"Adeee bangunn!" entahh sudah berapa kali Ranti membangunkan putra satusatunya itu. Ia tampak geram melihat putranya masih bergelung dengan selimutnya padahal jam sudah menunjukan pukul 6.15
"Lima menit lagi bundaaa" suara serak azico menambah kekesalan sang bunda.
"Azico Sanusi!!" teriakan Ranti menggelegar diseluruh penjuru rumah.
Zico reflek terbangun, ia sadar betul jika bundanya sudah memanggilnya dengan nama lengkapnya itu berarti bundanya sangat marah.
"Iyaa bunnn" zico berlari memasuki kamar mandi.
"Sabarr..sabarr" Ranti mengusap dadanyaa mencoba ekstra sabar menghadapi anaknya.°°°°
"Anjir gerimis" azico menambah kecepatan motor kesayangannya. Cuaca bandung pada hari itu cukup mendung. Rinai hujan semakin lebat.
"Pak, bukain pintunya dong. Hujan nih!" azico berteriak di depan pintu gerbang yang sudah ditutup rapat oleh pak satpam. Ia akhirnya sampai didepan gerbang sekolahnya setelah beberapa menit bertarung dengan hujan.
"Aduhh, jam berapa ini? Gerbang kan sudah ditutup kalo udah bel masuk atuh kasep" pak ujang adalah satpam senior di SMA garuda, logat sunda yang khas menambah kesan ramah.
"Yahh pak, tadi saya kehujanan jadi agak telat, kalo ngebut kan takut jatuh" jujur zico.
Pak ujang tampak berfikir, apakah ia akan membukakan pintu gerbangnya, atau ia akan membiarkan salah satu murid badung di sekolah itu diam diluar sekolah."Emmm, yasudahlah ayo masuk" pak ujang akhirnya membukakan pintu gerbang. "Aduhh makasih yaa pak ujang" azico tersenyum dan memasukan motornya ke area parkiran.
Setelah memarkirkan motor kesayangannya, azico melangkahkan kakinyaa kekelas. Tapi bukannya ke kelas ia berbelok, kantin lebih menarik difikirannya. Ia tersenyum dan duduk disalah satu meja. Kantin sungguh sepi.
"Bi Murni kopinya satu yaa, bala-bala sama gehunya jugayaa" zico berteriak.
"Siap ujang, ditunggu!" bi Murni juga teriak.Sambil menunggu, zico mengeluarkan ponselnya, ia memang jarang membuka ponsel maka dari itu kontak yang tertera di ponselnya hanya sahabat dan kerabatnya.
"hallo ka, kekantin sekarang" zico menelfon raka dan menyuruhnya ke kantin.
"Ujang, ini kopinya sama gorengannya" bi Murni datang dengan pesanan zico.
"Makasih ya bi" zico tersenyum ramah."Kenapa atuh gk ke kelas malah ke kantin?"
"Biasa bi, belum pada di kasih makan" zico mengelus perutnya dengan tangan kiri, dan memasukan bala bala ke mulutnya dengan tangan kanan."Yasudah atuh, kalau sudah selesai ke kelas yahh ujang takutnya di marahin" bi Murni tampak khawatir.
"Siap bi"-----
"Eh anjir malah di matiin" Raka yang sedang serius mengikuti pelajaran biologi, dikagetkan dengan getaran ponsel disakunya. Dan pasalnya setelah diangkat telfonnya hanya beberapa kata yang dilontarkan setelah itu dimatikan.
"Kenapa?" galvin yang duduknya berada didepan Raka menyahut dengan suara yang seperti bisikan.
"Si zico nyuruh kita ke kantin" bisik Raka.
"KANTIN?" noni tiba tiba berteriak dan mengalih fokuskan seluruh penghuni kelas kepadanya termasuk Bu rindu, guru biologi."Si coeg berisik" geram raka yang hanya bisa ia ucapkan didalam hati.
"Siapa yang ke kantin Noni?" bu rindu yang semula menulis dipapan tulis berbalik dan mengintrogasi noni.
"Emmm ini buuuu, ehhhh itutuuhh, emmm apaayaaaa, emmm" noni gugup matanya melirik ke kanan dan ke kiri. Tiba tiba matanya melihat pak suhe melewati kelasnyaa.
![](https://img.wattpad.com/cover/163728841-288-k186601.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Azico ( SMA )
Teen Fiction"Kyl laki-laki juga manusia, bisa merasakan patah hati!". Kyla berbalik, penuh penyesalan. Dan semuanya siasia.