#10 - Tercyduk

4 3 0
                                    

Pagi ini sekolah sedang digemparkan oleh gosip mengenai para murid yang sudah sebulan menghilang.

Seperti biasa aku dan Marcel baru saja memasuki pintu masuk sekolah, dan sudah banyak geng-geng yang bergosip.

Aku dan Marcel memutuskan untuk duduk sebentar tak jauh dari salah satu geng yang sedang bergosip tersebut. Jam masuk sekolah juga masih lumayan lama. Dan kami juga sengaja menguping pembicaraan mereka. Jangan tanya siapa yang sedang bergosip, sudah pasti mereka perempuan.

"Kau tahu Teressa dari kelas 2-C? Ternyata selama ini dia tidak hilang tapi mati!"

"Kau serius?"

"Dia ditemukan mati di kost-an pacarnya, Brandon!"

"Si Brandon anak kelas satu? Ya ampun kenapa bisa?!"

"Ada rumor juga kalau mereka berdua sering menginap bersama dalam satu kamar."

"Wowwwwww"

"Lalu mayat yang ditemukan di minimarket yang terpencil waktu itu, ternyata itu adalah Dian kelas 2-A!"

"Oh Dian yang sok cantik itu kan? Dan ada lagi kabar dari kakak kelas kita Zidan yang ditemukan tak bernyawa di tepi kolam renang sekolah kita."

"Iya aku juga tahu soal Kak Zidan. Kukira hanya hoax, ternyata memang benar. Mayatnya sudah diotopsi."

"Dan parahnya lagi mayat mereka ditemukan dalam keadaan yang mengenaskan! Makanya hasil identifikasinya lama."

"Yap. Dan sekarang saja sudah ada mayat lagi di sekolah ini. Aku merasa aneh sejak kematian Dina yang bunuh diri lompat dari atap sekolah."

"Tahu dari mana kalian semua informasi itu?" tanya Marcel tiba-tiba. Aku tidak sadar kalau dia sudah menghilang dari sampingku dan menghampiri gadis-gadis itu, saking fokusnya aku menguping. Dasar nekat!

"Dari seseorang yang bernama Anonémouse. Di akun sosmednya dia mengkonfirmasi kalau semua itu memang benar."

"Oya? Apa buktinya?"

"Dia bilang kita tunggu saja sampai ada pihak berwenang yang mengumumkan hasil penyelidikannya. Dan ternyata sekarang memang benar info itu."

"Kau percaya begitu saja?"

Aku langsung menarik Marcel dan menjauh secepatnya dari mereka.

"Kau mau ketahuan ya?" tanyaku ketus.

"Mereka tidak mungkin bakal menyadarinya. Mereka terlalu bodoh. Mereka kan selalu meremehkanku."

Sesaat kemudian bel masuk berbunyi. Kami pun berpisah dan memasuki kelas masing-masing.

Saat dalam perjalanan menuju kelasku, kebetulan aku bertemu dengan Jerry di koridor depan kelasku. Dia sedang menatap ponselnya sambil memasang wajah tercengang. Wajahnya seperti orang kena serangan jantung. Aku penasaran apa yang terjadi.

* * *

Waktu istirahat sudah tiba! Aku mencari Marcel dan akhirnya menemukannya di dekat toilet perempuan di lantai 2.

"Sedang apa kau di sini? Mau mengintip perempuan ya?" tanyaku mengejek.

"Aku sedang mengecek siapa orang yang menyebarkan info seperti itu di sosmed."

"Sepertinya kau mulai serius."

"Aku masih belum merasakan adanya ancaman sih."

"Hei kau tahu? Tadi pagi aku bertemu Jerry di depan kelasku. Dia sedang menatap ponselnya dan wajahnya itu... sangat suram! Seperti orang ketakutan--"

Marcel's Diary In DieopadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang