11. Alan Hogue

17.5K 759 18
                                    

Pria dengan setelan kasual itu baru saja tiba dibandara New York, mengenakan sweater biru dipadukan dengan celana jeans serta sepatu kets. Ia menenteng tas ransel dipunggungnya, kacamata hitam bertengger dihidung mancung itu. Ia meggeret koper dan berjalan santai keluar dari bandara, tak menghiraukan tatapan jahil dari beberapa wanita yang berselisihan dengannya. Pria tampan itu seharusnya lebih cocok menjadi model busana dari pada seorang dokter, tubuhnya yang proporsional dan garis wajah yang sempurna untuk ukuran pria muda.

Alan...
Seorang dokter muda yang tak lain adalah pemilik rumah sakit dibeberapa kota. Bisnisnya berkembang pesat karena pengaruh pamannya dinegeri ini, pria berusia 28 tahun dan masih lajang itu selalu menjadi perhatian setiap gadis. Bahkan tak jarang ia dijuluki pemain ulung oleh beberapa rekan kerjanya, namun ia menanggapinya hanya biasa saja.

Ia menaikan kedua bahunya ketika kumpulan wanita yang berada tak jauh darinya melirik serta tersenyum jahil kepadanya saat ia tengah menunggu taksi dipinggir jalan. Alan hanya menyunggingkan senyum, dan memasuki taksi. Ia menunjukan alamat kepada sopir, taksi lalu melaju kearah yang dituju oleh Alan.

Kota New York dimalam hari, tak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya seperti terakhir ia menginjakan kaki dikota yang serba sibuk ini. Alan melihat keluar jendela, hanya ada kerlap-kerlip lampu dan gedung pencakar langit, sama sekali tidak ada hutan yang selalu ia sukai atmosfernya, Alan menggelengkan kepala. Jika saja Aunty Carol tidak memberinya peluang besar untuk membuka cabang rumah sakitnya dikota ini, maka Alan tidak akan repot-repot kesini.

Dan lagi, ia dapat bertemu Valery. Aunty Carol telah berjanji kepadanya agar menjodohkan dirinya dengan Valery. Sesuatu hal yang ia tunggu sejak dulu, Alan menyeringai...

....

Suara ketukan pintu menggema dari dalam ruangan, Carol tersenyum sumringah ketika ia sedang sibuk membaca majalah lama. Carol menuju pintu utama, membuka lebar pintu besar tersebut dan melihat keponakan suaminya itu berdiri dengan gagahnnya.

"Ah, my dear Alan...." ucap Carol seraya memeluk Alan dan dibalas hangat oleh pria itu.

"Aunty.... bagaimana kabarmu?" Tanya Alan dengan senyum mengembang.

"Baik.... sangat baik, ayolah masuk! Aunty telah menunggumu sejak tadi, lebih baik kita berbicara didalam" kata Carol mempersilakan Alan masuk, membawa koper Alan kedalam kamar yang akan ditinggali oleh pria itu.

Sementara Alan masih dilantai satu, melihat beberapa foto yang dipajang indah didinding ruangan. Terdapat foto pernikahan paman dengan bibinya, dua anak mereka yang masih bersekolah dielementary school, dan juga ada foto Valery disini. Dahi Alan mengernyit, sejak kapan gadis itu tinggal disini? Batin Alan.

Alan mendengar derap langkah kaki, ia menoleh kesamping dan menemukan pria tinggi dengan tubuh besar. Pamannya yang telah lama tak ia jumpai, Alan berusaha sebaik mungkin, meski ia tahu pamannya itu tak pernah menyukai dirinya, entah mengapa.

"Uncle Chris?" Sapa Alan seraya menjulurkan tangannya.

"Alan..." balas Chris dengan wibawanya, namun wajah tampan itu terlihat dingin, tak menyukai keberadaan Alan dirumah ini.

"Bagaimana rumah sakitmu?" Tanya Chris sekedar berbasa-basi.

"Sebentar lagi bangunannya akan selesai"

"Hm..." gumam Chris tak perduli.

"Alan!" Ujar Aunty Carol yang tengah menuruni tangga, mulut Alan terbuka. Ketika melihat gadis yang selama ini ia rindukan, Valery...

Gadis itu menuruni tangga dengan Aunty Carol, wajahnya masih secantik dulu. Tak ada yang berubah darinya, meski rambutnya kini lebih panjang dari terakhir kali mereka bertemu.

Sementara disebelahnya, Chris menghembuskan nafas kasar. Tak suka dengan pandangan lapar Alan terhadap gadisnya, ia mengetatkan rahang, mengepalkan kedua tangannya dan Carol dapat melihat dengan jelas kebencian yang terpancar dari wajah suaminya itu.



***

To be continue

11 Oktober 2018

***

"Cause i'm afraid of losing you." 🖤

BONDAGE DREAMERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang