Ketika Allah sudah memilihkan sebuah jalan kehidupan. Angin yang berembus pun takkan pernah menolak untuk membawanya turut serta.
Sandrina_
“Penjara ini gak cukup buat balas perbuatan kalian!”“Ini juga karena ulah kamu! Mami papi memberi harta warisan lebih banyak pada kamu!”
“Karena kamu cuma anak angkat yang dipungut dari tong sampah! Harusnya kamu terima kasih sama papi mami yang udah kasihan liat kamu!” tunjuk manusia senja itu dengan geram.
“Bohong!”
“Jangan pura-pura lupa. Orang tuaku mengangkatmu sebagai anak ketika kamu sudah berusia sembilan tahun, Magdalena!”
Yang disebut Magdalena hanya menggeram kesal melihat tingkah adiknya yang memenjarakannya itu.
“Kamu tidak tahu balas budi!” pekik Magdalena. “Anakmu sudah aku rawat layaknya anakku sendiri, Adel.”
“Jangan coba menipuku. Aku mencari Vinda ke mana-mana sampai kami harus ke Indonesia. Setelah sampai di sini, ternyata ..., Vinda sudah tidak ada. Dan yang lebih tragis lagi. Kalian memperlakukannya seperti hewan! Kalian! Kalian akan rasakan membusuk di penjara! Kalian tidak punya sodara di sini. Jadi jangan harap, akan ada yang menolong kalian!” teriak Adelia yang tak lain adalah orangtua kandung Vinda, mama Sandrina.
Nyonya Amelda yang berdiri di belakang mereka melepaskan kacamata beningnya dan menyeka air di sudut mata. Ia maju selangkah dan mendekap bahu papa dan mama dari sahabatnya yang telah tiada itu dengan air mata yang meluruh membasahi wajah.
Berawal dari curhatannya di sebuah situs blog, Nyonya Amelda mengisahkan cerita sang sahabat yang tak lain adalah Vinda. Tak berhenti di situ, Nyonya Amelda juga menampilkan foto-foto Vinda dari masa remaja hingga dewasa. Dan mungkin memang sudah menjadi takdir, tak sengaja seorang kerabat Adel menunjukkan foto-foto di dunia maya itu pada Adel. Tanpa pikir panjang, ia meminta kontak Nyonya Amelda dan segera terbang ke Indonesia dari Inggris. Bersyukur, mereka dulu pernah tinggal sebentar di Indonesia, jadi masalah bahasa bisa lebih sedikit teratasi.
Sayangnya kisah itu seolah menyeka amarah dan air mata Adel dan sang suami karena Vinda, anak semata wayang mereka telah tiada.
Mereka keluar dari kantor polisi setelah memenjarakan Magdalena dan suaminya berdasarkan bukti-bukti yang mudah sekali mereka dapatkan.
Adel tak hentinya menangis mengenang sang putri tanpa melihatnya terakhir kali. Ia bahkan harus jatuh pingsan beberapa kali yang langsung dibawa ke rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandrina (SUDAH TERBIT)
SpiritualPesan via shopee aepublishing Sandrina Florecita--nama telenovela yang diberikan oleh kedua orangtuanya. Sayangnya, nama itu menjadi satu-satunya kenangan akan kedua orangtuanya. Keras dan suka menindas adalah hobinya. Sampai dijuluki pengidap oroto...