8 - Maaf

1K 94 42
                                    

Hari buruk!.
Baginya... , Hari ini adalah hari terburuk dalam hidupnya. Hari dimana ia sudah bukan menjadi bagian dari mereka, hari dimana ia dipaksa untuk meninggalkan grup itu, grup yang sudah membesarkan namanya. Jika bisa dilewati Jessica benar benar tidak menginginkan adanya hari ini. Kecewa, sedih, marah semua emosi bercampur menjadi satu pada hari ini. Jessica benci hari ini. Ketika dipaksa untuk pergi saat sedang dalam titik nyaman? bukankah ini menyedihkan?.

Setelah mobil sang Manager berlalu meninggalkannya, Gadis itu menatap sendu benda besi berukuran besar yang saat ini berada didepannya, Sebuah pagar berwarna hitam. tidak seperti biasanya, hari ini Jessica terlalu ragu untuk membuka kembali gerbang dorm itu. Jessica merasa bahwa dirinya sudah tidak mempunyai hak lagi untuk memasukinya karena mulai hari ini tempat itu sudah bukan miliknya. Kalau tidak ada sesuatu yang harus ia selesaikan rasanya Jessica enggan untuk mengunjunginya. Ia merasa malu pada teman temannya tetapi walau bagaimana pun Jessica ingin kepergiannya ini berakhir baik baik saja karena inti permasalahan ini terjadi dengan Agensinya, bukan dengan para Member. bagaimana pun juga ia harus berpamitan kedengan kedelapan teman temannya.

Beberapa detik berlalu, Jessica akhirnya berhasil membuka pagar besar itu lalu memasukinya.

Jessica POV -

Aku sudah berada didepan pintu dorm sekarang. Perlahan aku membuka pintu itu, aku mulai berjalan memasukinya. Untuk hari ini semuanya terasa aneh bagiku, Sepertinya ruangan ruangan disini hanya akan menjadi kenangan indah untukku. Aku hanya berharap mereka semua sedang tidak berkumpul diruangan itu, tempat dimana kami berkumpul ketika sedang tidak ada jadwal, ruang tengah tepatnya. Aku melangkahkan kaki ku menuju ruang tengah.. Ah Tuhan! mengapa mereka semua terlihat disana. Apa mereka sudah tahu? Apa yang harus aku lakukan sekarang? apakah mereka tahu bahwa aku sudah bukan menjadi bagian dari mereka lagi?. Arght! Mengapa air mataku ini mengalir lagi. Aku berharap mereka semua masih belum melihatku disini, Aku tidak sanggup jika harus berhadapan dengan mereka sekarang.. Baiklah, aku harus putar balik.

"Unnie...". Sial! Yoona memanggilku? Apa ia melihatku? Apa yang harus ku lakukan?. Rasanya tidak mungkin jika aku mengabaikannya lalu pergi begitu saja. Oh Tuhan mengapa air mata ini semakin deras, Aku tidak sanggup.

"Unnie". Suaranya terdengar begitu parau, langkahnya pun terdengar, aku masih belum sanggup untuk berbalik arah, aku berusaha menyeka air mataku karena pipiku semakin basah.

"Unnie Aniyeeeeo...". Yoona membalikan badanku, Matanya sudah memerah sama sepertiku.. Apa mereka sudah tahu tentang ini? aku menyempatkan untuk melihat ketujuh temanku disana. Hei mengapa semuanya murung? :'( Aku benar benar tidak sanggup jika harus dihadapkan dengan situasi seperti ini.

"Aniyeooo...". Yoona menangis memeluku. Aku benar benar tidak sanggup jika harus dihadapkan dengan situasi seperti ini. aku tertunduk membalas pelukannya, lagi lagi suara langkah kaki terdengar. Mereka bertujuh mendekatiku...

"Jessica.. ". Baiklaah aku sudah tidak bisa menahannya, aku menangis lagi. Lihat.. Sekarang mereka bertujuh mulai berhambur memelukku.
Hatiku terasa teriris sekarang. Kami pun larut dalam tangisan sekarang :'(

"Apa kalian sudah tahu? Aku merasa malu menginjakan kaki lagi disini karena aku sudah bukan bagian dari kalian. Maafkan aku tolong berikan aku kesempatan untuk mengemasi barang barangku". Jelasku masih tak tahan dengan air yang terus mengalir dipipiku. Pantaskah aku menangis? Air mata sialan! Presdir itu benar.. ini kesalahanku, masih pantaskah aku menangis?!.

"Presdir memberi tahu kami tentang ini,  Aku tidak percaya kalau insiden kemarin akan berakhir seperti ini. seharusnya ia memaklumimu!". Jawab Soo, secepat ini kah berita itu menyebar?.

"Kami tidak habis pikir jika Presdir itu benar benar mengeluarkanmu". Jelas Yuri.

"Dan ia memutuskannya secara sepihak tanpa merundingkan dengan kami membuat kami benar benar terkejut! Apakah ini pantas?". Hyoyeon menyeka kasar air matanya.

Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang