8- bandara

56 8 3
                                    

SETELAH kejadian berpapasan tiga hari lalu, ditambah keceplosan bicara dengan Kak Hafizh.

Alana semakin malam semakin menggila dalam khayalannya. Bukannya Alana gila, bukan.

Dirinya hanya menulis sedikit-demi sedikit kisahnya di blog pribadinya. Memakai nama samaran, tempat yang berbeda namun tak jauh dari tempat kejadian Alana berpapasan dengan Samudra. Membuat para pembaca blog pribadinya tersenyum geli. Bahkan ada yang berkata kalau si pemeran perempuan terlalu agresif, namun pembaca itu suka dengan cerita seperti ini.

Setiap malam Alana mengetik setidaknya 1500 kata. Cukup melelahkan, namun tak membuat penat Alana karena dengan ini membuat rasa kangennya pada Samudra mengurang. Sekaligus mengubah mood-nya yang kerap berubah.

"Alana, udah packing belum sayang? Kok main laptop terus?" tanya Mama Lina di depan pintu kamar Alana.

"Iya mah, habis ini selesai kok." jawab Alana sambil meng-klik shut down untuk mematikan laptopnya.

"Jangan tidur malam-malam ya, besok kita berangkat pagi." ujar Mama Lina lagi mengingatkan Alana.

"Iya mah."

****

Pagi ini Alana bangun lebih awal setelah Mamahnya bersusah payah membangunkannya.

Alana dan keluarganya akan mudik ke Semarang. Mereka harus bersiap di bandara satu jam sebelum berangkat.

Dari Jakarta menuju Semarang butuh waktu sekitar 45 menit. Kalau mereka naik mobil dipastikan akan macet dari Indramayu sampai di Pekalongan. Itu membutuhkan waktu yang lebih lama, dan kesabaran yang ekstra.

"Sudah siap semuanya?" tanya Papa Bayu sambil memperhatikan satu-persatu anggota keluarganya. Papa Bayu, Mama Lina dan Kelvin hanya membawa satu koper sedang. Sedangkan Ratu Rumahan alias Alana? Sebuah koper besar ditambah tas ransel yang dipastikan berisi makanan ringan ditangan kanannya menenteng tas kandang kucing. Itu Kymberly, kucing peliharaan Alana.

Rempong.

"Yasudah yuk, berangkat. Tante Ria sama yang lain udah nunggu di bandara." ajak Papa Bayu lalu keluar memasukkan koper dibantu oleh sopir taksi yang mereka pesan.

****

Sedangkan di lain tempat. Seorang cowok berperawakan tinggi menggeret kopernya ditambah menggendong tas ranselnya.

Cowok itu menggunakan kacamata hitam, tas ransel bercorak army, beserta boomber berwarna hitam elegan.

"Udah siap, Sam?" tanya seorang wanita berhijab, itu Saras bundanya. Disampingnya seorang pria paruh baya yang juga menatap cowok itu. Dia Wildan, ayahnya.

"udah Bun." jawab Samudra singkat.

Mereka memasuki bandara dan menunggu beberapa menit lagi mereka akan terbang. Mereka, lebih tepatnya Samudra akan mengunjungi seseorang yang sangat dicintainya dan mereka jarang bertemu. Itu membuat Samudra kangen dan memutuskan untuk mengunjungi seseorang itu.

*****

"Kelvin, nggak ada yang ketinggalan kan?" tanya Mama Lina untuk kesekian kalinya saat mereka sampai di bandara.

"Enggak Bun." jawab Kelvin sedikit tidak ikhlas karena sudah ditanya bagai ribuan kali.

"Yang ada Kelvin yang selalu ketinggalan, Mah." koreksi Alana tak lepas dari handphone-nya, seperti biasa ranked di mobile legends.

"Kok bisa?" tanya Papah Bayu yang ikut menimbrung dan duduk disamping Alana.

"Iya, yang film home alone? Kelvin kan yang selalu ketinggalan pesawat." ujar Alana membuat kedua orangtuanya mengerutkan keningnya.

Princess StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang