4

7.9K 533 107
                                    

Cerita ini udah aku ketik sampe bab 10. Belum end masih dlm proses. Jadi tinggal nunggu vote dn coment pembaca aja sih...

Kalo VOTE nya banyak cepet2 aku UP deh.

-

Ohya, maaf part ini msh berisi beberapa adegan yg akan membuat kalian mual dn jijik. Yupsz... Ada adegan perselingkuhan nya.

Dewasa... Sangat... Sorry...

Tapi di part ini juga semua akan terbuka...

Selamat bersumpah serapah ya... Novel ini bukan novel khusus itu2an. Tapi bbrapa adegan dewasa yg ku sisip memang hanya boleh dibawa bagibyg benar2 sdh DEWASA dan brtanggung jawab.

Aku udah peringatkan!!!

Happy reading!!!

-

-

-


"Mbak..."

"Hmmm..."

"Ada yang beda dari suamiku."

Kayla menghentikan kegiatannya menyisir rambut Cantika putrinya.

"Tika. Boleh main sepeda dulu di halaman sayang?" pinta Kayla dan Cantika menurut.

"Apa maksud kamu?" tanya Kayla serius.

"Aku tahu aku salah karena mengabaikannya selama setengah tahun ini. Tapi, serendah itukah cintanya padaku hingga kalah oleh pangkal pahanya sendiri?"

"Maksud kamu?"

"Mas Randi berselingkuh mbak."

"Apa?"

"Tapi... Tapi...?"

Air mata Tiara menetes. Wajahnya tanpa ekspresi. Kayla bisa melihat yang diucapkan adiknya bukanlah candaan belaka.

"Apa yang belum ku rasakan dalam hidup mbak? Apa? Rasa sakit ditinggal Ayah? Rasa sakit di tinggal Ibu? Rasa sakit karena kematian buah hatiku? Dan sekarang rasa sakit dikhianati suamiku... Semua sudah bertumpu mbak, di sini... Tiara mau mati saja mbak..." Tiara menangis histeris di pelukan kakaknya.

"Kenapa kamu bisa berpikir bodoh begitu. Randi cinta sama kamu. Dia benar-benar lelaki yang mencintai kamu, Tiara. Mbak bisa lihat tatapan matanya ke kamu. Bagaimana ia membelamu dan mengabaikan Maminya serta memilih kamu. Jangan sampai salah paham Tiara."

Tiara menggelengkan kepalanya.

"Aku menemukan bekas cairan sex di ranjang kami minggu lalu. Rasanya tak mungkin mas Randi masturbasi di ranjang. Lalu..."

"Lalu?"

"Dia tak pulang karena alasan tutup buku perusahaannya."

"Dia kan memang seperti itu setiap akhir bulan. Bahkan itu saat malam Ditya kritis."

Tiara mengangguk.

"Ya. Aku pikit juga begitu mbak. Tapi pagi-pagi sekali wakilnya, Jonatan nelepon ke hapeku mbak."

"Maaf Bu saya mengganggu pagi sekali. Saya tahu ini masih subuh. Tapi darurat Bu."

"Iya Pak Jo kenapa?"

"Saya mau minta ijin ke Bapak Bu, maaf saya enggak bisa melanjutkan tugas yang beliau embankan sampai selesai karena istri saya nelepon mau lahiran. Tapi tugas tersebut sudah saya serahkan pada rekan yang lain kok, Bu."

"Tugas mas Randi pak Jonatan yang melanjutkan?"

"Iya Bu. Tadi malam Bapak pamit pulang duluan dan meninggalkan kami di kantor. Kami mengerti mungkin Ibu dan Bapak masih butuh waktu bersama. Tapi saya ijin Bu tolong sampaikan ke Bapak. Saya telepon hapenya enggak dijawab. Mungkin beliau masih tidur."

Someday... HAPPY. (SEGERA DI HAPUS TGL 17 AGUSTUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang