegangan dong nanti jatuh" teriak zico sambil melirik kaca spion.
"Udah" brilian memegang bahu zico, zico menghela nafas karena perlakuan brilian tidak sesuai harapan."Didepan ada pertigaan, belok kanan yahh. Yang rumahnya putih" brilian menunjuk jalan
"Okeyy" teriak zico."Lohh kenapa gelap?" zico nampak bingung melihat rumah brilian yang gelap. Brilian turun dari motor zico.
"Bundakan di rumah sakit. Aku anak tunggal" brilian berusaha tetap tersenyum meskipun resah selalu menghantuinya."Emm ayah?"
Brilian hanya diam.
"Eh maaf kyl"
Brilian membalas dengan senyum."Mau ditemenin?" zico mengedipkan sebelah mata.
"Ihh gak boleh, dirumahkan cuman berdua, gak enak sama tetangga" brilian nampak kaget.
"Hehee becanda kyl" zico malah cengengesan.
"Yaudah, sayaa pulang yaa. Nanti saya telfon" senyum zicoDahi brilian berkerut "emang punya nomornya?"
"Punya dong, kan saya Raja punya banyak prajurit" kening brilian semakin berkerut.
"Raya?" tebak brilian.
"Hehe, pinter kamu" cengir zico.
"Dihh, gak gentle minta ke orang lain" brilian mendelik.
"Dih kode minta cepet cepet resmi" zico menggoda brilian."Apaan sih" brilian memalingkan wajahnya yang tampak memerah.
"Yaudah saya pulangya, jaga diri dirumah" azico tersenyum.
Brilian mengangguk, "hati-hati, jangan ngebut". Giliran zico mengangguk, dan hanya lengang yang tersisa.Brilian tersenyum, Ia memasuki rumahnya. Kesedihan dan beban yang singgah di kehidupannya seakan terjeda oleh sesosok pria yang baru dikenalinya. tuhan memang adil, menciptakan dua senyawa yang berbeda namun tetap saling berkaitan. Kesedihan adalah tunas dari kebahagiaan. Dan kebahagiaan adalah buah dari kesabaran.
----
Bulan yang menawan menggantung indah di keheningan malam, angin yang dingin seakan ingin memeluk hati yang sedang merekah. Azico mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, entahlah fikirannya mulai tenang setelah bertemu dengan perempuan yang dirindukannya.
Drrrtt.. Drttt..
Azico meminggirkan motornya ketika dirasa ada yang menelfon."Hallo"
"Hallo co, ke wartom sekarang" terdengar suara bang rizal diseberang telfon
"Kenapa?"
"Galvin dikeroyok, dia koma"Raut wajah zico seketika menegang, emosinya kian membara.
"Bangsat!"Perasaan bahagianya seketika lenyap, sahabat sekaligus saudaranya sedang berada di antara hidup dan mati, azico mematikan telfonnya, wajah berserinya lenyap seketika, ia mengendarai motornya brutal kearah wartom.
Wartom penuh sesak, semua anggota berkumpul di dalam satu ruangan. Semuanya termenung. Bersedih bercampur emosi mendengar berita yang mengiris kalbu mereka.
Brakk!!!
Azico membuka pintu ruangan dengan tergesa gesa, nafasnya memburu.
"Semua udah kumpul?" tanya zico kepada raka.
"Udah ko, semuanya ada. Kecuali bang rizal"
"Bang rizal kemana?" tanya zico.
"Nunggu galvin di rumah sakit, orang tuanya belum tau" raka menunduk.
"Anjing!" zico memukul tembok dengan keras hingga tangannya memar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Azico ( SMA )
Roman pour Adolescents"Kyl laki-laki juga manusia, bisa merasakan patah hati!". Kyla berbalik, penuh penyesalan. Dan semuanya siasia.