5

6.4K 512 73
                                    

Kayla tiba di rumahnya dan mendapati mobil Sarah di halaman rumahnya. Ia putuskan memarkir mobilnya di bahu jalan. Bukan tanpa alasan, tujuannya agar nanti tidak repot saat mobil Sarah keluar, karena halamannya memang kecil, hanya muat untuk satu kendaraan roda empat.

Kayla menarik nafas dan menenangkan diri sebelum masuk. Ia menenteng sebuah bungkusan. Begitu kakinya menginjakkan pintu depan tampak Randi segera bangkit dari duduknya dan menghampirinya.

"Mbak, dimana Tiara?" tanya adik iparnya itu.

Kening Kayla berkerut menatap bingung. Wajahnya seketika panik.

Lalu suaminya pun datang menghampiri lalu menyentuh bahunya lembut.

"Masuklah dulu." ajaknya pada Kayla. David memang sosok dewasa yang tenang.

"Ada apa ini? Bukannya tadi Tiara sudah aku antar pulang ya?" Kayla bertanya sambil duduk dibantu David suaminya.

Randi tampak frustasi. Sementara Sarah hanya diam duduk dengan air matanya yang menetes. Kemarin ia merasa jika semua akan baik-baik saja. Ia merasa jika hubungan 'panas' dengan Randi tak akan ketahuan. Persahabatannya dan Tiara tetap bisa dipertahankan.

Niatnya hanya sungguh ingin Randi tidak frustasi dan bahagia meskipun kebahagiaan yang bisa ia berikan hanya sekedar sex semata. Ia sungguh tak berniat merusak rumah tangga Tiara dan Randi meskipun harus jujur ia sangat menikmati saat intim mereka berdua.

Intinya, Sarah rela jadi pelampiasan gairah Randi sementara Tiara belum sanggup melayani lelaki berstatus suaminya itu. Ya, Sarah mencintai Randi sejak lama, jauh lebih lama dibanding Tiara mencintai Randi. Tapi entah setan apa yang membuatnya mencetuskan ide membahagiakan Randi versi dirinya.

Setelah semua ketidakwarasannya, ia sadar ia telah jadi perempuan jahat. Cinta butanya dan gairah sialannya menuntunnya pada perbuatan yang akhirnya malah menyakiti sahabatnya sendiri. Tiara pasti tidak akan memaafkannya.

"Kamu dari mana? Kok lama? Katanya hanya mengantar Tiara pulang tadi? Apa dia tidak menghubungi kamu lagi?"

Kayla menggelengkan kepalanya.

"Setelah mengantar Tiara, tadi aku mampir di toko Roti kesukaan anak-anak. Terus ketemu kenalan di sana jadi ngobrol bentar lalu pulang. Mas Dav, Tiara kenapa? Kok Randi dan Sarah malah nyari Tiara ke rumah kita?"

"Mungkin ada kesalahpahaman sedikit. Kata Randi, tadi saat Tiara pulang ia melihat mereka hanya berdua di rumah. Mungkin Tiara berpikir yang tidak-tidak." ucap David.

Kayla meremas kuat kedua tangannya hingga memutih dan perasaannya seperti teremas, tapi mimik wajahnya dibuat tak marah. Hanya ekspresi panik saja. Astaga, ia bisa jadi artis kalau terus berakting begini.

"Kalau begitu biar kami cari dia dulu mbak. Tolong kabari saya jika Tiara kemari."

"Mbak ikut." Kayla bangkit dari duduknya.

"Tapi ini udah malam Kay..." cegah David.

"Tapi Tiara adikku mas..." Kayla memelas.

"Biarlah suaminya dan Sarah yang mencarinya. Kita tunggu kabar dari Randi, siapa tahu, Tiara datang ke mari nanti. Kita bantu dengan doa dari rumah saja. Percayakan keselamatan Tiara pada Tuhan." ucap David.

"Bandung luas. Mau cari Tiara dimana malam-malam begini?" akhirnya Sarah buka suara.

Kayla merapatkan giginya namun berusaha tenang.

"Dimanapun. Akan ku cari dimanapun. Mungkin dia di Gereja, atau kuburan Ditya, atau kemanapun akan ku cari. Semua hotel juga akan ku datangi. Atau rumah sakit kalau perlu. Semuanya. Semuanya akan ku datangi." ucap Randi.

Someday... HAPPY. (SEGERA DI HAPUS TGL 17 AGUSTUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang