Tarang

56 6 0
                                    

Hiduplah seorang remaja di sebuah desa kecil bernama Ploso, Tarang ia sering dipanggil. Tarang orangnya suka jahil dan sangat nakal. Hingga ia dikucilkan seluruh kampung dan keluarganya sampai Tarang ingin meninggalkan desanya sendiri karena tidak betah tinggal. Suatu hari di perbatasan Desa Ploso terdapat sebuah penampungan bak air yang sering dipakai oleh warga sekitar. Si Tarang bepergian sendiri menuju bak penampungan itu. Senja semakin memudar, dengan berbekalkan sebuah ember ia langsung mengambil air dari bak itu. Ketika ember itu terisi penuh terdengar suara kicauan gagak yang samakin lama semakin terdengar keras. Tarang merinding takut. Suara kicauan itu semakin didengar semakin terasa sakit di telinga, karena suara itu si Tarang terjatuh dan tak sadarkan diri seolah hari itu ia sedang mendapat karma.

Beberapa saat kemudian sadarlah si Tarang dan terkejut melihat sekitar. Ia melihat desanya yang dulu sangat rindang banyak aneka tumbuhan dan pepohonan kini berubah menjadi bangunan tinggi bertingkat hingga sampai langit dan aneka transportasi yang sangat canggih. Yang dulunya orang-orang memakai gerobak untuk bepergian kini menjadi sangat modern. Secara tak sengaja Tarang telah pergi ke masa depan setelah sadar dari pingsan karena kicauan gagak yang sangat keras. Ia merasa bahwa dirinya sangat beruntung bisa ke masa depan.

Kemudian Tarang mulai berkeliling dan melihat-lihat kehidupan di masa depan. Tarang yang hanya berpakaian layaknya orang desa yang pakaiannya kumuh dan lusuh dipandang rendah oleh orang-orang yang melihat si Tarang. Karena merasa malu dilihat oleh orang-orang ia melarikan diri dan kabur dari pandangan orang-orang yang melihatnya. Si Tarang pergi sedang ia tak tahu arah kemana ia pergi. Karena tempatnya yang sangat asing ia sampai di daerah pinggir kota. Di situ terdapat barang bekas yang dibuang oleh orang kota karena sudah tak layak pakai baginya, namun barang itu digunakan oleh Tarang untuk bertahan hidup di sana.

Sudah beberapa hari Tarang hanya di tempat itu. Ia bersabar dan berdoa serta berharap kepada Tuhan bahwa akan ada bantuan yang akan ia terima. Namun, beberapa hari kemudian bantuan tak kunjung datang. Tarang sangat kelaparan dan haus akan segalanya. Karena kehabisan pikiran ia memutuskan untuk mencuri. Tarang nekat ke kota lalu langsung ke sebuah toko dan mencuri beberapa makanan dan pakaian baru yang ia inginkan. Namun, tak disangka bahwa Tarang tertangkap dan dipukul hingga berdarah dan memar di seluruh tubuh oleh seorang berseragam dengan senjata pentung di tangannya.

Hingga beberapa bulan telah Tarang lewati. Tarang sangat kesakitan dan sangat lapar karena tak makan. Hingga Tarang sudah mencapai batasnya, ia merasa bahwa ia akan mati di sana. Tak seorangpun tahu keberadaannya dan tak seorangpun tahu darimana asalnya.

Merasa sangat tak berdaya, Tarang seolah mengadapi kematiannya. Badannya kaku dan seluruh anggota badannya tak bisa digerakkan. Tiba-tiba datang seekor gagak yang seolah sedang bekata kepadanya. Tarang tak sadarkan diri. Saait itu ia bermimpi waktu berjalan mundur dari di mana ia akan mati hingga dari ia sampai ke masa depan. Setelah beberapa lamanya, Tarang sadar dari kematiannya. Dan ia terkejut bahwa desa yang kemarin ia lihat telah menjadi gedung bertingkat, kini kembali lagi seperti semula. Namun, yang berbeda bahwa bak penampumgan itu kini telah hilang secara misterius dengan meninggalkan jejak yaitu terdapat bulu gagak yang rontok di sekitar bak penampungan itu berada.

Tanpa pikir panjang Tarang pergi meninggalkan tempat tersebut sambil memikirkan keanehan yang ia alami. Yang ia yakini bahwa ia ke masa depan karena kicauan gagak, lalu kembali ke masanya karena didatangi sang gagak, dan bak penampungan yang hilang dengan meninggalkan bulu-bulu gagak.

Kini, Tarang menjalani kehidupan yang berbeda, karena kejadian yang telah menimpanya. Ia tidak menceritakkan apa yang telah ia alami ke orang lain. Tarang mulai merubah dirinya. Perbuatan, perkataan, dan sifatnya yang jahil dan nakal telah ia rubah. Dan seiring berjalannya waktu, si Tarang menjadi orang yang disegani oleh masyarakat di desanya, karena perubahan sifat yang membawanya menuju kebaikan pada dirinya sendiri

Oleh : ArifSetyaji

HikayatWhere stories live. Discover now