9. Bangku Kosong

10.3K 2.5K 453
                                    

"Cari siapa ya?"

Yujin berjingkat kaget ketika secara tiba tiba pundaknya ditepuk oleh seseorang. Yujin menoleh ke belakang dan mendapati seorang perempuan dengan namtag Cho Gahyun di atas saku seragamnya.

"Hitomi." Ucap Yujin sembari menyunggingkan senyumnya pada Gahyun. "Dia hari ini nggak masuk ya?" Tanya Yujin lagi pada Gahyun.

"Hitomi?" Ulang Gahyun lagi.

Yujin menganggukan kepalanya cepat. Ia benar benar ingin menanyakan sesuatu pada Hitomi.

Tanpa sengaja tadi ia mendengar percakapan Eunbi dan Hyewon, temannya dari kelas lain. Dan Yujin ingin mengonfirmasikan perihal arwah 'Mbak Yayuk' pada Hitomi.

Bukankah Hitomi tahu segala hal mengenai sekolah ini?

"Hitomi... siapa ya?" Tanya Gahyun lagi.

Yujin mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Gahyun barusan.

"Honda Hitomi. Kelas sepuluh empat." Ucap Yujin sembari menunjuk plang dengan tulisan X 4 di atas pintu kelas di depannya.

"Sorry, tapi nggak ada yang namanya Honda Hitomi di kelas ini." Jawab Gahyun lagi.

"Hah?" Yujin membelalakan matanya.

"Mungkin dia ada di kelas lain?" Ucap Gahyun lagi.

"Enggak kok. Waktu itu gue pernah nyamperin dia ke sini buat eskul Pramuka. Dan dia..." Yujin menoleh ke arah kelas sepuluh empat. "Dia duduk di bangku nomor 3 barisan deket tembok itu." Jelas Yujin sembari menunjuk ke arah bangku kosong tersebut.

Yujin menduga Hitomi tidak masuk hari ini.

Terlihat raut wajah tak mengenakan di wajah Gahyun.

"Sorry, tapi beneran nggak ada yang namanya Hitomi di sini dan...." Gahyun turut menoleh ke arah bangku yang ditunjuk Yujin barusan.

"Bangku itu emang kosong. Nggak ada yang ngisi."

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
   
 
 
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
"Lo percaya sama gue kan Na?" Tanya Yujin pada Nako.

Saat ini mereka berada di pinggir lapangan bulutangkis. Ya pelajaran olahraga tengah berlangsung saat ini.

Yujin baru saja menceritakan kejadian yang dialaminya. Perihal Hitomi dan bangku kosong di kelas sepuluh empat.

Nako tentu saja percaya. Karena ia turut melihat dan berbicara dengan Hitomi selama ini. Satu yang ia masih sulit untuk percaya adalah perihal keberadaan Hitomi yang tidak diketahui siapapun kecuali dirinya dan Yujin.

"Oke anak anak pelajaran hari ini cukup sampai di sini. Sekarang kalian boleh pulang."

Ucapan dari sang guru olahraga membuat semua kelas sepuluh lima bubar. Ada yang langsung ke kelas. Ada pula yang memilih ke kantin atau toilet terlebih dahulu.

"Mungkin nggak sih kalau Hitomi itu dibully dan anak kelasnya sengaja bikin jokes seolah dia nggak ada?" Ucap Nako pada Yujin.

Well, Nako pernah menonton film dengan permasalahan semacam itu.

Yujin menggendikan kedua bahunya.

"I don't know. I'm lost." Ucapnya sembari berjalan menuju kelasnya.

Yujin dan Nako sama sama menghela napas panjang. Ingatan tentang Hitomi yang selalu memberitahu mereka segala hal berputar di kepala mereka.

Kalaupun benar Hitomi tidak ada. Lalu selama ini siapa anak perempuan yang selalu membicarakan hal mistis dengan mereka berdua?

Dan kalaupun dia hanya ada di dalam pikiran halusinasi semata. Bagaimana bisa Yujin dan Nako menghalusinasikan hal yang sama?

"Kantin dulu ya Jin?" Ajak Nako pada Yujin ketika mereka menuruni anak tangga setelah mengambil tas mereka di kelas.

"Oke."
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
"Dan mitos kesembilan nih ya Ri, soal bangku kosong!"
 
 
 
Yujin dan Nako saling berpandangan satu sama lain ketika mendengar sebuah suara dari belakang mereka yang menyebut-nyebut soal bangku kosong.
 
 
 
"Bangku kosong?"

"Iya. Lo tahu nggak kenapa jumlah murid di kelas sepuluh empat cuma 27?"

"Kenapa emang?"

"Jadi menurut mitos yang ada, dulu pernah ada satu murid yang pendiemnya minta ampun. Introvert gitu. Nah karena saking tertutupnya dia tuh dianggap aneh. Karena sekalinya ngomong tuh dia nakutin."

"Nakutin? Nakutin gimana Na?"

"Jadi katanya dia itu indigo. Dia jadi dijauhin karena kemampuannya itu. Dan pernah suatu hari dia kekunci di kelas itu sampe 3 hari. Dan pas dibuka tahu tahu kelas itu udah bau banget. Nggak tahunya dia meninggal di dalem kelas itu."

"Anjir kok bisa dia kekunci??"

"Iya, jadi dia sempet ketiduran di kelas pas hari kamis kalau nggak salah katanya, nah sama temen temennya bukan dibangunin eh malah dibiarinin. Udah gitu sama mereka juga sengaja dikunci kelasnya. Niat mereka cuma mau ngerjain doang. Nggak tahunya nyawa anak indigo itu malah melayang."

"Kok kasian banget sih Na, gue jadi pengen nangis."

"Nggak cuma sampai di situ aja. Setelah kematian anak itu, kelas mereka jadi dirundung rasa bersalah banget, dan sebagai wujud penyesalan mereka, bangku yang ditempatin sama dia dikosongin. Sampai sekarang."

"Gitu doang? Mereka nggak dikasih hukuman apa gitu? Parah banget sampe ngilangin nyawa orang!"

"Gue denger denger sih temen sekelasnya itu pada kena getahnya. Mungkin dia bales dendam kali ke temen-temennya."

"Iya kali ya."
 
 
 
 
 
 
 
 
 
"Engga."

"Hitomi??" Seru Yujin dan Nako bersamaan ketika melihat Hitomi di samping mereka.

Hitomi tersenyum ke arah keduanya.

"Gue nggak bales dendam sama sekali ke mereka. Mereka kena karma akibat perbuatan mereka sendiri." Ucap Hitomi membuat Yujin dan Nako mulai menitikan air mata.

schoolve stories; izone ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang