23. Ragu

20K 680 43
                                    

"Akan ada sesuatu yang dirindukan, namun tak dapat terulang kembali. Dan kenangan menjadi pengingat terbaik"


Seiring berjalannya waktu, diharapkan semua akan baik-baik saja.

Seiring berjalannya waktu, diharapkan kedewasaan menjadi alasan untuk memilih.

Seiring berjalannya waktu....sampai kapan menunggu untuk menjadi baik?

Apa yang diharapkan dari sejoli labil yang tamat sekolah setahun lalu. Disaat teman seusianya sibuk dengan dunia penuh permainan, mereka harus lebih dulu mencuri start berhadapan dengan dunia yang sebenarnya. Dimana waktu tidak bisa memperbaiki yang telah rusak dan akan timbul penyesalan jika keadaan tidak dihadapi dengan kedewasaan. Seperti keadaan menuntut untuk jadi dewasa sebelum waktunya.

Ranum, perempuan dengan tinggi 165cm dan berat 53kg itu masih berjalan menyusuri pedestrian* dengan kaos putih oblong dan rok panjang hitam kembang.

Langkahnya terhenti saat melihat bangku kayu kosong disalah satu sudut jalan, berniat mengistirahatkan kakinya yang telah lelah berjalan sejauh 3 kilometer dari komplek rumahnya menuju pusat kota.

Menontoni para penikmat dunia malam, kebanyakan seumurannya, yang terlihat tertawa lepas tanpa beban seperti dirinya. Dia menunduk sesaat, sepersekian detik dia menyesali semuanya namun segera ditepis mengingat Rara. Anak pertamanya yang entah kenapa selalu menenangkannya ketika diingat.

Ohya, Ranum memutuskan untuk pergi dari rumah melalui jendela rumahnya. Keputusan tergila yang diambilnya. Dia hanya mengikuti keegoisannya, merasa berhak untuk melakukannya karena ini adalah hidupnya.

Ditengah keriuhan jalan, mendadak dilihatnya segerombolan remaja yang akan berjalan melewatinya sambil tertawa lepas saling bercanda, memakai pakaian up to date. Ranum langsung menyembunyikan wajahnya, menunduk. Dia hanya merasa malu, dengan orang-orang yang tak dikenalnya itu.

"Eh, Ranum???" Tiba-tiba namanya disebutkan, segerombolan remaja itu berhenti tepat didepannya. Dengan berat hati dia harus mendongak, untuk melihat ke sumber suara.

"Oh. Hai...." sapanya. Seperti orang asing sapaan Ranum pada Keke, teman dekatnya sewaktu SMA. Satu-satunya orang yang tahu kalau dia sudah menikah.

-
-
-

Setelah sapaan sederhana itu, Keke berhasil membawa Ranum ke rumahnya. Di dalam kamar, mereka bercerita yang pastinya tentang apa yang terjadi pada Ranum.

"Udah deh Num....kamu itu gak perlu mikirin seribet itu. Kamu masih 18 tahun...." ucapnya, sambil tidur menghadap Ranum yang duduk diatas ranjangnya.

"Tapi, Ke...."

"Nih, coba kamu pikir...." ucapnya, sambil bangkit dari tidurnya dan duduk menghadap Ranum. "Kamu itu udah ngorbanin segalanya, dari mulai kehidupan sampai pendidikan....aku suka kasihan sih sama kamu....lebih baik, kamu lanjutin deh kuliah kamu..." sambungnya.

Mendengar hal itu Ranum langsung mengernyitkan dahi. "Maksudnya?" Dia benar-benar tak mengerti.

"Kamu...kuliah aja lagi. Gak perlu lah.... mikirin anak dan suamimu. Mereka aja gak mikirin kamu. Kayak cerita kamu tadi. Kalau urusan anak.....ehm, titipin aja sama ibu kamu....." jelas Keke dengan entengnya.

NIKAH MUDA (MBA STORY) 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang