ILYMB 14

23 14 2
                                    

Mari memulai yang pernah tertunda

-Fabian Ardana
__________________________________

Sial

Laki laki itu tak henti henti mengumpat di dalam mobil. Entah apa yang sedang terjadi padanya. Pagi ini ia memang sedikit terlambat, tapi hal ini bukanlah yang pertama kali baginya. Bahkan tak ada kata on time  dalam kamus seorang Ardo. Jika saja ada orang yang iseng menghitung daftar telat milik laki laki itu mungkin namanya akan terpampang di dalam buku rekor. jdi apa yang membuatnya kacau pagi ini ?

" lu kenapa sih, ngomong kok sama kaki "

" diem deh, gara gara lu nih telatkan gue "

"eh bambang yang ada ini semua gara gara lu, lagian kenapa si telat dikit udh kayak gak dapet jatah satu tahun "

" tau, biasanya juga telatkan "

❤❤❤

" adek gue mana Rik ? " tanya Arda berpapasan dengan temannya yang baru saja keluar dari BK. " hah, adek lu ilang noh main nyelonong aja "

" telat ? "

" lah iya gara gara noh tokek satu adek lu minta jemput jam 10 kan telat gue jadinya " cerca Yudha kelewat kesal. "ehh gapapa sih telat lumayan bolos pelajaran PAI "

' astagfirullah '

" iya trus malah nyalahin gue sama Yudha "

Arda hanya menggelengkan kepala, pasalnya tadi pagi ia sudah membangunkan saudara kembarnya itu tetapi tak kunjung bangun. Tak mau ambil pusing laki laki itu mempercepat langkah menuju kelas dengan setumpuk buku paket bersampulkan bilangan logaritma. Ia bergidik membayangkan wajah bu Retno guru matematikanya yang menyeramkan jika ia terlambat membawa buku paket.

Sebenarnya bu Retno sangat cantik, bahkan diusianya yang sudah menginjak kepala empat. Sayangnya sampai saat ini beliau masih betah hidup sendiri. Usut punya usut tak ada yang berani menjadi suaminya karena beliau adalah pemegang sabuk hitam karate terlebih lagi ayah beliau adalah seorang jendral, setidaknya seperti itu yang diceritakan ayahnya yang pernah bersekolah di sini saat masih seusianya.

" astagfirullah " Sadar akan lamunannya Arda kembali mempercepat langkahnya.

❤❤❤

" Assalamu'alaikum bu " Arda memasuki kelas disusul Yudha dan Riko kecuali Ardo yang sudah berdiri disamping bu Retno.

' Mampuss '  batin Arda ketika melihat bu Retno menatapnya tajam " telat juga ? " tanya beliau dingin

" saya abis ambil buku bu " laki laki itu menelan salivanya kasar. entah mengapa ia selalu berkeringat dingin saat berhadapan dengan bu Retno, bahkan jantungnya terus berdetak dengan kencang, ia mengingat saat pertama kali menyatakan perasaannya pada Vella. Saat ini laki laki itu merasakan hal yang sama persis. Apa jangan jangan dia suka dengan bu Retno ?!
' astagfirullah ' ucapnya lagi.  Akhir akhir ini mengapa dirinya jadi seperti Ardo. Diam diam ia terkekeh geli dalam hati.

" yasudah bagikan bukunya, kamu saya biarkan walaupun telat satu detik. Anggap saja saya sedang berbaik hati " perintah bu Retno

I LOVE YOU MY BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang