5. Masih Terasa

40.2K 844 4
                                    

Minggu bukan menjadi alasan untuk bermalas-malasan, bagi Rama. Lelaki itu seakan sudah ditempah oleh papinya untuk kuat menghadapi apapun, makanya dia bisa sukses dibidang akademik dan olahraga, menjadi atlet lari dan mengharumkan nama sekolah dikancah internasional adalah prestasj tertinggi yang pernah ia raih selama 9 tahun menjadi atlit lari.

Hari ini, Rama berada di stadion. Dia telah mendapatkan pekerjaan. Ya...walau gajinya tidak sebanyak jajannya sebulan. Tapi, bisalah untuk tambahan tabungannya, mempersiapkan diri ketika tamat nanti.

Ujian akhir juga telah didepan mata, walau pikirannya terpecah antara menjadi pelatih lari dan ujian akhir, ia sudah terbiasa dengan hal seperti itu.

"Woi, Rama...!!!" Sapa Harry. Teman seperjuangannya, yang membuatnya bisa menjadi pelatih lari.

"Hoi....daritadi, gue tunggui lo..." kata Rama, sambil menyambut tangan Harry yang duduk disebelahnya.

"Ckckckck...gak nyangka gue orang kaya lo mau kerja beginian. Gajinya gak sebanyak hadiah yang lo terima waktu menang itu..." jelas Harry.

"Ya...kan udah lo jelasin..." kata Rama, sambil membetulkan kacamatanya.

"Kenapa lo masih mau? Butuh duit banget lo ya? Ehm...gue tahu, lo ngehamilin anak orang ye?" Tanya Harry asal. Namun berhasil buat Rama terdiam.

"Kok...."

"Hehehe becanda gue..." katanya, sambil memukul pelan bahu Rama. "Mana mungkin orang kaya lo ngehamilin anak orang kan ye..." sambungnya.

"Maksud lo?"

"Heleh...maksud gue, lo kan anak baik-baik.... baperan amat lo..." jelas Harry.

"Anak baik-baik juga bisa khilaf kali..." ucapnya pelan. Namun berhasil buat Harry syok.

"Beneran? Lo hamilin anak orang? Siapa? Gila lo....gak nyangka gue..."

"Ada deh...."

Rama menjadi pelatih bagi anak-anak sd, usia 15 tahun kebawah. Ternyata, banyak peminat untuk olahraga lari seperti ini. Dia sedang, dihari pertama melatoh ada banyak kejadian yang dia alami. Dari mulai, sang anak nangis karena ditinggal orang tuanya di lapangan sampai nemenim anak kecil buang air besar. Bahkan Rama harus rela nyebokin tuh anak karena tiba-tiba pas dicariin orang tuanya menghilang.

Mengingat kejadian itu, Rama tersenyum tipis. Kini dia sedang dalam perjalanan pulang. Senja telah menghiasi langit, letihpun tak terbendung, tapi Rama bahagia. Dia bahkan tak sabar bertemu dengananak-anak itu lagi minggu depan.

Di atas motor, Ketika sedang berhenti Rama melihat sosok familiar yang sedang akan menyebrangi jalan. Dengan kaos abu-abu lengan panjang dan celana jeans serta sepatu kets perempuan itu tampak sangai menyebrang tanpa peduli sekitar. Matanya tertuju pada perut perempuan itu, yang sedari tadi ia lindungi dengan tangannya. Tak sadar, Rama tersenyum tipis. Manis sekali...

Dia sangat fokus pada sosok Ranum yang tengah menyebrang jalan, hingga tak sadar lampu lalu lintas telah berubah. Kendaraan lainpun mulai membunyikan klakson dan menyadarkan Rama.

Sosok itu menghilang, padahal dia ingin menemuinya. Beberapa kali Rama melewati jalan yang dilalui Ranum tadi, hingga dia memarkirkan motornya hanya untuk bertemu Ranum. Entahlah, entah apa yang ada dipikirannya, dia juga tidak tahu apa yang akan dikatakan saat bertemu Ranum nanti. Tapi, dia sangat ingin.

"Dooor...!!!" Kejut Ranum, saat Rama sudah kembali kemotornya dan akan memakai helm.

"Astaga..." Rama benar-benar syok, bayangkan saja disaat dia benar-benar keliwengan dan letih mencari Ranum, tiba-tiba saja dikejutkan.

NIKAH MUDA (MBA STORY) 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang