Bahagia pengingat Duka

16 4 0
                                    

Kamu itu Misteri...
Sikapmu baik, sangat malah
Apa sebenarnya kamu ini?
Seperti rumus yang sulit di jabarkan
Rasanya mau berhenti saja mengartikan semua
Bukannya lelah...
Tapi hanya beristirahat
Ada kala aku bangkit, namun ada kala takut untuk berjuang lagi
Setiap kali kita bertemu, ada saja hal baru yang muncul. Sedangkan aku masih belajar hal yang kemarin
Jika sekalinya aku menemukan satu titik terang, ada saja titik lain yang jauh lebih terang, dan itu membuatku berfikir kembali
Lagi... Dan lagi... Kamu itu apa?
Kacau terjadi di pikiranku
Pada akhirnya, keyakinan muncul
"aku belum berhenti"
Akan tetapi,  jika aku beristirahat dalam waktu yang cukup lama,
Tunggu saja... Aku akan kembali

~Detak~

|||

       Membooking angkot untuk di naikki berdua dengan seseorang, suatu yang konyol memang, tapi hal ini benar-benar di lakukan Deren.

      Di sofa kamarnya yang empuk, Deren duduk sambil senyum senyum sendiri. Apalagi kalau bukan teringat Kina, terlebih saat Kina sedikit marah karena ada penumpang menghentikan angkot, namun si supir berakting tidak dengar. Saat itu juga Deren lihat muka bertanya-tanya Kina... Sangat polos dan lucu

“seharusnya rencana gue berhasil kalo tuh kernet nggak ngomong” gerutu Deren

       Sofa yang menghadap langsung ke cermin besar samping tempat tidur, Deren masih duduk disana. Terlihat dirinya yang masih mengenakan seragam sekolah, ia lihat cermin itu…

“apa iya gue udah jatuh cinta sama Kina?” deren ragu

       Dia terus saja menanyai hati kecilnya, seketika ia juga teringat rasa sakit 4 tahun lalu bagaimana perempuan yang ia sayang meninggalkan Deren. Dia pindah entah kemana

      Sebenarnya perempuan ini adalah sahabat Deren sejak kecil, dan dia tidak pernah tahu kalau Deren menaruh hati padanya. Inilah yang menjadi penyelasan untuk Deren, ia tidak pernah menyatakan perihal perasaan. Hingga sahabatnya ini pergi, dengan membawa separuh hati Deren

      Hanya rasa sakit saat itu yang dirasakan… terlalu mendadak. Tanpa ucapan apapun, tanpa pesan, sangat sangat menyakitkan. Sampai saat ini Deren tidak tahu dia dimana, bagaimana kabarnya, seperti apa dia sekarang

“Kenapa loe pergi nggak pamit ke gue Let..” desah Deren

Aleta Davira...

        Bila mendengar nama itu, jantung Deren akan berdegub kencang. Rasa yang tetap sama meski mereka tak lagi saling menghubungi

      Badan Deren lunglai merunduk ke lantai, tangannya bertumpu pada paha untuk menahan tubuh yang terasa lemas. Kini dia bimbang, baru kali ini ada perempuan mampu membuat Deren jatuh hati.

      Namun disisi lain, Deren akan bertanya lagi kepada perasaannya, apa iya Kina telah menggantikan Leta?

     Hal yang membuatnya senang, juga merupakan hal yang membuat Deren semakin mengingat Leta. Apa karena sikap dan perilaku Kina yang mirip Leta? Apa itu pemicu Deren menyukai Kina?

     Sejak awal pertemuannya dengan Kina di toko buku, Deren telah suka memang. Melihat sosok Kina yang cuek dan sedikit konyol, salah anggap kalau Deren adalah pegawai toko pada saat itu. Semua mengingatkan dengan Leta.

DETAKWhere stories live. Discover now