Senin, 18 Juli 2017 05.20
"astaga... aku telat"
Givana Kinanti yang akrab di panggil Kina, seorang gadis yang baru lulus dan bersekolah di salah satu SMA, yaitu SMA Nusa. tidak seperti biasanya, di hari pertama MOS-nya Kina malah bangun kesiangan
"Ibuk... aku berangkat sekolah dulu ya"
"Kina... ini ID Card kamu ketinggalan" Tegas Maya Ibu Kina
"Oh iya... makasih ya Buk, hampir aja"
Teeet...teeettt...teettt
Bel masuk sekolah berbunyi di sepanjang toa menuju kelas
"Duh duduk mana nih. Eh disana kosong tuh"
Nasib baik kakak Osis belum masuk kelas 10 Ipa 1. Nampak Kina tengah kebingungan mencari tempat duduk. Terlihat penghuni di bangku belakang yang duduk sendirian. Gadis ber ID card jelas tertulis
"hai, Reslin Beraldi? itu kan nama kamu. aku duduk sini ya"
"i..iya boleh"
Reslin, itulah namanya. Gadis ayu dengan kulit sawo matang dan mata bulat, menambah ketegasan terpancar di wajahnya.
"Kenalin namaku Givana Kinanti. Panggil aja Kina"
"Iya...Kina hai juga"
Sapaannya sedikit dingin karena mungkin mereka baru kenal.
tuk...tuk...tuk
Suara sepatu laki-laki yang duduk nomor dua dari depan tiba-tiba terhenti di samping bangku Kina
"Eh.. Kayak pernah ketemu ya kita?"
Kina kebingungan mendengarnya
"Kapan ya? Kayaknya nggak pernah deh"
jawab Kina ramah meski dengan senyum agak masam
"oh" hanya itu jawaban yang keluar dari mulut laki laki tadi
karena penasaran, Reslin angkat bicara
"ada apa sih Kin?"
"nggak ada apa-apa kok".
Ngiiiiiik...
Suara pintu tua ruangan kelas kebuka
"Yuk.. Semua ID card di keluarin"
Pembina Osis kelas Ipa 1 rupanya sudah datang. Suara Kakak pembina yang lembut nampaknya tidak membubarkan gerombolan cowok yang lagi Maba.
"Gaes...gaes.. Hssst. Ada kakak osis tuh"
Suara Farhan membubarkan gerombolan temennya. Ya dia emang tidak ikut main seperti yang lain, tapi jadi suporter bahkan suara teriakkannya melebihi keseruan pemain.
"Oke semuanya.. Tunjukkin id card kalian". Dengan rambut panjang yang di ikat rapi, kak Febbri nampak cantik dengan seragam osis tanpa riasan sedikit pun.
Kina mengambil Id cardnya dan menyadari, bahwa ID card yang dia bawa sudah kena revisi di Pra-Mos kemarin.
Kak Febbri berhenti di persimpangan bangkunya
"Givana Kinanti? Ini font nama kelompok kenapa belum di ganti?"
" i..iya kak maaf. Tadi saya keburu-buru"
Kelas seakan senyap, semua perhatian teralih ke Kina dan Kak Febbri
"Yaudah siap siap aja kalau ada Kadis dateng"
Nadanya sedikit datar karena mungkin kecewa dengan Kina.
Harus siap-siap kena marah nih
***
Gara-gara bangun kesiangan dan akhirnya keburu-buru, id card yang Kina bawa adalah id card salah dan udah kena revisi waktu pra-mos.“Siang semua… Boleh minta waktunya sebentar ya”
Sekelompok Kadis masuk kelas Ipa 1, dan sontak membuat kelas ini lebih senyap di banding ruangan Ujian.
Mereka datang berempat dan salah satu kadis yang bernama Hardi ialah kadis yang paling di takuti karena dia sering berbicara dengan nada tinggi.
Mereka ber empat mulai berkeliling dan mencari-cari kesalahan peserta Mos. Benar-benar waktu yang menegangkan bagi anak baru. Jangankan menoleh, bersin saja takut.“uhuk..uhuk”
Suara batuk yang memecah ketegangan
“siapa itu? Nggak usah ngeledek. Ayo maju!”
Mampus..batuk aja di kira ngeledek? Mereka lagi nyari kesalahan kita buat bisa di permalukan apa?. Akhirnya Jono maju, si anak berkacamata yang kena kasus batukin kadis.
Tidak berhenti disitu, operasi masih berlangsung sedangkan Jono yang di depan kelas terlihat sudah capek berdiri, dan tembok papan tulis jadi sandarannya.
“Kamu yang duduk pojok belakang, maju”
Hardi mengeluarkan kata-kata itu lagi, Kina masih bingung apa bener dia yang di suruh maju.
“saya kak?”
“Iya kamu”Hft.. entah apa yang akan di lakukan osis osis senior ini ke Kina. Pikiran Kina nggak bisa berhenti memikirkan nasibnya yang bakalan sama seperti Jono.
“ini ID card kamu salah, besok di benerin lagi ya.. udah nggak usah takut”
Kina merasa tambah bingung, kenapa ia tidak di bentak ataupun di permalukan habis-habisan
“i..iya kak maaf”
“iya tidak apa-apa”Dengan muka masih kebingungan Kina kembali duduk samping Reslin yang terlihat tegang karena temannya di panggil ke depan.
“wah… gilak lo Kin. Bisa jinak gitu tuh kadis sama lu”
“gatau juga kenapa ya?”Belum selesai Kina berbincang dengan Reslin, ternyata si kadis menemukan satu mangsa lagi yang terselip. Yes! Siap-siap deh kalo udah kejerat, lumayan jadi hiburan.
“eh kamu plontos yang duduk nomor dua dari depan”
Dasar muka garang tapi lawakannya receh, semua anak Mos disini kan plontos hadeh…“woi kamu KAHFI ALBANI”
Deg…
“KAHFI ALBANI? Namanya bagus” batin Kina sambil celingak-celinguk mencari siapa sosok yang punya nama indah itu. Nama yang menurutnya ada ke ademan bila di dengar
“iya kak? Ada apa?” jawab si plontos
“kamu maju ke depan”Kebingungan nampak di wajah si plontos
“Nah.. contoh si plontos ini. Rapi, ganteng, dan wangi ya kamu”
“kak nama saya Kahfi”Gila juga nih anak bisa jawab dengan lugas, kadis lo ini. Seperti melihat debat pilkada jika Kahfi berhadapan dengan kadis, sama-sama jago ngomong.
Setidaknya hal ini meredakan rasa deg-degan peserta Mos“iya..iyaa.. kahfi. Udah sana duduk lagi”
#makasih yg udah baca
#masih belajar
YOU ARE READING
DETAK
Teen Fiction"Kau akan menunggu-ku? Memangnya sampai kapan Der? Maaf... Aku tak bisa memberi jawaban itu padamu Bagaimana kalau nyatanya aku menaruh hati ke orang lain? Aku sendiri juga tidak tahu, akan berapa lama ku sembunyikan perasaan ini ke dia Sedangkan ha...