VIII

11.1K 1.4K 277
                                    


Renjun mencintai Mark, sangat sangat mencintainya.

Dia memberikan semua cinta yang ia miliki pada Mark dan selalu merasa bahagia saat bersama laki laki itu. Dari sudut pandang manapun, Renjun tidak akan bersalah jika ia mau menurunkan egonya untuk meninggalkan Mark yang akan menikah dengan pilihan orangtuanya. Namun salahkah Renjun jika ia pun merasa ini tak adil untuknya? Demi apapun, ia lah yang pertama kali bersama dengan sulung Jung itu lebih dulu. Tapi dari apa yang ia sadari, bersama dengan Mark memang hanya akan menemukan ketidakmungkinan. Ia ingin selesai, hanya saja fakta lain menamparnya jika ternyata dirinya malah mengandung bayi dari Jung Minhyung.

Mungkin dari ucapannya, Jung Minhyung mengatakan tidak mencintai Haechan. Tapi Renjun menemukan sorot kebahagiaan lain saat kekasihnya itu menceritakan tentang Lee Donghyuck yang telah kembali ke Korea dan kebaikan kebaikan laki laki itu pada hubungan mereka. Meski belum disadarinya, bukan hal yang sulit bagi Mark untuk jatuh cinta pada sahabat sekaligus isterinya itu, dan Renjun menyadarinya. Terlebih ketika ia mendapati betapa merasa bersalahnya Mark meninggalkan Haechan untuk menyelamatkan hubungan mereka.

Kecelakaan terjadi begitu saja dalam perjalanan mereka menuju Busan. Hal terakhir yang Renjun ingat adalah ucapan cinta Mark juga maafkan aku haechannie dari bibir kekasihnya sebelum laki laki itu kehilangan kesadaran.

"Mark-hyung, aku mencintaimu, selalu mencintaimu"

Renjun terisak, menggenggam telapak tangan Mark yang terpejam pada ranjang pesakitan dengan selang selang yang terpasang rumit pada tubuhnya.

"Aegi juga sangat mencintai papa kan?"

Renjun menyentuh perutnya yang mengempis, kecelakaan ini merenggut bayi juga fakta dimana ia pun harus kehilangan kakinya.

"R..renjun?"

Si pemilik nama menoleh, menemukan Haechan yang terjaga dari tidurnya pada tempat duduk yang tak jauh dari ranjang pesakitan Mark.

"Haechannie"

"Memasang senyum, Renjun membawa kursi rodanya mendekati Haechan lantas menggenggam tangan isteri dari kekasihnya itu.

"Ada apa?"

"Terimakasih karena kau mengizinkanku bersama Mark hyung. Kau sangat baik Haechannie, sangat sangat baik. Maafkan aku atas semua hal yang menyakitimu. Aku serahkan Mark Hyung seutuhnya padamu Haechannie"

Dahi Haechan mengernyit, apa Renjun akan pergi?

"Apa aku boleh memelukmu?" Pinta Renjun yang mendapat anggukan pelan oleh Haechan.

Mark Hyung, kumohon berbahagialah bersama Haechannie. Aku melepasmu, Jung Minhyung.

{}

Mark dan Haechan harus berpisah

Jaehyun dan Taeyong sudah memikirkan ini baik baik, bahwa setelah si sulung sadar nanti ia harus bersedia menandatangani surat perceraiannya dengan sang isteri. Bukan tanpa alasan keduanya mengambil keputusan seperti ini, mereka hanya tidak lagi sanggup melihat Haechan terus tersiksa dengan bersama Mark. Selain itu, mereka juga berharap dengan cara seperti ini Mark bisa merefleksikan semua kesalahan kesalahannya dan menjadi lebih baik.

"Tapi aku tidak mau bercerai dengan Minhyung hyung"

Ya, baik Jaehyun dan Taeyong sudah memikirkan jawaban ini yang akan terlontar dari bibir Haechan. Sebab itu keduanya memberikan pilihan

"Bercerai atau biarkan Mark bersama Renjun"

Kejam memang, namun ini dilakukan keduanya pun dengan mempertimbangkan kebahagiaan sang menantu dimasa depan. Melupakan fakta jika kebahagiaan Haechan adalah Jung Minhyung itu sendiri



[END] UnrequitedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang