CONSPIRACY SERIES : AIRPLANE BOMB LOCKERBIE

3.4K 165 0
                                    


Source : Darkside of Dimension

Pesawat Boeing 747 milik maskapai penerbangan Pan Am 103 meledak meledak hancur berkeping-keping di udara pada 21 Desember 1988. Peristiwa yang dikenal pula dengan istilah pengeboman Lockerbie itu terjadi di atas Lockerbie, Dumfries dan Galloway, Skotlandia.

Pesawat ini saaat itu bertolak dari Bandara Internasional Heathrow, London ke Bandara Internasional John F. Kennedy, New York. Namun di tengah perjalanan, di ketinggian 31.000 kaki atau sekitar 9500 meter, pesawat itu meledak. Peledak berasal dari bahan peledak plastik berbobot 340-450 gram yang ditempatkan di kargo depan.

Akibat ledakan tersebut, sebanyak 270 penumpang yang berasal dari 21 negara meninggal dunia, termasuk 11 orang yang meninggal akibat tertimpa puing-puing pesawat yang menyebar ke berbagai lokasi dengan wilayah yang luas. Ribuan keping pesawat ini disebut-sebut jatuh di wilayah seluas 2200 kilometer persegi dan menghancurkan 21 unit rumah.

Pengeboman Lockerbie yang mengejutkan dunia ini disebut-sebut merupakan perintah langsung dari pemimpin Libya, Kolonel Muammar al-Gaddafi.

30 tahun setelah peristiwa itu, misteri jasad seorang bocah kecil baru saja terungkap. Tubuh bocah ini terlempar dari pesawat kemudian jatuh.Seorang polisi yang menemukan jasad bocah itu mengklaim telah menemukan identitasnya.

Colin Dorrance, nama polisi itu. Ia adalah seorang perwira polisi muda pada malam ketika pesawat dibom. Dorrance masih ingat bahwa salah satu jasad yang pertama dibawa ke kantor polisi adalah jasad bayi berusia sekitar 20 bulan. Dia tidak mengetahui identitas anak itu. Tapi ada pikiran yang selalu mendorongnya untuk berusaha menemukan identitasnya.

Dorrance, yang kini berusia 48 tahun dan sudah pensiun dari polisi, minggu lalu menemukan bahwa bayi itu sebenarnya adalah Bryony Owen, seorang gadis kecil yang berada di pesawat maut itu bersama ibunya, Yvonne.

Meskipun para korban berasal dari 21 negara, mayoritas dari mereka adalah orang Amerika, dan serangan itu meningkatkan ketakutan terorisme di Amerika Serikat.

Peneliti percaya bahwa dua agen intelijen Libya bertanggung jawab atas pemboman itu, banyak yang berspekulasi bahwa serangan itu adalah pembalasan atas kampanye pemboman AS tahun 1986 terhadap ibukota Libya, Tripoli.

Pemimpin Libya Muammar al-Qaddafi menolak untuk menyerahkan kedua tersangka. Akibatnya, Amerika Serikat dan Dewan Keamanan PBB memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Libya.

Pada tahun 1998 Qaddafi akhirnya menerima proposal untuk mengekstradisi mereka. Pada tahun 2001, setelah penyelidikan yang melibatkan 15.000 orang dan memeriksa 180.000 bukti, Abdelbaset Ali Mohmed al-Megrahi akhirnya dihukum karena pemboman dan dijatuhi hukuman 20 (kemudian 27) tahun penjara. Pelaku lainnya, Lamin Khalifa Fhimah, dibebaskan.

Pemerintah Libya pun akhirnya setuju untuk membayar ganti rugi kepada keluarga korban serangan.

Pada tahun 2009 Megrahi yang telah didiagnosis mengidap kanker ini dibebaskan dari penjara di Skotlandia atas dasar kemanusiaan dan diizinkan untuk kembali ke Libya. Amerika Serikat sangat tidak setuju dengan keputusan pemerintah Skotlandia.

Pada Juli 2010, sebuah investigasi yang diinisiasi oleh senator AS mengungkapkan bahwa perusahaan minyak BP telah melobi untuk perjanjian transfer tahanan antara Inggris dan Libya.

Meskipun baik BP dan pemerintah Inggris menyangkal bahwa ada pembahasan khusus soal Megrahi, tapi pada tahun 2009 Menteri Kehakiman Inggris Jack Straw telah menyatakan bahwa urusan bisnis BP dengan pemerintah Libya adalah faktor dalam mempertimbangkan kasusnya.

WORLD SCARY STORIES - ENSIKLOPEDIA BAHASA INDONESIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang