Hari ini hari pertama tanpa Connor, aku kembali pada suasana 4 thn lalu saat pertama kali aku datang ke Paris bertemu Alya, Alvin juga Emma sahabat sekaligus keluarga ku di sini, aku dan Alya mulai saling menyapa dan mulai bisa mengobrol meskipun masih sedikit canggung.
Kami kembali pada keadaan normal aku mulai terbiasa, sepertinya rasa sepi kembali menjadi teman baik ku saat ini.
Dan di saat aku mulai bisa sedikit melupakan tentang 4 thn ku di Paris tiba-tiba saja, dia kembali mencari ku, entah apa yang ada di pikiran ku saat itu tapi aku malah membiarkan nya masuk kembali di kehidupan ku, Niall dia menjadi lasan satu-satu nya untuk aku kembali ke Indonesia saat itu.
Aku meninggalkan kehidupan dan kenangan ku di Paris berharap aku bisa kembali berdamai dengan kehidupan ku yang lama, awalnya terlihat begitu sempurna, Niall melamarku di hadapan makam ibu ku dia kembali menjadi Niall yang pertama ku kenal rasanya masih senyaman dulu, tapi kali ini aku benar-benar tidak mengerti dengan perasaan ku, aku memutuskan pertunangan ku dengan Niall dan memilih untuk kembali ke Paris aku tidak bisa membohongi hatiku dengan berpura-pura seperti ini, tentang aku dan Niall itu hanya cerita lama yang sudah tidak bisa aku lanjutkan.
Aku kembali ke Paris dan benar dugaan ku Connor juga melakukan hal yang sama denganku dia memutuskan pertunangan nya dan kembali ke Paris, seperti nya Paris akan menjadi rumah tempat untuk kami kembali.
Tapi sepertinya tuhan memiliki alur cerita yang berbeda denganku karena tak lama setelah pertemuan itu, aku dan Connor mengalami kecelakaan dan Tuhan mengambil dia untuk selamanya, aku selalu menyalahka diriku atas semua itu dan tuhan menyembuhkan luka hati ku dengan mempertemukan aku dan Brad kembali.
Saat itu Turun salju pertama, aku selalu melupakan mantel, biasanya ada Connor yang akan memberikan mantelnya untuk ku, ucapku dalam hati, aku berjalan menuju apartemen.
Lalu seseorang berjalan mendahului ku dan memberikan mantelnya sambil berkata
"Kamu masih saja sama! Kamu selalu melupakan hal-hal penting, apa kamu ingin mati membeku?"Aku menoleh ke arah nya dan tersenyum
"Apa ini sebuah kebetulan?" Tanyaku
"Tidak ada yang kebetulan, ini seperti nya memang rencana Tuhan!"
Sejak saat itu aku dan Brad mulai memperbaiki hubungan lama kami yang awalnya tak jelas menjadi jelas, bahkan Brad menunjukkan pesan terakhir dari Connor yang menyuruh nya untuk menjaga ku saat dia tidak ada di samping ku.
Aku selalu menjalani hubungan yang salah, dan selalu berakhir dengan salah, tapi Brad adalah satu-satunya yang mengawali semua nya dengan kesempurnaan maka kamipun berakhir dengan sempurna.
Kami menikah dan menetap di Paris, kami membeli studio musik milik Rebecca, dan Alya masih bekerja di sana dia pun kini sudah bertunangan dengan pria Belgia, Emma sudah resmi menjadi dokter dan Alvin ya seperti itu lah dia tidak ada yang berubah dari nya.
**
Sejak kemarin aku dan Alya menginap di studio.
"Alya seperti nya aku perlu memanjakan diri" ucapku"Ya aku pun! Sebaiknya kita pergi ke tempat spa, karena hanya itu yang bisa membuat ku merasa baik" jawab nya
Kami pun sepakat untuk pergi ke tempat spa bukan hanya aku tapi Emma dan Alvin pun sudah menunggu di sana, dan aku bertemu dengan pria yang seperti nya umur nya lebih muda beberapa tahun dari ku dia menatap ke arah kami sambil tersenyum, terlihat cukup manis sampai-sampai membuat Alvin berteriak histeris karena melihat ketampanan nya.
Saat semuanya telah selesai dan kami berjalan menuju pintu keluar pria tadi menghampiri kami
"Aku Blake!" Ucap nyaAlvin meraih tangan nya dengan senyuman menggoda dan sesekali menggigit bibir bawahnya Alvin menyebutkan nama nya "aku Alvin!"
Terlihat dari wajah nya jika Blake merasa jijik pada Alvin, tapi pandanglah nya kembali padaku dan dia memberikan bunga yang di bawa nya "untuk mu!"
Aku hanya tersenyum
"Kenapa kamu tidak mengambilnya?" Tanya dia
"Karena dia sudah menikah!"ucap Brad sambil mengambil bunga dari tangan nya dan memberikan Bunga itu pada Alvin
"Kamu terlalu muda untuk menjadi kan dia sebagai kekasih mu!" Ucap Brad pada Blake "jadi cari dan pacari gadis yang seumuran dengan mu saja!" Tambah nya sebelum dia menarik ku keluar dari sana."Kenapa kamu bersikap seperti itu pada nya?"
"Apa kamu tertarik dengan pria tadi?"
"Tidak!"
"Lalu?"
"Ya kamu gk harus memperlakukan nya seperti tadi"
"Terus seperti apa? Mengambil Bunga nya dan berterima kasih?"
"Dia pria yang cukup tampan, dia manis bahkan dia membelikan aku bunga"
"Hentikan!! Itu membuat telinga ku terasa sakit!"
"Tapi yang aku katakan itu benar, kamu lihat kan tadi saat dia tersenyum itu lebih terlihat manis"
"Hey aku bisa memberikan mu senyuman yang lebih manis dari dia!"
"Tapi dia memberiku bunga!"
"Aku akan membelikan mu bunga yang banyak, beserta kembun nya akan aku belikan untuk mu! Tapi berhenti mengatakan tentang dia!"
"Tapi dia lebih tinggi dari mu?"
"Ya tapi aku lebih tampan dari nya!"
"Itu benar!" Ucapku sebelum masuk ke mobil.
**Esok hari nya Brad menyuruh ku untuk pulang ke rumah lebih awal, ternyata Brad menyimpan banyak hadiah untuk ku
"Apa semua ini?" Tanyaku
"Hadiah untuk mu, semua Hadiah yang belum sempat aku berikan padamu!"
"Kamu membuat air mataku terbuang percuma!" Ucapku "terimakasih! Bahkan aku belum sempat mengatakan itu!"
Brad menghapus air mata ku "I love you!"
"Love you too...."
Tamat
KAMU SEDANG MEMBACA
You
Fanfictionsaat Zilla memutuskan untuk pergi meninggalkan semua kisah cinta segi rumit nya, dan memilih Paris sebagai tempat persinggahannya. Namun sepertinya takdir lain sudah menunggu nya di sana, dia di pertemukan dengan pria yang membawanya dalam kisah bar...