5. Jangan Pergi

74 13 1
                                    

Kumohon Senja,
Untuk kali ini jangan jadikan hadirmu sebagai datangnya perpisahan.

***

Tak salah lagi! Aku menghampiri mereka berdua, menepuk pundak Angel yang membuat gadis itu tersontak lalu tersenyum, sedangkan aku sudah tak bisa menahan bahagia karena dipertemukan dengan lelaki ini lagi.

"TRISTANN!!" Pekikku sambil memeluk seorang lelaki yang sedari tadi bersama Angel. Lelaki itu tersenyum membalas pelukanku. Sudah hampir setahun lebih aku tak bertemu dengan lelaki berperawakan tinggi, putih, dan serta bola mata nya yang berwarna biru, memang keturunan dari dulu katanya.

"Berisik pendek! Sejak kapan sih suara 8 oktaf Angel nular?" ujarnya sambil memukul pelan beberapa kali pangkal kepalaku, atau itu juga bisa dimaksudkan sebagai ejekan karena tubuhku lebih pendek bebarapa cm darinya, sungguh.

"Sejak lo pindah ke Amrik dan dia jadi sering vokal suara dikamar" Angel yang sedari tadi diam mulai berkutik. Tapi sungguh jika mereka berdua sudah bersama denganku, akulah yang menjadi bahan bully-an kedua makhluk ini. Mengenaskan bukan?

Tristan tertawa. Sungguh aku merindukan tawanya!

"Gue tau kalo dia gabisa jauh dari gue," aku meledeknya, memang dari dulu sampai sekarang dia tidak berubah, selalu saja menyebalkan. "Bisa kok! Udah sana jauh-jauh!" aku mendorong Tristan supaya menjauh dariku. Namun, Tristan malah menekankan badannya untuk tepat diposisi itu, sementara aku pun menyerah karena muatan Tristan lebih besar dariku.

Kulihat Angel tertawa, entah setan apa yang merutukinya sampai dia bisa tertawa sendiri seperti itu. "Lo berdua gue kawinin juga deh berantem mulu!" gadis itu berhenti tertawa lalu melihat kesekeliling berupaya mencari sesuatu apa saja.

"Ihhh! Amit-amit gak mau" Caitlin memelototi Angel yang sedang melirik ke arah lain.

"Amin-Amin aja deh!" yang berkata barusan adalah seorang yang sedari tadi berdiri disampingku. Aku mengalihkan mataku menatap tajam lelaki itu. "Apaan sih! Ngeselin!" ujar Caitlin. "Tapi ngangenin!" sambung lelaki itu lagi. Sementara Caitlin diam tak ingin meladeni karena dia sudah terlampau kesal. Aku beralih menatap Angel, gadis itu masih tak berhenti melihat sosok yang berada tak jauh dari posisi kami berdiri. Aku pun melihat lebih jelas, siapa yang dilihatnya.

Tunggu! Aku melihat seseorang, dia? Ah apa benar dia adalah lelaki itu? Lelaki yang sempat hadir dihidupnya.

Caitlin menghampiri sosok itu, sementara Tristan hanya melihat apa yang sedang dilakukan gadis itu, dan Angel dia tidak lagi melihat kearah itu namun mengalihkan tatapannya ke Caitlin yang sedang berlari ke arah seorang lelaki.

"Hei!" pekik Caitlin kepada seorang lelaki yang sudah ingin berbalik keluar. Beberapa orang menoleh, bahkan orang yang dipanggilnya saja tidak melirik sama sekali.

"Hei tayo, hei tayo!" ujarnya sekali lagi, barulah lelaki itu menoleh, dan tepat sekali! Lelaki itu yang dicarinya beberapa hari ini. Masa bodo orang-orang melihatnya dengan tatapan aneh yang terpenting dia sedang bahagia sekarang.

"Dev?" panggil Caitlin. Lelaki yang dipanggil mendekat ke arah gadis itu.

"Kok bisa disini?" tanyanya, lelaki itu tersenyum, manis sekali.

"Kan aku uda pernah bilang, selagi aku masih di Yogya aku bakalan ada dimanapun kamu berada" tukasnya sambil tertawa. Aku tersenyum "Gombal!". Aku mengalihkan perhatian ke sebuah kantong plastik yang ditentengnya, bisa dipastikan itu berisi beberapa buku ataupun novel, biasanya seorang lelaki lebih identik dengan komik namun lelaki ini berbeda.

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang