Kata siapa yang boleh nangis hanya perempuan?
Laki-laki boleh kok.
Karena setiap orang memiliki hak untuk menangis. Laki-laki maupun perempuan.
Tengah malam, Jeongin menangis. Ia merutuki kebodohannya sendiri. Ia menuruti Jiheon. Sementara kamu, harus menanggung rasa sakit.
Udah suka dua tahun. Sekalinya menjalani hubungan serius, banyak aja pelakornya. Ya ampun.
Jeongin nangis di kamarnya yang gelap sembari memeluk gulingnya. Biasanya kalo malam gini tuh pas Jeongin sakit, yang kelonin Jeongin kamu. Tapi ya, udah tengkar kan tadi. Jadi Jeongin dikelonin sama zia.
Ga, sama guling maksudnya elah.
Jeongin itu sayang. Cinta. Suka. Ke kamu. Jelas. Se jelas penggalan ayat yang pake qalqalah kubro.
Tapi ketika datang Jiheon, sang mantan doi bikin kamu meragukan semuanya. Kamu meragukan Jeongin. Padahal Jeongin itu perasaannya murni. Semurni susu bear brand.
Entah kenapa jadi inget lagunya Maia ft Tata Janeta sang penggoda. Hehew
Jeongin meraih hpnya. Menekan speed dial nomor kamu. Berharap kamu mengangkat telponnya. Tapi apa, hanya nomor operator mulu. Total udah 100 panggilan dari Jeongin. Yang jawab hanya mbak mbak operator.
"Maaf, nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan. The number you're—"
"AKU TUH GA MAU DENGER SUARA KAMU MBAK, AKU TUH MAUNYA DENGER SUARA CALON BUNDANYA ANAKKU HUHUHU"
Suara dengarkanlah aku~
KAMU SEDANG MEMBACA
[1/2] Papah Muda ✖ Yang Jeongin✅
Fiksi Penggemar❝Dek, umur kamu masih 18. Masa kamu mau jadi papah muda?❞ ❝Ya terus kenapa kalo aku jadi papah muda?❞ imagine lowercase non baku