Haloha annyeong!
Gimana weekend kalian?
Biar komplit, baca Absquatulate yuk!Jangan lupa bintang sebelum baca 🌟🌟🌟
Happy reading ❤❤❤***
"Neng, bangun!" Bi Nani terus berusaha membangunkan Dina. Dia harus melebarkan tangannya karena Dina tidur di tengah, di antara teman-temannya yang lain. Mereka tidak tidur di kasur, melainkan di lantai dengan beralaskan karpet berbulu berwarna pink kesukaan Dina.
"Mmm!" Dina memalingkan tubuhnya dari Bi Nani dan bergerak memeluk Yasna.
Lagi-lagi Bi Nani menggaruk kepalanya. Selain karena belum keramas selama empat hari, dia juga kebingungan bagaimana lagi membangunkan anak majikannya itu. Sebenarnya Dina tidak terlalu susah untuk dibangunkan. Hanya saja, semalam mereka begadang hingga pukul dua. Wajar saja jam sembilan lebih mereka masih tidur dengan lelap.
"Neng, ada temennya di bawah!" Bi Nani enggan untuk menyerah.
Tadi malam, setelah bermain dengan teman-temannya, Dina berpesan pada Bi Nani jika ada teman pria yang datang mencarinya, segera diminta masuk meski ia belum bangun. Bi Nani sudah melakukan apa yang dipesankan Dina, tapi dia juga tidak enak hati jika teman pria Dina itu harus menunggu lama.
"Yang kemaren Neng Dina bilang bakalan dateng, lagi nungguin sekarang!" Bi Nani terus menggoyangkan tubuh Dina.
"Lima menit lagi, Bi," gumam Dina hampir tidak jelas.
"Kasian temennya, Neng. Udah nungguin dari tadi. Mau ngambil helm katanya."
Entah kekuatan apa yang tersimpan dari kalimat Bi Nani barusan, dengan cepat Dina memposisikan tubuh tidak sadarnya menjadi duduk. Meski susah, Dia tetap berusaha membuka matanya lebar-lebar.
"Mau ngambil helm?"
"Iya, yang kemaren Neng Dina bawa masuk rumah katanya."
Dina segera bangkit dan berlari menuju kamar mandi. Setelah mencuci muka ala kadarnya, dia segera menyambar helm yang disimpan di samping meja nakas. Kaki mungilnya dengan cepat menuruni anak tangga.
Dan sekarang, di sinilah ia, di hadapan Biyan. Perbedaan keduanya langsung terlihat jelas.
Biyan dengan rambut rapi, sepertinya ia juga menggunakan pomade, Dina dengan rambut berantakan khas bangun tidur. Biyan dengan kaos hitam oblong yang dibalut kemeja dongker, Dina menggunakan baju tidur ungu muda bercorak bunga-bunga kecil. Biyan dengan wangi maskulin yang menggambarkan seorang gentleman, Dina dengan bau iler yang ia terima dari Dewi yang tidur di sampingnya.
Cekrek!
"Hapus!"
Tak mempedulikan pelototan Dina, Biyan segera memasukkan kembali ponselnya ke saku celana. Dia hanya duduk santai meski Dina tengah bernafas terengah-engah di hadapannya.
"Cantik, tapi kebo!"
"Biarin!" Dina segera membanting bokongnya ke sofa yang ada di seberang Biyan. Helm merah milik Biyan ia simpan di atas meja, tepat di samping beragam makanan yang sepertinya disiapkan Bi Nani saat Biyan datang.
Dina merapikan rambut pendeknya dengan menggunakan jemarinya. Meskipun sedikit kusut, ia tetap memaksakan jari-jarinya bisa mencapai ujung rambut.
"Ada temen-temen lo?" Biyan menengadah ke lantai dua. Lebih tepatnya ke pintu dimana dia melihat Dina keluar tadi.
"Iya, mereka masih tidur," ucap Dina sambil terus berusaha menyisir rambutnya.
Tapi kemudian kegiatannya terhenti saat Biyan mengambil helmnya dan berdiri menjulang di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Absquatulate [Sudah Terbit]
Ficção Adolescente[90% isi versi cetak berbeda dengan versi Wattpad] Menjalani hubungan diam-diam itu tidak mudah, apalagi dengan bintang sekolah. Bertambah menyesakkan saat banyak orang menjodohkan sang pacar dengan wanita lain. Tapi Azkadina bertahan, dia mau melak...