十三 | Keciduk

22.3K 2.7K 816
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






mature content





Udah ada warn nya ya. Jadi tolong sekali. Kalo ga suka bisa pergi. Zia sedih kalo kalian ga mau ngehargai zia.








Haruskah zia up satu minggu sekali atau sebulan sekali?

Entah kenapa aku sedih :")












"Lix, berhenti ngeliatin gue kaya gitu."



"Yena, lo juga."


"Ish, kalian tuh kenapa sih?"

Gue menghentakkan bulpen ke meja karena sebel diliatin dua manusia yang merangkap menjadi teman gue itu.



"Lo, abis ngelakuin 'itu' sama siapa?" tanya Felix hati-hati sambil ngerutin dua jari di kedua tangannya. Gue mengernyit.





"Itu apa?" tanya gue. Yena sama Felix saling pandang.





"Itu, lo itu itu sama cowok," kata Yena





"Itu itu apa anzeng? Yang jelas kalo ngomong," lah gue ngapa ngegas yak?




"Lo mau gue jelasin pake bahasa biologi, apa bahasa indonesia, apa praktekin?" Yena langsung menoyor kepala Felix begitu dia selesai ngomong.



"Udah gais, gausah bertele-tele. To the point aja,"





Yena menyentuh leher gue. "Lo abis make out sama siapa? Kissmark nya keliatan,"



Bentar gue loading



"Kissmark?!" pekik gue. Sontak Felix sama Yena nutup mukanya pake lembaran observasi. Juga, temen-temen sekelas pada ngeliatin gue.





"Kurang nyaring, sat." cibir Felix.
Gue menyebikkan bibir.





"Nih gue fotoin," Felix ngarahin hpnya ke leher gue. Terdengar bunyi jepretan kamera. Felix pun ngasih hpnya ke gue.





[1/2] Papah Muda ✖ Yang Jeongin✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang