14: Flashback

296 13 0
                                        

Happy reading guys
Part 14

Saatnya cerita utama dimulai, darah, keringat dan air mata
Tumpah membasahi, dan bercampur menjadi satu.

-Juel Aldrick-


Flashback....

Juel duduk diujung batu yg mengarah ke jurang. Pria itu terduduk membelakangi bulan purnama yg besar. Sayup-sayup terdengar suara lolongan srigala di segala arah.

"Sedang apa kau kemari?" Juel melirik sosok wanita mendekat dengan cadar di wajahnya. Terlihat wanita itu adalah sosok rubah berparas cantik dibalik cadarnya. "Kuulangi, kenapa kau kemari?" wanita itu kembali bersuara jelas ia tak suka dengan kemunculan Juel.

Juel berdiri ditempatnya duduk, matanya menatap bulan raksasa yg terasa dekat padanya " Julius mati.. Dia mati dalam medan perang" kata Juel langsung membuat wanita itu mundur selangkah nyaris terjatuh.

"Jangan.."

"Aku tidak mengada-ngada. Julius meninggal"

"Kenapa Julius meninggal!! Kenapa bukan kamu saja!" kata-kata itu menohok Juel hingga tubuhnya kaku ditempat.

Juel tertawa muram, dilihatnya wanita itu dengan sakit hati "sampai kapan kau akan membenciku seperti Ini!?"

"Sampai kau mengembalikan apa yg kau ambil dariku! Adikku yg mati karenamu!!" Juel terperangah, itu adalah kejadian lama dan kematian itu tak ada hubungannya dengan Juel.

"Aku tidak membunuhnya"

"Ya, tapi kau menolak cintanya hingga ia mati karenamu" Juel tertawa sumbang. " jangan pernah menemuiku lagi, kau mengambil orang-orang yg kucintai. Semuanya!. Dikehidupan mendatang, aku tidak ingin melihat atau bertemu denganmu!!"

Juel terdiam lalu menghilang dari tempatnya berdiri.

Juel hanya mampu menghela nafas mendekati Maizo yg saat ini duduk diam di jembatan tempat dimana biasanya Moza merenung.

"Aku akan pergi kesuatu tempat" kata Maizo.

"Aku ikut" kata Juel melirik Maizo yg menatap kosong membiarkan angin musim dingin menerpanya, sudah hampir beberapa bulan semenjak kepergian Moza, dan kerajaan utara tampak muram. Setengah dari jiwa Maizo hilang bersama kepergian Moza.

"Aku akan pergi dan mungkin tak akan pernah kembali.. Akankah kau tetap mengikutiku?" Maizo melirik Juel yg berbalik menatapnya.

"Aku mengikutimu karena kita sahabat, untuk apa aku berada dalam istana jika tanpa dirimu" Juel menepuk pundak Maizo lalu menyodorkan tiga bola kristal berbeda warna.

Bola kristal hitam milik Julius, ungu milik Louise dan putih milik koko. Maizo melihatnya dan hanya menghela nafas. "Kita akan ke magic mountain" kata Maizo membuat Juel mengerut kening tak percaya.

"Tempat itu? ..." Juel terdiam sejenak "apakah kau ingin melakukannya!?" tanyanya tak percaya dan Maizo hanya mengangguk dalam diam.

Magic Montain adalah tempat terkutuk dimana banyak mahluk dengan kepribadian aneh mendiami tempat itu. Tempat menyeramkan dengan banyak peristiwa aneh yg terjadi. Tak ada yang bisa kembali hidup-hidup dalam tempat itu dan Maizo berencana kesana tanpa alasan yang jelas.

Maizo dan Juel berdiri bahu membahu tepat didepan pintu masuk Magic Montain, gunung kematian penuh kutukan dan legenda menyeramkan disana. Juel melirik Maizo yang selangkah memasuki pintu masuk, tanpa berbalik Maizo terus melangkah lebih dalam diikuti Juel yang terus mengawasi sekitar takut jika sesuatu yang tak diinginkan menyergap mereka.

She Is My Mate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang