Home - Tears

11 0 0
                                    

Aku tak mengerti hal apa yang melintas di pikiranmu, membuatmu seakan-akan tergila-gila olehnya.
Tak perlu kau tutupi, semuanya sudah jelas. Bahkan sebelum ini terjadi, aku sudah mengetahuinya.
Jujurlah pada hatimu, aku tak mengapa. Aku sedang memperdalam ilmu ikhlasku.
Jangan melihatku seperti mengasihaniku, aku tak butuh rasa kasihanmu.
Aku bukanlah wanita lemah seperti kebanyakan wanita diluar sana, aku kuat.

Tataplah manik mataku lebih dalam, ada jerit tangis yang terperangkap disana.
Ia enggan untuk keluar, sebab tak ingin terlihat olehmu.
Baginya, kau terlalu berharga untuk ditangisi.
Kau sangat berharga.
Tetap tatap manik mataku, sekejap saja.
Aku ingin merasakan rasanya dicintai seseorang yang kucintai meski hanya sesaat.
Karena perasaan ini mungkin tak akan sama lagi setelah kau memalingkan pandanganmu.

Genggamlah tanganku, kuatkan aku meski kau yang menghancurkanku.
Kuatkan aku walaupun pada akhirnya kau pergi dan meninggalkanku disini.
Kuatkan aku walaupun hatimu bukan untukku.
Karena bagiku, kau bukanlah sekedar pengisi hati, kau lebih dari itu.
Seperti kata jerit tangisku, kau begitu berharga.

Aku hanya memintamu untuk menatap manikku dan menggenggam tanganku, setelah itu kau boleh pergi.
Aku tak akan melarangmu, pun mengacaukanmu.
Aku tahu bahagiamu bukan aku.
Maka aku akan melepas bahagiaku agar kau bahagia dengan bahagiamu.
Kau tak perlu risau, aku takkan egois.
Karena aku tahu, ia menungguku melepaskanmu.
Jika kau merasa kehilangan aku, maka kembalilah.
Jika kau merasa separuh jiwamu hilang, ada aku yang takkan beranjak pergi.
Ingatlah bahwa aku takkan pergi untukmu.
Aku selalu disini.

Deep Inside Our HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang