Secepatnya

3.5K 183 3
                                    

"Mah, Sehun mau ketemu di cafe yang biasa. Ada yang mau Sehun omongin tentang perjodohan ini."

"..."

"Dah Mama, hati-hati.."

Pip. Sambungan telepon terputus.

•••

"Sehun mau pernikahan Sehun sama Jisoo dilaksanain secepatnya."

"Lho kok gitu, Hun? Emangnya kamu sama Jisoo udah siap?" -Mama Sehun

"Kemarin Sehun dituduh tukang php sama Jisoo. Sehun gak terima, jadi Sehun mau buktiin kalau Sehun itu serius dan gak main-main sama Jisoo."

Mamanya Sehun langsung tersenyum bangga.
"Ya sudah, nanti Mama bicarain sama Echa."
"Sekarang kamu pulang, omongin masalah kamu baik-baik sama Jisoo. Mungkin dia cemburu dan gak tahu harus apa. Makanya kemarin dia marah."

"Iya, makasih ma."

•••

Sehun pulang ke rumah Jisoo dengan wajah lesu. Tetapi tetap saja, ada semangat dan harapan untuk bisa kembali berbaikan dengan Jisoo. Sehun membawa sebuah buket cokelat batangan yang ia pesan tadi siang khusus untuk Jisoo.

Sehun mengetuk pintu kamar Jisoo.

"Jis, buka... ada yang mau gue omongin sama lo."

"Ngomong aja."

"Buka dulu pintunya."

"Ngomong aja dari sana apa susahnya si!"

Daripada membuat Jisoo semakin marah, Sehun akhirnya menuruti Jisoo.

"Pernikahan kita dipercepat."

"Oh. Terus?"

"Lo gak papa kan?"

Jisoo yang sedari tadi hanya bermain ponsel dan rebahan di kasurnya kemudian membuka pintu kamarnya.

"Gak papa. Emang gue kenapa?"

Sehun masuk ke kamar Jisoo dan menarik tangan Jisoo untuk duduk di tepi ranjang.

"Lo gak keberatan atau ngerasa aneh gitu? Kemaren kan gue ngomong, kalo gue nyesel nerima perjodohan kita. Dan sekarang gue mau pernikahan kita dipercepat. Lo gak marah atau apa gitu?" Sehun bertanya dengan hati-hati. Takut-takut perkataannya kan menyinggung Jisoo.

"Nggak."
"Yang ada elo yang jangan nyesel. Lo belum tahu sifat gue yang sebenarnya."

"Gak akan, gue gak akan nyesel. Gue mau bahagiain lo, Jis. Gue mau kita serius."

"Kalo soal itu, gue gak tahu. Lagipula ini semua bullshit kan?"

"Maksud lo apa? Gue serius ini! Lo tuh plin-plan banget si, Jis! Sebenarnya lo mau gak sih nerima perjodohan kita? Kemaren lo marah karena cemburu kan?"

"Lo pikir gue suka apa sama lo? Pake cemburu segala!" Jisoo memalingkan wajahnya.

"Lho kok ngomong nya gitu sih Jis? Lo masih marah, ya? Kan gue udah jelasin semuanya. Gue gak pernah bikin anak orang gila apalagi bunuh diri. Itu semua cuma gosip. Gue gak nyangka lo lebih percaya isu daripada gue, calon suami lo sendiri."

"Bacot."

Sehun menatap Jisoo dengan mata berapi-api. Ia kemudian keluar dari kamar Jisoo dan menutupkan pintu dengan keras.

Dijodohin || Oh Sehun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang