“Renjun-ah... don’t leave me
Please...
Don’t leave me, baby... please”
.
.
.
.Kelopak mata itu terbuka, memperlihatkan netra segelap malam dengan nafas terengah. Mark Jung, pemuda dua puluh empat tahun itu menyeka peluh didahinya lantas menoleh pada seseorang yang terlelap pada sisi lain ranjangnya. Seseorang yang sejak beberapa hari lalu telah resmi menjadi pasangan hidupnya, Lee Haechan.
“Kenapa harus kau Haechan-ah. Kenapa harus kita?”
Mark berbisik pelan, menatap wajah polos sang isteri yang terlihat begitu damai.
.
.
.
.Pada awalnya, Lee Haechan adalah sahabat baik Mark. Pemuda berwajah manis yang sejak beberapa tahun lalu itu memang tak pernah Mark dengar kabar tentangnya karena Haechan pindah ke New York bersama orangtuanya. Lantas pertemuan dadakan tak terencana tiga bulan lalu menjadi awal kisah baru keduanya. Siapa kira jika orangtua angkat Haechan adalah sahabat baik kedua orangtuanya yang kebetulan pernah berjanji untuk menikahkan anak anak mereka?. Pemilik nama lengkap Jung Minhyung itu mendengus pelan, ketidakmampuannya mengatakan tidak pada permintaan orangtuanya malah membuatnya menyakiti dua orang sekaligus. Lee Haechan isterinya dan Huang Renjun, kekasihnya.
“Semoga kita akan baik baik saja, Donghyuck-ah”
Bisiknya pelan sebelum kembali terlelap menuju alam mimpi.{}
Haechan akui ia buruk soal masak memasak, tapi ibunya mengatakan untuk menjadi isteri yang baik ia harus bisa melayani suaminya dengan baik. Karena itu sejak awal rencana pernikahannya terungkap, Lee Donghyuck mulai belajar memasak meski apapun yang ia siapkan masih belum terlalu layak disebut makanan.
“Hyung! Good Morning!”
Haechan menyapa suaminya yang terlihat baru saja terjaga dari tidurnya. Laki laki itu bahkan masih memakai piyama yang ia lapisi jubah tidur sutra berwarna biru gelap. Haechan tersenyum, berjalan pelan sembari memberikan secangkir kopi pada suaminya itu.
“Thank you, Haechannie”
Ucap Mark dengan senyum singkat, menyesap kopi pagi yang akhir akhir ini selalu didapatinya. Satu satunya sarapan yang sangat mengesankan dari Lee Donghyuck.“Nah, Hyung tunggu disini ya. biarkan aku menyiapkan air hangat untuk Hyung mandi, oke?”
Mark mengangguk, nyatanya Haechan memang melayaninya dengan sangat sangat baik. Pemuda itu bahkan memainkan peran seorang isteri yang sangat mengesankan. Hanya saja, hati Jung Minhyung bukan untuknya.
.
.
.
.Mengunjungi mertua adalah sebuah kebiasaan yang harus dilakukan seorang pengantin baru. Seperti janjinya pada sang ibu mertua Jung Taeyong, Haechan menyiapkan apa apa saja yang kiranya perlu ia bawa menuju kediaman Jung. Sembari menunggu suaminya mandi, pemuda dua puluh tiga tahun itu merapikan tempat tidur, melipat selimut dan menyusun kembali letak bantal. Senyum sedih lantas terukir diwajah manisnya, satu minggu berlalu, namun suaminya masih lebih banyak memilih diam. Laki laki itu hanya akan merespon ketika ditanya tanpa pernah berniat bertanya kembali. Helaan napas terdengar, Haechan mensugestikan diri sendiri jika semuanya akan baik baik saja. Ya, semoga semuanya baik baik saja.
Drrrrttt drrrttt
Ponsel suaminya berdering pelan, Haechan tidak ingin lancang namun ia melirik nama yang tertera pada panggilan masuk di iPhone X suaminya.
Renjun ❤
Huang Renjun.
Haechan mengenalnya, hanya mengenal. Mereka belum bertemu sebelumnya, atau mungkin pernah. Haechan tidak tau, yang jelas ia mengenal pemuda Huang itu sebagai kekasih atau mantan kekasih dari suaminya. Pemuda manis seusia dirinya, yang Haechan tau telah menghantui mimpi mimpi suaminya disepanjang malam pernikahan mereka ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Unrequited
Fanfictionun⚫re ⚫quit ⚫ed ˌənrəˈkwīdəd Adj. (of a feeling, especially love) not returned or rewarded.