2. Tanpa Sengaja

117 18 5
                                    

Tanpa sengaja, kita bertemu.
Bertemu tanpa mengikat janji namun karena takdir.
Takdir mungkin menginginkan kita untuk bersama.

***

Aku melangkahkan kaki ku di pintu gerbang masuk kampusku. Aku seorang mahasiswa semester 3 yang mengambil jurusan Bahasa, walaupun aku tak tau kenapa harus mengambil jurusan ini, bahkan minatku saja tidak ada sama sekali di jurusan ini. Aku hanya suka menulis apa yang ada di pikiranku, aku bahkan tidak terlalu suka mengarang hanya merangkai kata-kata yang kurasa pas dengan pola kehidupanku. Bercerita? Jangan tanya, aku hanya menceritakan seputar kisah klasik percintaan ku dengan seorang rubah betina yakni Angel Fransisca murid tauladan di kelas bahasa, karena tauladannya dia sampai datang ke kelas satu jam setelah kelas di mulai. Rajin bukan?

"Derr!" kaget seseorang yang sudah ku definisi orangnya. Siapa lagi kalau bukan Tante Angel yang paling terhormat.

"Gak kaget." ucapku sinis terhadapnya, tetapi dia biasa saja. Aneh memang otaknya kan sudah tercampur dengan adonan kue bolu. "Tumben dateng cepat? Ngelantur lagi lo kan".

Dia melotot ke arahku.
"Enak aja lo. Angel calon istrinya Lee Min Ho gitu loh anti dateng lama klep". Terlihat dia mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan langsung membuka sebuah aplikasi, tak kuperhatikan, kurang kerjaan sekali memperhatikan apa yang di kerjakan rubah betina ini.

"Ket, qoutes yang lo post kemaren suka deh gue, copas ya!" Tukasnya yang aku tau dia pasti sedang men-stalk akun gabutku.

"Enak aja bayarin makan dulu dong, baru boleh copas buat ngodein gebetan lo yang gak pernah peka itu" Dia menatapku seolah olah dia adalah seorang singa yang kelaparan, padahal aslinya dia adalah seorang rubah yang selalu menanti harapan. Sama perihalnya denganku, tapi tidak juga. Ah terserah.

"Enak aja lo. Dia bukan gak peka, tapi emang belum saatnya, tunggu aja" Gadis di sebelahku ini tertawa, kurang waras.

"Kantin lah, laper nih. Siapa tau ada koleksi cogan baru gitu" Aku mendecih sembari mengiyakan perkataannya. Tanganku langsung di tarik olehnya, yang sebentar lagi aku akan di bawa ke dunia ciloknya mbak Asti, karena produksi cogan terbanyak selalu nangkring di warung sederhana tetapi menarik itu. Sudah makan murah terapi bukan murahan bonus ngelihatin cogan lagi.

***

Aku masuk ke salah satu kampus yang katanya lumayan terkenal di kota ini, lumayan buat bahan revisi siapa tau artikel ini menarik. Tapi, untuk bisa berkeliling di kampus ini dengan siapa aku harus melakukannya. Kulihat di sekeliling tidak ada yang kukenal.

Bruk..

Saat aku menoleh ke kanan dan ke kiri aku menabrak sebuah perempuan yang sepertinya kukenal karena dia langsung tersadar ketika melihatku.

"Eh maaf" kutoleh perempuan itu.

"Ah, i.. Kamu?" Dia menunjuk ke arahku, sepertinya kami pernah bertemu.

"Dev kan?" Ujarnya lagi.

Aku mengangguk.

Dia tersenyum.

"Kok kamu bisa disini?" tanyanya.

"Aku ada tugas merevisi dari kampus" jawabku seadanya karena bingung ingin menjawab bagaimana.

"Berarti kamu kuliah di sini? Kok aku gak-"

"Bukan" kupotong perkataannya. "Aku hanya em.. ada tugas revisi keluar kota dari kampus ku jadi aku memilih ke salah satu universitas di Yogyakarta ini"

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang