Hillma berjalan menuju ke ruang kelasnya sambil sesekali mangusap hidung mancung miliknya yang masih nyeri. Padahal kena bola basketnya kemarin sore, tapi efeknya luar biasa, sampai hari ini pun masih terasa. Bahkan ia menempelkan sebuah plester luka di hidungnya itu.
"Lelet amat Hill jalanya?" ujar seseorang membuat Hillma tersentak kaget, Hillma reflek menolek ke belakang, terlihat seorang perempuan rambut panjang memakai rok cukup pendek, Hillma mengerutkan dahi seperti pernah melihat wanita yang ada di depannya ini. Tapi kapan?
"Gue Mila anjay, masa lo lupa si? Gegara penampilan gue beda ya? Jelek apa?"
"Eh? Mila toh, habis kelihatan kayak cewek beneran, biasanya penampilan lo kek laki-laki si jadi pangkling gue, btw bagus kayak gini kok dari pada kayak cowok." Mila nyengir lebar,
"Beneran nih? Btw hidung lo kenapa di plester segala? Jerawat ya..?" Hillma memutar bola mata malas,
"Gak kenapa-napa sih, cuma sakit aja, gak luka sih tapi kalau di tempeli plester jadi gak nyeri." Jawab Hillma sambil berjalan melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda karena datangnya Mila.
"Sakit gegara?"
"Kena bal basket!"
"Siapa yang ngelempar ke arah lo emang?"
"Aish, Calon pacar lo, udah ah gue mau masuk ke kelas dulu ya Mil, daah sampai ketemu istirahat nanti!" Ujar Hillma meninggalkan Mila dengan kerutan di dahinya, tapi beberapa detik kemudian Mila tersenyum.
Hillma menghempaskan tasnya dengan kasar di meja, ia segera melipat kedua tangannya, di meja lalu tidur. Licya tersentak kaget akan kedatangan Hillma yang tiba-tiba, ia mengerutkan dahi tak biasanya Hillma membanting tasnya di meja lalu tidur, biasanya Hillma selalu menyapa teman-teman sekelas.
"Hil, lo kenapa si? Pagi-pagi udah kek emosi aja." Ujar Licya heran. Hillma bangun, ia menoleh ke arah Licya.
"Tau ah! Rasanya cuma pengen marah aja gitu, padahal gak ada apa-apa juga, cuma hawanya pengen marah!"
"Pms ya lo?" Hillma segera menggeleng mendengar pertannyaan Licya.
"Tau lah gue tu--"
"Bentar-bentar, btw hidung lo kenapa di kasih plester segala Hil? Jerawat apa coy?" Hillma memutar bola matanya malas, lagi-lagi ia ditanya hal seperti itu.
"Bukanlah! Ini tu gegara kena bola basket waktu kemarin itu lo!"
"Emang lecet apa Hil? Setau gue cuma lo mimisan yak? Bukannya mimisan tu gegara pembuluh darah lo pecah? Di dalem kan? Gue baru tau kalau bisa di luar efeknya." Hillma melotot. Licya memang niat mengejeknya,
"Yaa hidung luar gue gak lecet si cuma ya, agak mendingan aja kalau hidunya gue plester" Hillma menjawab sambil nyegir lebar,
"Alah caper kalik ke gue," Tiba-tiba sebuah suara menyahut, membuat Hillma dan Licya reflek menoleh, Galih sambil bermain ponselnya di bangku miliknya, sepertinya sedari tadi Galih menguping pembicaraan Hillma dan Licya.
"Maksud lo apa?" Sosor Hillma, Hillma reflek berdiri sambil menghentakkan tangannya ke meja membuat semua orang yang berada di kelas menoleh,
"Santai, uy gue cuma bercanda. Lagian lo pake di plester gegara mimisan kan pas itu? Lo mau ya kalau gue tanggung jawab?" Hillma melotot,
"Dih, mana ada. Gak butuh pertanggung jawaban lo ya!" Galih mengalihkan pandangannya dari ponsel, ia menatap Hillma sejenak,
"Yakin? Lo kagak mau skin dari game yang lagi gue mainin?" Kata Galih sambil menunjukkan layar ponselnya.
Mata Hillma melebar, Buset skin langka anjer, gue aja belum dapet. Ujar Hillma dalam hati, Hilma meneguk ludah kasar.
"Bodo amat gue gak peduli lah ya." Shit gue pengen banget anjay batin Hillma dalam hati.
"Yaudah terserah lo lah." Jawab Galih dengan santai, Galih langsung beranjak pergi.
"Ehh Tunggu Lih, gue mau nanya, Nick lo apa?" Pertanyaan Hillma membuat Galih menghentikan langkahnya.
"HezaGa, itu nick gue."
Tbc
Pendek? Maaf ya, karena ga ada ide jadi seadanya aja. Dan sorry baru bisa up, karena banyak kegiatan dan males main wp :v
Thursday [13/12/18]
KAMU SEDANG MEMBACA
NGNL : HiL-Ga
Teen FictionNo Game No Life Itu adalah prinsip Galih, selama dia hidup. Sebagai seorang gamer handal tingkat akut. Satu hari saja tanpa game, mungkin dia berasa akan mati. Kesepian, "Kau boleh meremehkanku dalam banyak hal, tapi tidak dalam permainan." [01518]