Lima

24 2 6
                                    

REALITY

"Hallo.."

"Ren, lo dimana? Masih tidur kan lo. Udah jam berapa ini. Cepetan ke kampus."

Rena menjauhkan handphonenya karena suara Ester begitu keras. Ia pun terperanjat setelah dia membuka mata melihat jam sudah menunjukkan pukul 08:49 pagi, ternyata tadi malam dia ketiduran. "Sial", Rena meloncat dari kasurnya dan bergegas menuju kampus.

Sialnya lagi, Rena tak dapat menemukan kunci motor maticnya. Rena merasa sangat cemas, gugup dan gusar, karena hari ini adalah jadwal terakhir untuk bimbingan. Dia pun mencoba menghubungi seseorang yang menurutnya pasti bisa membantu.

►►

Melakukan panggilan...

Hallo...

"Hallo... Untung lo angkat. Lo lagi sibuk gak? Gue butuh bantuan lo sekarang."

Lumayan sih. Ban...

"Anter gue ke kampus dong. Kunci motor gue ilang. Udah gue cari kemana-mana tetep gak ketemu. Dirumah lagi gak ada orang. Mana ini bimbingan terakhir lagi." Jelas Rena tanpa jeda.

Yaudah, gue kesana kesana sekarang.

Tuutt, tuutt, tuuttt... Panggilan terputus...

Empat menit kemudian, seorang lelaki berkaos hitam dengan celana jeans yang robek pada kedua bagian lulutnya menghentikan motor ninja-nya di depan Rena. Dia Alfa.

"Naik," ucapnya sambil menyodorkan helm bercorak doraemon kepada Rena.

"Ishh, motornya aja manly. Helmnya doraemon", sindir Rena sambil tertawa.

"Yee, mau naek kagak lo?"

"Iya, iyaaa. Gitu aja pake' ngegas lo", Rena langsung naik di boncengan motor dengan mengenakan helm doraemon sambil masih tersenyum. Kemudian Alfa langsung memicu motornya cukup cepat menuju kampus Rena.

"Untung aja elo cepet Fa," ucap Rena sedikit teriak.

"Hah?", Alfa tidak dapat mendengar ucapan Rena di belakang boncengannya karena angin yang menerpa terlalu berisik. "Ngomong apaan Ren?"

"Gak jadi". Alfa tidak lagi bertanya dan mempercepat laju motornya.

Sesampainya di kampus, Rena berlari menuju ruang dosen untuk bimbingan, meninggalkan Alfa yang kini memegangi helm doraemon yang baru ia pakai.

►►

Rena keluar dari ruang dosen setelah sekitar satu jam.

"Nih, tadi gue sempet mampir ke minimarket pas nungguin elo", Alfa menghampiri Rena yang terlihat sangat lelah dan menyodorkan sebotol matchalatte favoritnya, membuat Rena tersenyum segar, "Dipotong dari gaji lo", tambahnya.

Senyuman Rena berubah menjadi kesal, "Ish, perhitungan banget lo. Kirain mendadak jadi baik hati."

"Eh, gue udah baik hati loh ini. Udah nganterin elo. Coba pake' Gojek. Kan bayar lo."

"Aish... Iya iyaaa bos" Rena lalu meneguk matchalatte-nya.

"Oiya, tadi gue ketemu Ester. Katanya sorry gak bisa nunggu. Dia buru-buru balik ke tempat kerjanya katanya."

"Oh..."

"Ren, sekarang elo ambil jam tambahan ya di kafe. Gue tadi dapet telfon dari Novi. Katanya kafe lagi rame", pinta Alfa.

"Yah, gue niatnya mau buat PPT ini buat presentasi minggu depan", jawab Rena.

"Please Ren. Ntar malem deh gue bantuin setelah kafe tutup", bujuk Alfa sambil mengatupkan kedua tangannya.

Setelah memikirkannya sesaat, Rena memutuskan untuk menerimanya, "Oke," ucap Rena sambil mengangguk.

"Yesssss..."

"Tapi ini gratis ya, gak pake potong gaji." Rena menggoyang-goyangkan botol matchalatte yang hanya tinggal setengah penuh.

"Oke. Malah ntar gue kasih tip tambahan deh."

"Serius?"

"Udah, iyaaaa... Yok ke kafe sekarang. Kasian tuh si Novi," Alfa kemudian menyeret Rena yang masih kegirangan.

►►

[saat di kafe]

"Selamat datang, mau pesan apa?", sapa Novi dengan ramah kepada pelanggan yang mengantri.

"Hei," Rena menyolek punggung Novi, kemudian mengenakan celemek dan siap pada posisi melayani para pelanggan kafe.

"Ren, untung lo dateng," jawab Novi yang kembali sibuk dengan mesin penyeduh kopi.

Rena hanya membalasnya dengan tersenyum dan ikut sibuk membuat coffee art pesanan para pelanggan. Sedangkan Alfa ada di dapur, sibuk membantu membuat waffle.

►►

[jam 10 malam, waktu kafe tutup]

Alfa membalik tanda open menjadi close di pintu kaca kafenya. Sedangkan Rena dan Novi merebahkan diri mereka di sofa, "Huuuhhh...." desah Rena yang kelelahan.

"Bos, kita pulang dulu ya," dua karyawan lelaki pembuat waffle berpamitan pada Alfa.

"Oke. Makasih ya", jawab Alfa santai dengan mengankat satu tangannya.

"Good Job girls..." puji Alfa yang ikut duduk di sofa di samping Rena, namun tidak mendapat respon.

Rena dan Novi sudah fokus pada android masing-masing. Novi terlihat berfoto dan mengupload di sosial medianya. Sedangkan Rena membuka aplikasi Badoo.

"Cari jodoh lo Ren?", celetuk Alfa, membuat Rena dan Novi beralih fokus.

"Hah? Rena nyari jodoh?", tanya Novi terkejut.

Rena membulatkan matanya, "emangnya ini buat nyari jodoh?"

"Yaelah, itu aplikasi kayak gitu emang. Buat... para... jones...", ejek Alfa sambil tertawa.

Rena terdiam dan baru menyadari kalau aplikasi ini memang tujuan utamanya untuk cari jodoh. Dia jadi merasa tengsin karena sudah menginstall aplikasi seperti ini. Tapi karena tak ingin terlihat memalukan, diapun memberi alasan yang asal keluar dari mulutnya, "kalo emang dapet jodoh dari ginian emang kenapa? Salah gitu?"

Ucapan Rena membuat tawa Alfa terhenti, juga membuat Novi menganga tak percaya akan apa yang baru Rena ucapkan.

Seorang Rena? Cari Jodoh?

Virtual & RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang