8. Mbak Yayuk

10.6K 2.4K 148
                                    

"Lo ngapain di sini? Mau mati?"

 
Napas Hyewon terdengar berat. Bukan tanpa sebab hal itu terjadi. Sosok di depannya, yang Hyewon ketahui bernama Kwon Eunbi dari nametag di dadanya, hampir saja jatuh dari lantai 5 kalau saja ia terlambat menariknya.

Eunbi yang baru saja ditolong olehnya memandang ke arah Hyewon dengan pandangan bingung. Eunbi melirik ke kanan dan kiri, dirinya berjingkat kaget ketika mendapati posisinya berdiri.

"K-kok gue bisa ada di sini?" Tanya Eunbi pada Hyewon. Ia mendapati dirinya yang tengah berdiri di ujung papan kayu panjang yang berada di pinggiran lantai 5. Dengan Hyewon menginjak ujung yang lainnya sehingga ia tidak terjatuh.

Hyewon menaikan satu alisnya.

"Harusnya itu pertanyaan gue. Kenapa lo bisa di sini? Lo mau mati?" Tanya Hyewon lagi.

Eunbi menggelengkan kepalanya cepat.

"Gue tadi ke sini karena ngejar Bu Boa." Ucap Eunbi.

Hyewon mengerutkan keningnya mendengar nama gurunya disebut. Tanpa banyak bicara Hyewon meraih tangan Eunbi dan mengajaknya untuk segera turun dari sana.
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
"Lo lihat!" Ucap Hyewon sembari menunjukan ponselnya ke arah Eunbi.

Saat ini mereka berada di koridor dimana kelas sepuluh berada.

Hyewon menunjukan pada Eunbi pesan singkat dari wali kelasnya pada Eunbi. Pesan yang memberitahukan bahwa guru sejarah mereka, Boa, berhalangan mengajar hari ini dan digantikan dengan tugas yang harus dikumpulkan ke guru piket.

Eunbi menelan salivanya selesai membaca itu. Ia menatap Hyewon dengan kening berkerut.

"Tapi tadi gue yakin itu Bu Boa. Temen sekelas gue yang bilang kalo Bu Boa nitip pesen ke dia buat nyuruh gue ke atas." Ucap Eunbi memberitahu.

"Bu Boa ngomong sendiri ke temen lo?" Tanya Hyewon.

Eunbi terdiam sesaat. Kemudian menggelengkan kepalanya. "Dia dikasih tau sama siswa lain juga."

"Dan lo kenal sama siswa itu?" Hyewon kembali bertanya sembari menyilangkan kedua tangannya.

Eunbi menggelengkan kepalanya lagi. "Eng-nggak sih."

"Fix lo dikerjain." Ucap Hyewon. "Ah, bukan cuma dikerjain, tapi lo juga mau dijadiin tumbal."

"Hah?"

Eunbi memandang Hyewon tak mengerti. "Tumbal?" apa Hyewon bercanda? Begitu pikir Eunbi.

"Lo nggak tahu soal larangan ke lantai atas?" Tanya Hyewon. Eunbi melipat bibirnya. Well, ia tahu soal itu. Sebelumnya juga Eunbi tak begitu yakin untuk ke sana. Tapi karena tak ingin membantah perintah Boa. Makanya ia memaksakan diri untuk ke sana.

"Lima tahun lalu pas gedung ini direnovasi buat bangun lantai 4, ada salah satu tukang bangunan yang meninggal gara gara ketimpa tembok yang mau dia hancurin. Karena salah presisi, tembok itu malah nimpa dia." Ucap Hyewon.

"Hubungannya sama gue?" Tanya Eunbi.

"Gee! Lo nggak gabung ke grup angkatan?" Tanya Hyewon.

Eunbi tersenyum kecil kemudian menggelengkan kepalanya. Grup tersebut terlalu ramai, Eunbi tak tahan dengan suara pemberitahuan yang selalu berbunyi setiap saat. Makanya ia memilih keluar dari grup tersebut.

"Jiwa tukang bangunan itu terperangkap di sekolah ini. Dan buat ngebebasin jiwanya dia harus cari tumbal baru buat gantiin dia dan... kalo tadi gue nggak nyelamatin lo, mungkin sekarang lo udah jadi tumbal selanjutnya."

"What?!"

Hyewon menoleh ke kanan dan kiri sebelum kembali berbicara. Ia seperti tengah bersembunyi dari sesuatu. Eunbi tak yakin apa itu.

"Dan menurut gue, sosok yang lo kira Bu Boa tadi itu pasti 'mbak Yayuk'." Bisik Hyewon pelan.

"Mbak Yayuk?"

Hyewon menganggukan kepalanya.

"Dia salah satu murid di sekolah ini yang pernah bunuh diri gara-gara hamil di luar nikah. Mbak Yayuk sering banget bikin murid murid di sini celaka supaya nasibnya kayak dia." Jelas Hyewon lagi.

Eunbi mengerutkan keningnya. Gurauan ini sudah terlalu jauh. Ya menurut Eunbi ini hanya sekedar gurauan. Tak lebih.

Apa mungkin Hyewon ini berteman dengan Yena dan Yuri? Pikir Eunbi lagi.

"Are you ki-"

"Lihat!" Potong Hyewon sembari menunjukan bekas jeratan tali di leher dan luka di pergelangan tangannya.

Eunbi membelalakan matanya melihat bekas berwarna kemerahan tersebut.

"Bukan cuma lo yang pernah hampir jadi korban." Ucap Hyewon lagi.

"Dua hari yang lalu juga ada yang nitip pesen ke gue buat ke atas. Dan pas gue ke sana gue ngeliat sosok orang sebaya kita dan gue ikutin dia. Tapi karena gue ngerasa ada yang aneh, di pertengahan jalan gue berhenti dan mutusin buat turun lagi. Tapi pas di tangga mau ke bawah tiba tiba ada yang jerat leher gue sama kain usang warna putih. Gue berusaha buat lepasin itu kain dan well as you can see gue berhasil kabur dengan bekas luka ini.

But then hari ini gue lihat lo mau ke lantai 5 pas gue lagi di lantai 4. Makanya gue ikutin lo dan bener aja dugaan gue." Ucap Hyewon.

"Dugaan?"

Hyewon menganggukan kepalanya.

"Kalau lo adalah target buat dijadiin korban selanjutnya."

schoolve stories; izone ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang