Part 9

41 3 1
                                    

*happy reading guys

"devan.....!",  teriak gaby di tengah lapangan.

"apa?", jawab devan malas menanggapi gaby yang tiap harinya makin bikin devan muak dengan semua sikap gaby yang selalu menempel padanya dan semua sandiwara gaby yang pura-pura menyukainya.

"kamu koq gitu sih van sama aku, padahalkan aku cuma mau berteman sama kamu, apa aku salah yah kalau aku menganggap kita ini dekat, apa aku nggak pantas buat temenan sama kamu", ucap gaby dengan raut wajahnya yang dibuat pura-pura sedih serta air mata buayanya.

"udahlah gaby, kamu nggak usah sok sedih di depan aku, aku tau koq kalau kamu tertarik sama hubungan aku dengan dhea makanya kamu selalu dekatin aku dan berusaha menjauhkan aku dari dhea".

"maksud kamu apa sih van, aku nggak ngerti sama sekali".

"kamu nggak usah sok nggak ngerti, kamu pikir aku bodoh, aku selalu melihat bagaimana kelakuanmu kalau aku sedang bersama dhea, kamu selalu berusaha menjauhkan kami berdua. apa sih yang membuat kamu harus ikut campur dengan hubungan kami, aku itu nggak ada salah sama kamu, dan kenapa kamu cium aku waktu di bus saat kita liburan waktu itu"

"hmmm....hah, sepertinya aku ketahuan yah", jawab gaby sambil menghapus air matanya. 

"ternyata kamu nggak sebodoh yang aku fikir yah, tapi sayangnya gebetan kamu itu, percaya kalau kamu itu tertarik sama aku, dan aku sukses buat hubungan kalian yang belum dimulai itu sudah meregang, aku hebatkan...?", tanya gaby pada devan

"kamu gila, kamu itu udah stres yah, apa kamu itu nggak punya otak sama perasaan sama sekali, kamu menghancurkan hidup orang lain hanya untuk kepuasan pribadi kamu yang sinting itu". teriak devan pada gaby.

"terserah kamu mau bilang apa, yang penting aku udah sukses buat hancurin hubungan kalian. berusahalah, jika memang kalian memiliki cinta, bukankah aku sangat baik mau menguji kekuatan cinta kalian ? heh" ucap gaby dengan sombongnya.

mendengar perkataan gaby yang sudah tidak waras itu, membuat devan emosi, tapi ia masih berusaha menahannya karena orang yang berada di depannya itu adalah seorang perempuan.

"lebih baik, mulai sekarang kamu berhenti ganggu aku dan dhea, jangan kamu coba untuk menggangu hubungan kami lagi, atau kamu akan tau akibatnya", ucap devan dengan penekanan di akhir kalimatnya.

gaby yang mendengar devan berbicara seperti itu tiba-tiba merasa kalau devan berbeda dan sangat menyeramkan saat ia sedang marah seperti ini. gaby mulai takut dan memilih pergi meninggalkan devan sendirian.

*

*

*

di koridor sekolah

setelah perbincangan antara devan dan gaby yang terjadi di lapangan itu, gaby tak pernah lagi mendekati devan atau bahkan berbicara dengan devan.

Tetapi walaupun gaby tak lagi menggangunya, perubahan sifat dhea padanya masih tetap sama saja. devan tak menyerah juga walaupun dhea selalu berusaha menghindar saat devan memanggilnya atau mengajak ia berbicara.

"de.... tolong kamu dengerin aku dong"

"apa sih Van aku lagi sibuk, kilah dhea yang mencoba menghindari devan lagi.

devan yang melihat gelagat penolakan dari dhea langsung bergerak cepat, devan langsung menarik dhea dan mendorong dhea ke dinding.

"akhh, devan kamu apa-apaan sih, dhea yang mencoba mendorong devan agar menjauh darinya. tapi devan tak kalah cepat dari dhea ia langsung membuat kedua tangannya di sisi kiri dan kanan dhea, agar dhea tak bisa lagi melarikan diri darinya.

"kamu dengarin aku dulu de, aku tuh salah apa sama kamu, apa yang buat kamu jadi jauhin aku seperti ini.

dhea hanya diam saja dan menunduk mencoba menutupi wajahnya yang sedih agar tak dilihat oleh devan.

"aku nggak jauhin kamu koq, aku cuma sibuk aja belakangan ini"

"sibuk apa ?, sibuk jauhin aku maksud kamu, gitu"

"aku nggak jauhin kamu, kan aku udah bilang kalau aku sibuk, jadi aku nggak ada waktu buat main-main"

"apa kamu kecewa atau marah sama aku, tolong jawab aku dhea"

"nggak"

"kamu jangan bohong de, aku tau kalau kamu pasti kecewa kan sama aku yang dicium sama gaby waktu di bus"

dhea terkejut mendengar ucapan devan.

"aku kan nggak punya hak buat kecewa, aku nggak punya hak buat marah, kan aku bukan siapa-siapa kamu, teman bukan bahkan kita lebih cocok di bilang musuh karena pertemuan kita yang pertama. aku nggak punya hak itu, aku bukanlah pacar kamu yang bisa marah", ucap dhea dengan getir menahan tangis, ia sedih mengakui ketidak berdayaannya.

"kamu punya hak untuk itu, kamu punya hak untuk kecewa dan marah sama aku, aku tau kalau aku terlalu pengecut selama ini, tapi sekarang aku mau jujur sama kamu, kalau aku sayang dan aku cinta sama kamu  dhea, dan aku ingin kamu tau itu de.

dhea yang mendengar perkataan devan membuat dhea menangis.

"tapi kenapa kamu diam aja saat gaby mendekati kamu dan mencium kamu,huh", tanya dhea di sela tangisnya itu.

aku cuma mau lihat aja seberapa jauh gaby akan bertindak dan aku juga terkejut dengan ciuman di pipi itu, aku nggak nyangka kalau dia bakalan berhasil jauhin kamu dari aku.

dhea yang mendengar penuturan dari devan hanya bisa terdiam. melihat diamnya dhea tak membuat devan gentar untuk mendapatkan cintanya.

"dhea, aku cinta sama kamu, kamu mau nggak nerima perasaan aku dan mau jadi pacar aku?"tanya devan.

"aku juga sayang sama kamu dan cinta sama kamu, aku mau van,........ aku mau jadi pacar kamu.

setelah dhea menerima pernyataan cinta devan, devan menggenggam tangan dhea.

"tangan ini. tangan ini yang akan selalu aku genggam dalam hidup aku.

 tangan ini yang akan selalu aku genggam dalam hidup aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

semoga ceritanya menarikyah

dan semoga kalian suka sama ceritanya

dan bagi kalian yang suka sama cerita ku, tolong tinggalkan jejak kalian dengan vote, followatau komentar yah

silent readers mohon tinggalkan jejak yah jika kalian berkenan

dan terimakasih buat semuanya yang udah baca cerita buatan aku

bye-bye

bye-bye

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Karena Ku CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang