17. Missing Her

14.8K 701 9
                                    

Alan duduk dimeja kerjanya, memijit pangkal hidung ketika sakit kepala menyerang.

Gadis itu menghilang selama beberapa hari ini, setelah malam dimana ia meninggalkan Valery sendiri dipantry. Gadis itu tak pernah muncul lagi, bahkan Aunty Carol telah melaporkan kasus ini kepihak berwajib hingga membuat wanita itu stres. Yang lebih menganehkan lagi, Valery menghilang disertai Uncle Chris yang tidak ada kabar.

Brak!

Alan cukup terkejut, Aunty Carol memasuki ruangan kerjanya begitu saja seraya melemparkan tasnya kesembarang arah. Wajah wanita itu terlihat kesal dan letih, ia mendudukan dirinya begitu saja tepat diseberang Alan.

"Bagaimana ini Alan? Apa Aunty harus menunda acara pertunangan kalian?" Ujar Carol tertunduk lesu.

Alan mendengus kesal, Valery belum ditemukan dan ia tidak mengetahui keadaan gadis itu, namun Carol malah mempermasalahkan pertunangan.

"Aunty, hentikan semua omong kosong pertunangan. Aku hanya ingin Valery dalam keadaan baik-baik saja" protes Alan.

"Gadismu itu baik-baik saja jika bersama Christian!" Bentak Carol tak mau kalah.

"Apa?"

"Tidakkah kau mengerti? Tidak ada kabar dari Chris setelah Valery menghilang, kau pikir kemana lagi gadis itu pergi selain bersama suamiku?" Tekan Carol seraya melotokan kedua bola mata yang dihiasi maskara tebal dan bulu mata palsu itu.

"Kau terlalu cepat mengambil kesimpulan" ujar Alan seraya berdiri dari duduknya dan berdiri menatap keluar jendela.

"Bagaimana jika benar?"

"Maka aku tidak akan membiarkan itu terjadi"  jawab Alan, Carol menyunggingkan senyum.

"Sebaiknya kau cepat temukan gadis itu, lalu pertunangan akan diadakan secepatnya" ujar Carol.

Alan mengernyitkan dahi, berpikir sejenak.

"Apa Uncle Chris memiliki tempat tinggal lain? Diluar kota mungkin."

Carol menggeleng, berpikir keras dimana pria itu biasa membawanya dahulu.

"Ada suatu tempat dimana Chris melakukan kegiatan anehnya ketika bercinta, tapi aku tidak yakin ia masih kesana" kata Carol sambil berpikir.

"Mungkinkah?"

"Kenapa kau tidak mencobanya?" Ujar Alan meyakinkan.

...

Valery mengerjapkan kedua matanya, kepalanya terasa sakit dan tubuhnya terasa mati rasa. Ia melirik kekanan dan kiri, masih dalam keadaan terbaring Valery melihat sekeliling.

Ternyata itu semua bukan mimpi, semua itu benar adanya dan ia masih berada didalam ruangan terkutuk tersebut. Valery melihat perlatan aneh itu lagi, bergantungan dengan indah dilangit-langit ruanhan dan tertata rapi dilemari kaca.

Gadis itu bergidik ngeri, masih terngiang dikepalanya ketika Chris dengan sengaja membius dirinya dan akhirnya Valery kehilangan kesadarannya hingga detik ini.

Valery mencoba mendudukan dirinya dengan perlahan, ia mengernyitkan dahi ketika melihat kedua kakinya diperban. Valery masih mengingatnya, ketika dirinya harus berjalan dengan kaki telanjang menyusuri jalan kerikil dan rerumputan.

Valery mencoba berdiri, menyesuaikan telapak kakinya yang terasa masih nyeri.


....

Sementara diluar rumah tersebut, Chris menyesap dalam-dalam rokoknya. Merasakan kesunyian yang ada disana, benar-benar tenang dan tidak ada tekanan. Ingin sekali ia menikmati suasana ini selamanya, bersama Valery, terlepas dari Carol adalah hal yang selalu ia dambakan. Meninggalkan dunia hingar bingar meskipun hanya sebentar mungkin dapat menghilangkan kegilaannya sejenak.

Valery bagaikan penenang baginya, bagaikan dewi surga senyuman dan canda tawa gadis itu mampu membuat hatinya merasa tentram. Dan Chris sangat menginginkan hal-hal yang seperti itu dari pada harus hidup tanpa rasa kasih sayang dengan segala kemewahan yang ada didalamnya, hanya karena orang tuanya ia menikah dengan Carol.



***

To be continue

16 Oktober 2018

***

To be with you is the most beautiful thing that i've ever want ❤

BONDAGE DREAMERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang