"Oke apasih hubungannya Polisi dengan Cokelat?" Ujarku kepada ketiga temanku, saat ini istirahat sedang berlangsung dan kami berada di kantin. Ketiga kawanku reflek menatapku dengan tanda tanya besar di atas kepala mereka.
"Emm bapak anak kali?" Jawab Mila seenak jidat.
"Em mungkin polisi yang buat cokelatnya?" Lanjut Silvi yang tak kalah mengasal.
"Mungkin, coklat itu selingkuhannya polisi." Jawab Licya.
Aku membuang nafas kasar, sungguh teman-temanku ini sangatlah tidak peka, aslinya aku hanya ingin menyindir Galih berhubung meja yang diduduki kami tidak jauh dari meja Galih dkk. Pasti mereka bisa mendengar pembicaraan kami bukan?
"Ohya tadi cokelat itu dari siapa Hil," tanya Licya yang membuatku langsung menatap tajam bola mata miliknya.
"Cokelat?" kata Silvi bersamaan dengan Mila aku memijit hidung mancungku yang terasa sangat pusing. Oke aku tidak berbohong bahwa saat ini hidungku memang benar-benar terasa pusing.
"Iya tadi Hillma dapet cokelat. Gua liat sendiri kok, Hillma juga sempet tanya sama gua siapa yang ngasih." ujar Licya sambil menguyah risoles mayo milik Mila, Mila yang sadar risoles miliknya berkurang langsung menatap tajam Licya, sementara Licya hanya nyengir,
"Jangan ngaco deh Lic, gua gak dapet cokelat dari siapa-siapa haha, ngantuk lo mah." ujarku mengelak, padahal jelas-jelas aku sempat bertanya dengan Licya siapa sang pemberi cokelat.
Aku menyeruput es maribang rasa mangga dengan nikmat, sungguh rasa es dengan harga 1000 rupiah ini sangat mirip rasanya dengan jus manga. Daripada aku habiskan duit 8000 rupiah hanya untuk membeli jus mangga asli, lebih baik aku beli yang kawe dengan harga murah meriah. Oke kalian mau menganggapku hemat atau apalah itu terserah. Aku orangnya memang kalau lagi irit ya irit banget, tapi kalau boros borosnya sampe ke dna. Hampir aja rela ginjalku hilang satu.
"Oh iya surat edaran tetang campingnya udah di bagi belum sih?" tanyaku sengaja mengalihan topik agar tidak ke cokelaat terus.
"Haduh, Hill kalau mau ngalihin pembicaraan tuh mikir dulu lah." Ejek Silvi tersenyum remeh, Aku hanya nyengir memamerkan deretan gigi putihku, iya putih yakali hitam.
"Surat edaran camping tuh udah dibagi kok, kelas IIS udah pada dapet. Cuma Mipa nih yang belum." Jawab Licya
"Ehh itu tergantung, seharusnya tuh ketua kelas yang ngambil surat edarannya di Wakasek," Lanjut Silvi, aku hanya mengangguk.
Tetang camping sebenarnya aku tidak mau ikut, yah males aja pengalaman camping sebelum-sebelumnya membuatku trauma dan malas kalau ikut camping lagi, tapi ya gak tau sih kalau camping ini mungkin saja mengasyikkan?.
"Lo ikut camping kan Hill" tanya Licya antusias, baru saja aku membatin ragu mau ikut atau tidak, aku menggigit bibir bawahku masih bingung, ikut atau tidaknya.
"Emm mungkin iya, mungkin juga engga. Masih ragu gua." jawabku sambil nyengir, Silvi, Mila serta Licya hanya menggelengkan kepala mereka.
Aku mengambil ponselku yang ada di rok sekolah, kunyalakan benda pipih tersebut. notifikasi menyerbu layar handphone ku, kebanyakan sih ya dari aplikasi whatsapp, itu pun paling banyak yah grub.
Ada satu persan line yang membuatku mengernyitkan dahi, jangan lupakan aku seoramg gamer yang pasti punya aplikasi Line karena Line memang banyak digunakan para gamer daripada aplikasi whatsapp sendiri.
