Bab : 1

12.2K 362 14
                                    

Setelah sholat magrib dari masjid yang kebetulan dekat dengan rumah Puput, Ahmad langsung sekalian mampir untuk bertemu dengan ustadz Harun.
   
"Assalamualaikum." Ucap Ahmad yang sudah di depan rumah ustadz Harun, lebih tepatnya Puput. Rumah dengan gaya modern tapi masih bercampur tradisional dan terlihat sederhana.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Eh Ahmad, mari-mari duduk disini." Kata seorang laki-laki setengah baya yang menghampiri Ahmad dengan tersenyum dan mempersilahkan duduk di teras rumahnya, yang tak lain adalah ustadz Harun.
   
"Umi tolong buatkan cemilan sekalian minumannya, ada Ahmad disini." Suara barinton ustadz Harun yang cukup keras tapi tidak membentak dan masih bisa didengar sang istri.
   
"Iya bi." Ucap wanita seumuran ustadz Harun.
 
 "Ahmad, ada yang mau ustadz bicarakan sama kamu, ini menyangkut masa depan Puput." ustadz Harun dengan menghela nafas berat dan memasang wajah serius.
   
"Masa depan Puput? Maksudnya gimana ustadz saya nggak paham ustadz." Ahmad mulai menautkan kedua alisnya karena belum mengerti kemana arah pembicaraan itu.
  
"Jadi begini, Puput akan menikah dengan laki-laki pilihannya sendiri dan menurut saya dan umi pribadi laki-laki itu tidak baik untuknya." Jelas ustadz Harun dengan nada lirih dan mulai gusar.
    
"Lalu apa hubungannya dengan saya ustadz?" Ahmad mulai paham dengan maksud pembicaraan dan mulai sedikit mendekat.
  
 "Ini tehnya, silahkan diminum  Ahmad, jangan sungkan-sungkan anggap saja rumah sendiri." Ucap umi Farah yang baru datang dan membawakan baki berisikan teh hangat dan roti brownies buatannya.
    
"Jadi ngerepotin kan." Kata Ahmad dengan nada kikuk dan cengiran khasnya.

"Udah, nggak papa justru kami yang ngerepotin kamu Ahmad." Timpal umi Farah dengan senyumannya yang ramah.

"Kami sudah memikirkannya dengan matang-matang, kami ingin kamu  yang menjadi calon suami Puput   nanti." Ustadz Harun mulai menatap kedua mata Ahmad.

Calon??

Calon suami??

Sekarang??

Dengan Putri??

Mana mungkin??
  
"Apa mungkin bisa? Sedangkan saya hanya mahasiswa biasa yang magang dan belum memiliki pekerjaan tetap." Timpal Ahmad dengan menggaruk tengkuknya yang tidal gatal.
      
"Ini bukan karena Putri teman saya dari Smp kan ustadz?" Ucap Ahmad masih ragu.
   
"Bukan, tapi ini demi kebaikan Puput dan berkat kebaikanmu juga, sedikit demi sedikit Puput sekarang menjadi anak yang rajin beribadah dan lebih mengetahui apa arti dari menutup auratnya. Ya meskipun tetap menjadi anak yang cerewet."
   
"Puput sendiri, apakah ia sudah tahu dengan rencana ini?" Tanya Ahmad sekali lagi.
    
"Ia belum tahu tentang ini, tapi sebaiknya kamu bantu Puput. Sebelum dia kembali ke jalan yang salah seperti dulu hanya karena laki-laki yang kami tidak tahu asal-usulnya." Jelas ustadz Harun.
   
"Hm akan saya coba ustadz, saya akan mencoba membantunya untuk lebih paham tentang ilmu agama." Final Ahmad dengan anggukannya.
       
"Terima kasih Ahmad kamu sudah mau membantu kami." Ucap umi Farah lega.
 
"Iya mi, kalau begitu saya pamit dulu ustadz umi, masih ada tugas kampus yang harus saya selesaikan. Assalamualaikum." Ahmad mulai beranjak dari duduknya dan meninggalkan kediaman mereka.
  
"Oh iya iya, Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab abi dan umi Farah bebarengan.

Ketika sampai di rumah, Ahmad merasa antara aneh dan harus dimulai dari mana. Apa yang harus dia lakukan untuk Puput. Ia hanya menganggapnya sebatas adik dan hanya itu.
   
"Kenapa tiba-tiba aku mengingat perkataan Puput waktu itu ya." Gumam Ahmad yang masih melihat langit-langit kamarnya.
  
  "Mas Ahmad kita tetap jadi teman kan, ya walaupun kita udah nggak satu sekolah lagi setelah ini?"
   
   "Iya put, kita tetap menjadi teman, dan kamu bisa datang ke rumah kalau kamu mau atau kalau kamu ada sesuatu yang ingin kamu ceritakan sama aku."
      
  "Yang bener nih? Wahh tapi gue malu sama umi sama abah kalau gue main ke rumah." Balasnya dengan senyum, namun disertai dengan wajah yang memerah.

Almost (Completed✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang