BAB 17 PERANG DINGIN

101 7 0
                                    

*selamat membaca*
Keesokan harinya Moon bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.. Saat keluar dari kamarnya Moon langsung melihat Ronov keluar dari kamarnya.. Moon langsung membuang muka dan pergi ke arah Dapur.. Di dapur sudah ada bibi yang menyiapkan makanan
"Selamat pagi bi" sapa Moon
"Eh Non.. Selamat pagi" sapa balik bibi
"Eh den Ronov juga udah siap?" Tanya bibi ke Ronov
"Iya dong bi" jawab Ronov yang ada di belakang Moon
-iih.. sebel- batin Moon
"Bibi.. Moon langsung pergi aja yaa.. Soalnya ada keperluan" pamit Moon
"Eh tunggu non.. Bibi buatkan bekal buat non" tawar bibi
"Hmm.m ya udah deh.." JawAb Moon sambil menunggu bibi yang menyiapkan bekal untuknya
"Den Ronov kok gAk duduk?" Tanya bibi ke Ronov
"Eh iya.." Jawab Ronov sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan Moon hanya memutar bola matanya malas
"Udah bi?" Tanya Moon tidak sabaran
"Ini udah non" jawAb bibi sambil memberikan bekal Moon
"makasih bi" jawAb Moon sambil menerima bekalnya
"Sama-sama non" jawab bibi
"Kalo gitu Moon pergi.. Dah bi assalamualaikum" pamit Moon sambil pergi
"Waalaikum salam" jawab bibi
Ronov hanya menatap kepergian Moon, dia belum berani mengajak ngobrol Moon karena kejadian kemarin.
Saat Moon membuka pintu depan, Moon terkejut karena melihat Bintang akan mengetuk pintu
"Eh.. Hai Moon" sapa Bintang sembari cengengesan
"Hai juga Bintang" sapa balik Moon
"Udah siap nih?" Tanya Bintang
"Udah dong" jawab Moon bersemangat
"Yuk.. Bareng gue.." Ajak Bintang
Moon hanya mengangguk
"Eh kok lo bawa bekal? Jangan bilang lo belum makan" tanya Bintang
"Hehe.. Emang belum" jawab Moon cengengesan
"Kenapa? Mending lo makan dulu disini" pinta Bintang
"Gak deh.. Entar aja dikelas" tolak Moon
"Ooh.. Ya udah kalo gitu .. Kita berangkat!" Ajak Bintang sambil menggandeng tangan Moon menuju mobilnya
"Sekarang Bintang bawa mobil?" Tanya Moon
"Iya.. Kenapa emang? Gak suka?" Tanya balik Bintang
"Enggak kok.. Moon suka" jawab Moon sambil menggelengkan kepalanya
"Ya udah yuk naik" ajak Bintang sambil mengacak-acak rambut Moon
"Iih Bintang tanggung jawab.. Rambut gue jadi berantakan" ucap Moon sambil merapihkan rambutnya
"Gak ah.. lebih lucu begitu rambut lo" ucap Bintang sambil masuk kedalam Mobil
"Iiisstt.. Klo kayak gini macam orang gila" ucap Moon sambil masuk kedalam Mobil dan duduk disebelah Bintang yang menjadi pengemudi
"Tapi kan lucu" goda Bintang
"Tau ah" ucap Moon malas sambil memalingkan wajahnya dan menghadap ke samping
Bintang yang melihat Moon kesal hanya terkekeh dan langsung melajukan mobilnya ke Sekolah. Setelah mereka sampai di sekolah, Moon langsung turun dari mobil tanpa mengucapkan sesuatu dan memasang wajah kesal yang membuat Bintang menahan tawa dan langsung menyusul Moon yang sudah berjalan di koridor
"Ceritanya ngambek nih" goda Bintang sambil mencolek dagu Moon
"Ih siapa yaa? So kenal" Tanya Moon pura-pura tidak kenal
"Aduh.. Kakanda sakit hati bila engkau berkata begitu" ucap Bintang dramatis sambil memegang dadanya
"Huh dasar alay" ucap Moon sambil lari kedalam kelas
Moon dan Bintang tidak sadar bahwa mereka sedang jadi tontonan bagi para siswa termasuk Renata yang berdiri dibelakang mereka
"Sumpah gila.. Mereka mesra banget" gumam Renata
Ya begitulah keadaan Moon dan Bintang, mereka semakin dekat sampai satu bulan kemudian. Sudah tiba waktunya Moon dan Bintang melaksanakan Lomba tingkat nasional. Tapi ada satu hal yang mengganggu pikiran Moon yaitu sudah satu bulan terakhir ini Ronov dan Moon terlibat perang dingin(kalian pasti tau lah perang dingin gimana), padahal Moon sudah Rindu banget berinteraksi lagi dengan Ronov.
"Moon?" Panggil Bintang sambil menggoyangkan bahu Moon
"Rindu" ucap Moon hampir tak bersuara
"Moon.. Sadar.. Kita lagi lomba.. Kamu harus fokus". Ucap Bintang sedikit berteriak tapi tidak digubris oleh Moon yang sedang melamun
"Moon.. Tolong percepat kerjamu" ucap Bintang sambil kembali lagi terfokus ke proyek kimia yang dia buat
Setelah Bintang menyelesaikan bagiannya, ia langsung melihat ke arah Moon, yang membuat Bintang sangat kaget..
"Ya ampun Moon.. Kok kamu malah bengong aja sih ngeliat separuh proyek kita hancur" bentak Bintang yang membuat Moon tersadar
"Ah tidak" ucap Moon menyesal sambil melotot melihat proyeknya
"Kalo udah gini.. Gue gak bisa perbaikin" ucap Bintang frustasi
"Mana waktu udah mau abis lagi" lanjut Bintang
"Bintang.. Maaf" ucap Moon takut
"Udahlah.. Udah hancur gini" ucap Bintang sambil meninggalkan acara perlombaan tersebut
Bu Rini sebagai guru pembimbing mereka tidak bisa melakukan sesuatu karena Bintang pergi meninggalkan acara tersebut
"Bin.. Bintang!" Panggil Moon sambil mengejar Bintang
Bintang tak memperdulikan panggilan Moon, dia terus saja berjalan kearah parkiran dan langsung melesat pergi menggunakan mobilnya
Moon yang melihat Bintang pergi hanya bisa menatapnya dengan menyesal
"Kenapa gue gak fokus.. Padahal ini hal yang dinantikan Bintang" ucap Moon sambil menjambak rambutnya sendiri
"Bodoh hiks... Kenapa hiks gue harus mikirin Ronov ketika situasi hiks seperti ini hiks..." lanjut Moon sambil menangis
Bu Rini mencari kedua siswanya yang meninggalkan acara tersebut, tapi Bu Rini hanya melihat Moon di parkiran sedang menangis, tanpa berpikir panjang Bu Rini langsung menghampiri Moon
"Moon udah.. Jangan nangis" ucap Bu Rini sambil mengelus kepala Moon
"Bu Rini" ucap Moon sambil memeluk Bu Rini
"Maafin aku Bu.. Semuanya hancur karena aku" ucap Moon sambil terisak
"Udah gak papa.. Kita pulang yuk" ajak Bu Rini
Moon hanya mengangguk
Di perjalanan pulang tidak ada pembicaraan diantara Moon dan Bu Rini setelah Moon memberitaukan alamatnya
"Sudah sampai Moon" ucap Bu Rini
Moon hanya celingukan dan benar ia sudah sampai di depan rumahnya
"Makasih Bu.. Ibu mau mampir?" Tawar Moon
"Nggak deh Moon.. Ibu ada masih ada urusan lagi sama acara lomba tadi" jelas Bu Rini
"Emm sekali lagi maafin Moon ya Bu" ucap Moon
"Iya Moon gak papa" jawab Bu Rini
"Assalamualaikum bu" ucap Moon sambil turun dari mobil Bu Rini
"Waalaikumsalam" jawab Bu Rini

*makasih*

PROSESWhere stories live. Discover now