@BlankZero add you
Blank Zero : Hei, lo couple gua di game Musik avatar kan?
Mataku semakin menyipit, aku membaca pesan tersebut berkali-kali. Setelah membaca ulang sampai 10 kali akupun teringat, BlankZero nick couple Game ku. Tanpa berfikir lagi aku segera membalas pesan Line nya.
MegaHiL : Eng. Iya.. Ini BlankZero benerankan?
Read.BlankZero : Hooh wkwk, kok sekarang lo jrng online? Hampir aja gua datang ke vikaris(Tukang nyerein char) wkwk.
MegaHiL : Ehee sorry, sibuk soalnya hehe ya nantilah gua usahain, btw kok lu bisa dpt id line gua sih?
Read.BlankZero : Pikun? Lo kan pernah ngasih id lo ke gua, yah sekitar 2mg yg lalu.
MegaHiL : Oh iya ya, mendadak lupa gua, yaudah salken yo
Read.BlankZero : Iyo salken jg, btw asal mn?
MegaHiL : Kota pelajar nih:D sebaliknya?
Read.BlankZero : wah sama dong, daerahnya mana?
MegaHiL : Di kotanya kok,
Read.B
lankZero : Anjay kapan-kapan bisa meet nih, lu bkn hode kan wkwk
MegaHiL : Bkn lah, lu kali yg hode wkwk gw mah ceue asli dari lahir wkwk.
Aku terkekeh pelan, bisa aja nih ngatain hode, haduh jadi trauma kalau cpan di game pernah dulu sampe wedd ternyata yang mainin masih bocah umur 12thn dulu juga malah ternyata yang pake char cowok itu aslinya cewek sumpah ngeri bener dunia game itu, apalagi kalau baper aduh pusing pokoknya.
Setelah beberapa menit pesan itu tak kunjung dibaca ku matikan ponsel lalu kumasukkan ke saku rok, aku kembali menyeruput jus mangga(jadi-jadian) yang tinggal seperempat gelas.
Mataku menelusuri kantin, dimeja yang biasanya Galih dkk duduki, sekarang hanya ada 3 orang disana ya tidak ada Galih, hanya Farel, Dewa, Dan Alif.
"Cuy, gua balik dulu ya ke kelas." Pamitku ketiga temanku mengangguk,
Aku segera pergi keluar dari kantin, saat hendak memasuki kelas sebuah tangan mengentikan langkahku, lalu menarikku dengan paksa membawaku ke taman belakang sekolah,
Aku menatap tajam seseorang yang ada dihadapanku laki-laki dengan tinggi 178 tengah menatapku dengan tatapan mengintimindasi. Aku membuang nafas kasar lalu kupaksakan gegamannya di lenganku lepas.
"Apa??" Ujarku tak bersahabat, dia menatapku tak kalah tajam aku menunduk tidak kuasa menerima tatapan matanya. Dia mendekatkan wajahnya pada wajahku, hingga nafasnya menerpa wajah, membuatku bergidik seketika.
"Polisi tuh gak punya hubungan apa-apa sama coklat." Ucapnya tepat di telingaku. Dia segera menjauhkan wajahnya dari wajahku. Galih sialan! Ya laki-laki yang ada di depanku saat ini lain tak bukan adalah Galih.
Galih meraih tanganku lalu memaksakan jari-jadi tanganku yang tadinya mengepal jadi membuka, dia mengambil satu batang cokelat dari saku celananya lalu di tempelkan cokelat itu pada telapak tanganku."Gua gak ada niat ngambil barang yang udah gua kasih ke orang. Anggep aja tuh cokelat bukan dari gua." setelah mengatakan itu Galih berlalu pergi dari hadapanku.
Tbc.
Selamat malam minggu jomblo:)
Written on :
[12/Oct/19]Ok. See you next chap.
KAMU SEDANG MEMBACA
NGNL : HiL-Ga
Teen FictionNo Game No Life Itu adalah prinsip Galih, selama dia hidup. Sebagai seorang gamer handal tingkat akut. Satu hari saja tanpa game, mungkin dia berasa akan mati. Kesepian, "Kau boleh meremehkanku dalam banyak hal, tapi tidak dalam permainan." [01518]