Hurt | 03

77 10 7
                                    

Bahkan dengan jarak sedekat apapun jika belum waktunya, kita bisa apa?

***

Naya sedang memandangi surat pemberitahuan untuknya yang akan segera melakukan kegiatan praktek lapangan. Dan sekitar kurang lebih dua bulan lagi dia harus mempersiapkan diri untuk melakukan kegiatan koas di salah satu rumah sakit.

Masih dengan memandangi surat yang berada di tangannya, Naya mulai berpikir bagaimana dia akan mencari uang jika dia melaksanakan koas di rumah sakit. Bisa dikatakan dia tidak akan memiliki waktu untuk bekerja dan mencari uang. Sementara dia sudah tidak bekerja di kelab dan belum mendapat pekerjaan baru sudah hampir satu bulan ini.

Jika hanya mengharapkan dari pekerjaannya mengantar koran dan susu lalu bekerja di kafe milik Deni, itu hanya bisa untuk makan sehari-harinya. Belum lagi jika si Ayah yang mengambil uangnya secara paksa. Maka habislah sudah.

'Aku tidak bisa diam saja, aku harus mencari pekerjaan lain.' Batinnya.

"Naya.. kau melamun lagi." Tegur Sofia yang menghampiri Naya di bangkunya.

"Hm tidak."

"Hm.. kau buruk dalam hal berbohong!" Balas Fia.

"Ahh iya Fia. Apa kau memiliki kenalan yang bisa memberikan aku pekerjaan?" Tanya Naya tanpa basa basi.

"Tapi kau sudah memiliki pekerjaan Nay. Bahkan sudah tiga. Aku saja sampai bingung, bagaimana kau bisa membagi waktumu, antara bekerja dan mengerjakan tugas selama ini. Dan hebatnya kau selalu selesai." Ujar gadis berlesung pipi itu

"Aku sudah tak bekerja di kelab itu lagi." Jawab Naya hanya pada soalan pekerjaannya.

"Wah syukurlah Nay hehe. Tapi kenapa?" Tanya Fia yang tampak sedikit terkejut.

"Ahh sudahlah aku tak ingin membahasnya. Kalau kau ada informasi tolong beritahu padaku ya." Ucap gadis ayu itu langsung bangkit dari kursinya.

"Naya, mau kemana?" Teriak Fia. "Hiss anak ini!" kesalnya.

**

Naya masih berjalan di trotoar seperti orang yang tak tentu arah. Kemudian mampir ke beberapa toko atau pun tempat lainnya sekedar menanyakan lowongan pekerjaan.

Sebenarnya agenda perkuliahan Naya sudah selesai dan dia sudah memenuhi syarat kelulusan. Namun untuk tahap selanjutnya dia harus melakukan kegiatan koas/praktek di sebuah rumah sakit terlebih dahulu. Jadi sampai menunggu waktu koas dia bisa bekerja terlebih dahulu.

Sudah beberapa toko yang Naya masuki. Dan dengan jawaban yang sama, tidak adanya lowongan. Sampai dia tiba di sebuah minimart 24 jam yang sedang mencari pekerja hanya untuk jadwal tengah malam.

Dengan senang hati gadis itu mencoba melamar. Dan, seakan keberuntungan menghampirinya, ia langsung di terima bekerja di situ. Esok hari gadis itu sudah bisa bekerja.

Betapa senangnya Naya hari ini. Dia berjalan ke rumah untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak karena hari ini dia tidak ada jadwal bekerja di kafe milik Deni.

Sampai di depan rumah, Naya dikejutkan dengan keadaan rumah yang sangat berantakan. Di mana semua barang miliknya yang berada di kamar berserakan di ruang tamu.

"Apa yang kau lakukan!" Teriak Naya pada Ayahnya yang terus menghancurkan kamarnya.

"Kau letakkan dimana uangmu?!" Tanya sang Ayah sambil mencengkram kerah kemeja Naya.

"Apa? Uang? Aku tidak memiliki uang! Seharusnya kau bekerja jika menginginkan uang!!" Teriak Naya sambil menghempaskan tangan sang Ayah dari kerah bajunya.

HURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang