DG TWO

460 29 21
                                    

1 februari

2045

Anyang - Gwacheon.

Semua penduduk anyang akan segera berkumpul dilapangan yang begitu luas guna melihat masing masing dari wajah mereka untuk kemudian dipilih agar mereka dapat mengikuti dead game.

Rapat yang diadakan diseoul memanglah untuk memilih para penerus yang akan berjuang di game kematian ini. Game yang sangat mengharapkan kemenangan dan mengutuk kekalahan. Masing masing daerah biasanya akan mengirimkan 2 kandidat mereka yang kemudian akan dipertarungkan di kota inti atau kita sebut saja seoul.

Beberapa dari mereka ada yang masih mengurus pekerjaan sehari hari mereka karena belum mendapat kabar dari pemerintah sekitar, banyak juga anggota keluarga yang berjalan berdampingan menuju lapangan dan berdiri sesuai jabatan. Sebenarnya jabatan tidak terlalu mempengaruhi mereka untuk terpilih atau tidak, yang menjadi acuan adalah kekuatan mereka untuk mengalahkan kota lain. Kalau saja jabatan sudah dijadikan acuan, pasti para pejabat pejabat tinggi tidak akan setuju dengan keputusan pemimpin daerah dan akan menggunakan kekuasaan mereka untuk menolak tradisi tahunan ini.

Tidak lebih dari sepuluh menit untuk membuat penduduk anyang berdatangan dan berbaris, beberapa orang tua terlihat menangis tersedu sedu karena takut kehilangan anaknya. Ada juga yang Nampak tidak perduli karena umur mereka yang sudah tua serta tidak memiliki keturunan yang bisa dilindungi.

Biasanya pengambilan wakil kota tidak diambil berdasarkan gendre, namun ada penetapan umur yang mereka lakukan. mulai dari 10 tahun sampai dengan 30 tahun, termasuk yang sudah memiliki anak.

Pemimpin daerah anyang sudah memasuki zona pemilihan, ia berdiri tegap diatas sebuah panggung, dengan sebuah benda berbentuk bundar dengan lubang ditengahnya serta terisi begitu banyak kain yang dilipat menggunakan tali dari tubuhan dengan kayu berornamen silver sebagai tempat penyangga.

Sedikit pidato ia sampaikan.

"kalian semua telah dilatih sama rata oleh daerah anyang, siapapun yang terpilih, haruslah bersedia berkoban demi daerah kita. Bukan saya yang menentukan takdir kalian, tapi kalianlah yang harus memegang teguh takdir kalian masing masing"

Beberapa sumpah serapah terdengar dari lansia lansia yang mengharapkan untuk tidak kehilangan anak cucu mereka. Pidato yang disampaikan memang begitu berguna dinegara lain. Namun, mau dikata apa Negara korea kalau mereka hanya akan menerima kematian dan perasaan malu. Semua kata kata yang disampaikan sebenarnya benar benar tidak berguna dinegeri ini, itu seperti gurauan dari seseorang yang sudah 10 kali mengikuti wajib militer. Dan akhirnya, akan mati dimedan perang. Yah... begitulah kenyataannya.

Suasana bising yang tadi memenuhi relung pendengaran kini sudah mulai meredup karena seseorang yang berdiri diatas sana memasukan tangannya kedalam benda transparan tersebut, sedikit mengaduknya dan kemudian mengambil salah satu kain lalu membuka tali yang melapisi kain tersebut tanpa keraguan. Dibukanya gulungan kain tersebut dan membacakan dengan lantang nama yang tertera

"Nam woo hyun" kemudian membalikan kertas tersebut begitu selesai membacakannya agar semua orang yang berada disana dapat melihatnya.

Mencari keberadaan nam woo hyun, beberapa orang disana melihat kesekeliling, memastikan keberadan woohyun, yang ternyata berada dibarisan terdepan. Kalian tahu apa artinya itu, ya... dia salah satu anak pejabat didaerah anyang.

