Modus Bukan?

32 8 0
                                    


Aku senang kita berteman, dan aku nyaman
Semua yang ada di dirimu menyenangkan
Namun bila kamu merasakan hal lain, maaf…itu terlalu pusing dan rumit
Bukan aku tidak tahu… tetapi, terlambat tahu
Bagaimana mungkin perlakuanmu ke aku berbeda
Bicaramu lebih lembut dari biasanya
Ini semua asing bagiku!

~Givana Kinanti~


        Berdiri di depan sekolah dengan cuaca sepanas ini menunggu angkot, sudah biasa Kina lakukan. Tak terkecuali sore ini. Tas ransel warna hitam terlihat berat merangkul tubuh kecilnya

      Rambutnya tergerai hitam lurus sepanjang bahu, rambut yang terlihat semakin panjang. Mukanya memerah karena terpapar sinar matahari tercampur tebaran debu membuat wajah Kina semakin kucal saja.

     Angkot yang dia tunggu sedikit telah sore ini, entah apa yang terjadi. Apa mungkin sedang banyak penumpang? Kemungkinan terburuk yang terjadi adalah ban angkot meletus di jalan? Ah.. jangan sampai

“lama juga ya..” Kina lebih cemas sekarang.. takut bila angkot memang tidak lewat sore ini.

Dengan menyipitkan mata, ini membuat cahaya yang masuk ke mata Kina sedikit berkurang.
Telapak tangan di tepi alis menghalau sinar yang mengenai separuh mukanya

Tak lama angkot merah itu datang.. tidak ada yang lebih melegakan setelah melihat besi merah itu

“lama neng…?”

       Kenek angkot itu sebenarnya tahu kalau Kina sudah lama disitu, Nampak dari penampilannya seperti anak layangan. Muka kucal penuh keringat dan rambut lepek bercampur bau matahari

        Kina hanya mengernying… gigi kelincinya terlihat kearah kenek tadi
Kursi angkot tidak penuh seperti biasa… hanya ada satu penumpang, laki-laki bertopi biru dongker duduk menoleh kearah berbeda.

       Sepertinya Kina tidak asing dengan orang ini, apa dia pem booking angkot ini.. yang benar saja. Mungkin sore ini sedang tidak ramai penumpang
Karena semua bangku kosong, Kina memilih duduk di bagian paling belakang angkot itu, sambil menatap jalan melalui kaca besar di sampingnya.

       Si penumpang laki-laki tadi duduk di depan, tepat di belakang supir angkot. Perlahan dia membuka topi,  Rambut hitam yang agak berkeringat dan wajahnya semakin jelas. Badan si cowok ini berbalik ke Kina

“hai Kina…” panggil Deren yang ternyata dialah penumpang di angkot itu

“loh kamu. Hai… Naik angkot ini juga? Lagi?” Kina heran dengan Deren

“ Iya… mulai kemarin dan seterusnya aku naik angkot” jawab Deren dengan senyum manis yang semakin membuatnya tampan

“hmmm…” Terus apa peduli Kina kalau Deren naik angkot, nggak perlu ngasih tau juga kali

Deren mulai bergeser ke belakang dan kini tepat di depan Kina

“aku duduk sini ya..” ujar Deren

“haha… ngapain nanya? Duduk aja” Kina tertawa kecil

Kina duduk tenang dengan menghadap kedepan, sama sekali tidak memperdulikan sosok Deren yang ada di sampingnya

DETAKWhere stories live. Discover now