21. Kota Tujuan.

7.3K 1K 70
                                    

Selama masih ada tempat di bumi Allah yang luas ini, selama itu pula aku masih bisa bersujud dan tidak perlu mengkhawatirkan suatu hal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selama masih ada tempat di bumi Allah yang luas ini, selama itu pula aku masih bisa bersujud dan tidak perlu mengkhawatirkan suatu hal.

Sandrina_

Ari beranjak dari tempatnya di masjid. Ia baru saja melaksanakan sholat zuhur berjamaah setelah lelah mengadakan rapat bersama komite berbagai kampus. Ia mewakili kampusnya yang sekaligus juga kampus Sandrina. Setelah itu, mereka mengadakan pelatihan yang cukup menguras tenaga.

Sandrina, wajah istrinya itu selalu saja membayanginya. Sudah tiga hari mereka tak bertemu. Rindu tentu sudah sangat mendera batinnya. Ia merogoh saku hendak mengambil ponsel untuk menghubungi sang istri.

Namun Ari kebingungan karena ponsel dalam sakunya tidak ada. Ia mencoba mengingat-ingat. Sembari menepuk kening, ia terburu menuju tempat wudu. Seingatnya tadi, terakhir kali ia meletakkan ponsel dan dompetnya di bahu dinding toilet.

Setelah ke tempat semula, ponsel dan dompetnya sudah raib. Ari bingung harus bagaimana.

Astaghfirullah. Gimana bisa gak inget,” desah Ari.

Ari lekas berlari menuju mobil. Ia bersyukur kontak mobilnya masih di saku celana sebelahnya. Segera ia menuju ke bank dan mengkonfirmasi soal ATM-nya yang juga ikut hilang.

Sekarang yang jadi masalah, ia lupa nomor ponsel Sandrina, mama dan papanya.

“Gimana ini?" Ari berpikir sejenak. "Oiya aku masih hafal nomor kampus. Sebaiknya aku minta nomor papa ke kampus,” gumam Ari.

Ari kembali berlari masuk ke dalam mobil. Setelah mendapatkan kartu ATM yang baru, ia menuju gerai yang menjual ponsel. Setelah memilih ponsel yang dirasa cocok berikut kartu seluler, ia menghubungi pihak kampus. Bersyukur karena pihak kampus bersedia memberikan nomor ponsel sang papa.

Setelah mendapatkan nomor Pramana, Ari menghubungi nomor papanya itu.

“Ini Ari, Pa. Ponsel Ari hilang. Papa ada di mana? Aku boleh minta nomor mama sama Sandrina, Pa.”

“Aku masih di Ambon, Ari. Iya sebentar aku kirim.”

Tak berselang lama, ia sudah bisa mendapatkan nomor Sandrina dan sang mama. Pertama kali ia menghubungi Sandrina, namun ponsel sang istri malah tak aktif.

Mungkin ponselnya di-charge.

Ari menghubungi sang mama. Tak diangkat-angkat. Setelah itu nomor sang mama pun tak aktif.

Kenapa semua orang menghilang?

«««♡»»»

Sandrina melepas mukena. Bayangan Ari tak bisa lepas darinya.

Kenapa Mas Ari begitu? Mas membuka aibku.

Sandrina mengenang saat terakhir kali mereka akan berpisah.

Sandrina (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang