Berhubung cerita ini udah smpe part 10, jadi hari ini aku UP double ya....
Selamat Baca...!!!
Tiara membuka matanya perlahan. Aroma khas obat-obatan tercium jelas di indra penciumannya. Perlahan ia mulai sadar dan melihat sekelilingnya.
"Kay... Tiara..." ucap David yang duduk merangkul istrinya di sofa panjang dekat ranjang Tiara.
Kayla segera menghampiri Tiara di ranjang. Menatapnya cemas dan sedih.
"Kamu enggak apa-apa?" Kayla menggenggam tangan kiri adiknya yang dipasang jarum infus.
"Aku kenapa mbak?"
Air mata Kayla menetes. "Kamu... Berbuat bodoh. Mbak hampir kehilangan nyawa kamu." ucap Kayla serak.
David ikut menghampiri lalu mengusap kepala Tiara lembut. "Kamu bukan seperti Tiara yang mas kenal. Kenapa kamu bertindak seperti itu? Mbak mu hampir mati berdiri melihat keadaanmu semalam. Untung kamu masih bisa diselamatkan."
Tiara mengangkat tangan kanannya dan menatap pergelangan tangannya yang terbalut perban. Tatapannya kosong.
Ya, kemarin sehabis Kayla pamit pulang, saat ia sudah sendirian dan memejamkan mata mencoba untuk tidur bayangan menyakitkan sekaligus menjijikkan itu muncul bak reka adegan di memori otaknya.
Tiara merasa tak ada lagi yang tersisa dalam hidupnya. Tak ada harapan bagi hatinya untuk bahagia lagi. Dunianya hancur. Anaknya telah meninggal, dan Randi, pria yang ia percayai sepenuh hati, dan ia cinta segenap jiwa telah membuat kepercayaannya musnah. Apalagi, perempuan itu, yang ia anggap sebagai saudari, yang ia sayangi dan hormati, dia perempuan yang berzinah dengan suaminya.
Masih adakah kesempatan berbahagia jika kalian di posisi Tiara? Usianya memang masih 27 tahun. Tapi pengalaman hidupnya pahit sekali.
Tanpa berpikir panjang ia mengambil sebuah pisau buah yang terletak di meja di kamar tamu yang ia tempati. Ia menyayat pergelangan tangan kanannya, sakit dan perih tapi tak lebih sakit dari hatinya. Hingga akhirnya darah terus mengalir dan ia tak ingat apapun lagi.
Satu-satunya yang ia miliki saat ini memang cuma Kayla dan abang iparnya David. Tiara menatap mata David dengan penuh makna. Membuat Kayla dan David mengernyit bingung.
"Ada apa Tiara?" tanya Kayla cemas.
Tangan kanan Tiara yang sedikit perih akibat sayatan pisau kemarin terangkat ke arah David lalu David meraih tangan itu. Tiara menyatukan tangan kakaknya dan abang iparnya tersebut.
"Berjanjilah. Apapun yang terjadi pada mbak Kayla jangan pernah mas David lakukan seperti yang dilakukan mas Randi padaku. Bersumpahlah, mas akan menjaga mbak ku sepenuh hati dan sepenuh jiwamu mas." pinta Tiara dengan air mata yang menetes tak mau berhenti.
David menoleh pada Kayla lalu kembali menatap Tiara. Ia menghapus air mata di wajah Tiara dengan tangannya yang bebas lalu mengusap kepala Tiara sayang.
"Mas tidak akan pernah jadi lelaki bodoh seperti Randi, Tiara. Dan, kamu juga harus janji jangan lagi melakulan hal bodoh seperti kemarin. Mas nggak ingin mbakmu cemas dan kami sungguh tak bisa kehilangan kamu." pinta David. Tiara tersenyum dan mengangguk.
"Tiara enggak niat mati konyol kok mas. Hanya saja, rasa sakit di hatiku berkurang saat aku mulai menyakiti bagian tubuh ini, mas. Rasanya tak sesakit hatiku kok." ucap Tiara tersenyum. Tapi senyum itu malah membuat Kayla dan David takut.
Tak lama Tiara pun tertidur.
---
"Saya cemas dengan kondisi pasien." ucap seorang dokter perempuan kepada David dan Kayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someday... HAPPY. (SEGERA DI HAPUS TGL 17 AGUSTUS)
RomanceDewasa, 21+ Sudah diperingatkan ya !!!! --- --. CERITA LENGKAP TERSEDIA VERSI EBOOK. THANKS. - Mana yang lebih sakit...??? Kehilangan Orang tua, kehilangan sahabat, kehilangan anak, atau kehilangan pasangan hidup...? Rasa sakit, tetaplah rasa sakit...