Woo hyun berdiri tanpa menghiraukan keadaan sekitar dan naik keatas panggung. Lelaki kelahiran tahun 1991 ini berjalan menuju panggung dan berhenti disamping pemimpin daerah, mengalihkan pandangannya menghadap rakyat anyang dan membungkuk selama 10 detik lalu kembali menegangkan tubuhnya. Menunggu nama peserta selanjutnya untuk disebutkan.

Ketua daerah terlihat membuang kain bertuliskan nama nam woo hyun dan menyiapkan tangannya untuk mengambil kertas berikutnya. Sama seperti yang tadi ia lakukan dan ia mulai membacakan nama peserta selanjutnya.

"Kim seok jung" terlihat seokjung mengeratkan pelukannya pada sang eomma, remaja berumur 12 tahun ini sudah cukup umur untuk ikut didalam dead game, namun jiwa enggan meninggalkan orang tua membuat ia memeluk sang ibu dengan sangat erat.

Beberapa tentara menghampiri seokjung dan berusaha melepaskan seojung dari genggaman sang ibu. Memberi paksaan pada anak usia 12 tahun itu, salah satu tentara mengangkatnya kebahu membuat seok jung meronta ronta meminta dilepaskan dan membawanya menuju panggung.

"berhenti !!" seseorang berteriak dari arah perbatasan lapangan membuat para pengawal yang sedang membawa seokjung berhenti dan menurunkan seokjung namun masih memegangnya erat.

"bawa aku saja" ucap orang tersebut.

"apa apaan ini, datang terlambat dan tiba tiba menghentikan acara ini begitu saja. Siapa kau" ucap ketua daerah.

"Kim seok jin imnida" pemuda itu memperkenalkan dirinya dengan lantang.

"jadi kau dari keluarga 'seok' ya? Dan berarti... kau saudara dari kim seok jung ?"

"ne"

"yang ada didalam kain ini adalah nama kim seok jung, dan peraturan tidak bisa dilanggar" ucap sang ketua.

"mohon maaf sebelumnya, peraturan dibuat untuk dilanggar, dan anda mengatakan bahwa kami dilatih sama rata oleh daerah anyang. Saya juga ikut pelatihan selama 15 tahun, sedangkan seokjung baru mengikutinya selama 2 tahun, jelas jelas saya yang lebih menguasai semua pelatihan disini, dan sekali lagi, bahwa kami semua di latih sama rata. Jadi, apa bedanya dengan seokjung atau saya yang akan pergi, toh... semua dilatih sama rata"

Beberapa orang terlihat setuju dengan pemikiran seokjin, namun beberapa pejabat terlihat gelisah karena akan ada aturan yang dilanggar.

"takdir, seokjung adalah untuk tetap di anyang dan takdir saya, akan pergi ke seoul untuk memenangkan dead game" tutup seokjin.

"baiklah kalau begitu, saya setuju" para tentara melepaskan seokjung membuat seokjung berlari kearah seokjin dan memeluk seokjin dengan erat.

Seokjin berjongkok dihadapan seokjung dengan tangan yang bertengger pada pipi seokjung.

"gwenchana" ucap seokjin kemudian memeluk seokjung dan kembali berdiri dan maju kearah panggung dengan beberapa tentara yang memegangi tangannya dengan erat walau sesekali seokjin menghentakan tangannya acuh merasa tidak nyaman dengan kelakuan tentara tentara terseut.

Seokjin sudah berdiri diatas panggung dengan woo hyun disampingnya.

"karena sudah terpilihnya dua kandidat yang akan maju, maka saya akan menutupnya dengan penghormatan terakhir mereka" ucap ketua daerah dan menundukan kepalanya asal lalu meninggalkan panggung terlebih dahulu, sedangkan seokjin dan woohyun terlihat membungkukan badan 90 derajat selama 4 detik dan meninggalkan panggung untuk bersiap siap menuju kota inti.

"appa" dibawah panggung woo hyun menghentikan langkah ketua daerah, membuat ketua daerah membalikan badannya dan langsung memeluk erat woo hyun.








~~~~~💜~~~~~

~DEAD GAME-BTS-ARMY~
~MINGGU-21-OKTOBER-2018~
~KIM_WLY~

DEAD GAME - BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang