14√

40 8 0
                                    

"Kaka" ucap clara dan Marco yang mendengar hanya bisa diam seribu kata.

Kaka Clara akhirnya duduk di depan bangku Marco sehingga terlihat jelas bagaimana ekspresi Marco saat bertemu dengan Kaka Clara.

"Ka Leo kapan datangnya?" Tanya Clara kepada sang Kaka.

"Baru kok, abis beli baju buat persiapan ke Australia" jawab Kaka Clara tetapi mata nya masih saja menatap tajam ke arah Marco.

"Ka kenalin ini arco yang dulu aku suka cerita in ke Kaka" Clara menoleh kan kepalanya ke arah Marco .

"Marco Sinaga" ucap Marco sambil mengulurkan tangannya.

"Arnold Leonard" jawab Kaka Clara sambil membalas uluran tangan Marco.

"Kok kalian canggung banget sih" sungut Clara kesal.

"Co ini loh kak Leo yang waktu itu dari Australia" ucap clara sambil mengoyakkan bahu Marco.

"Mungkin dia grogi ketemu Kaka, yaudah Kaka ga mau ganggu kalian Kaka mau pulang aja ya" Arnold berdiri dan langsung pergi keluar restoran.

"Clara kamu ga pernah bilang kalo Arnold Kaka kamu?" Tanya Marco setelah kepergian Arnold.
.
"Dulu aku mau ngenalin kak leo dengan kamu tapi kak Leo baru pulang dari Australia saat aku kuliah, jadi ya ga keburu" jelas Clara.

Marco diam enggan untuk menjawab penjelasan dari Clara.

"Kamu kok kenal kak leo?" Tanya Clara

"Ga kenal kok" jawab Marco dengan sedikit gugup.

"Kenapa manggil kak leo dengan panggil Arnold?" Tanya Clara dengan menatap Marco.

"Ya karena tadi dia ngenalin ke aku namanya Arnold Leonard yaudah aku panggil Arnold" jawab Marco sembari mencubit hidung clara.

"Ga usah dipikirin lagi udah makan aja" lanjut Marco dan langsung mulai makan.

~'~

Anya bangun dari tidur nya dan segera melihat jam di samping nakas melihat jam sudah siang Anya bergegas mandi. Baru keluar dari kamar mandi Anya melihat hp nya berdering menandakan ada notifikasi.

From: nonod👅🐵
'aku ragu untuk pergi. Bila nanti ada sesuatu dalam hubungan kamu dan Marco kamu boleh hubungi aku. Oke;)'

Anya mengerutkan dahinya.

To: nonod👅🐵
'kamu ragu pergi karena aku atau ga punya ongkos wk'
Read

Anya melihat pesan nya tadi yang ia kirim untuk Arnold ternyata hanya di baca saja.

"Keseringan main basket jadi gini nih. Otak nya geser nih pasti gara gara kena bola" ucap Anya sambil menggelengkan kepalanya.

Tok...tok...tok

"Kak mama dan papah mau pulang" ucap adiknya dari balik pintu.

Anya segera keluar dan turun kebawah untuk mengantar kedua orang tuanya.

"Anya antar sampai rumah ya mah" ucap Anya sambil berjalan keluar.

"Kita bisa naik taksi aja, kalian pikir kita kakek dan nenek yang rapuh. Kita bisa sendiri kita masih kuat" ketus papah Anya. Revan dan Anya yang mendengar ucapan papahnya barusan hanya tertawa. Baru saja kemarin papah nya minta tolong untuk membawakan makanan ke kamar karena kaki nya tidak kuat berjalan dan sekarang sudah seperti pahlawan super nan kegagahannya.

Kedua orang tua Anya sudah naik taksi dan pergi dari rumah Anya.
Setelah mengantar kedua orang tuanya sampai gerbang depan komplek akhirnya Anya dan Revan kembali ke rumah.

"Yang belakangan tutup pintunya" teriak Revan saat sudah duluan masuk ke dalam rumah.

Anya berjalan masuk kedalam rumah dan duduk di sofa disamping Anya tepat ada Revan yang sedang bermain gitar.

"Aku tak mudah mencintai tak mudah bilang cinta. Tapi mengapa kini dengan mu aku jatuh cinta. Tuhan tolong dengarkan ku beri aku dia tapi jika belum jodoh aku bisa apa" suara Revan yang dipadukan dengan gitar membuat Anya tertawa karena lirik lagu tersebut.

"Lagu kamu melow banget sih Van" ucap Anya dan berhasil membuat Revan berhenti menyanyi.

"Kan cuma lagu bukan perasaan. Cih! Emang kaka" ledek Revan

"Lagu itu bisa saja mewakilkan hati bocah!" Sungut Anya kesal.

Revan tidak menjawab ucapan Anya dia kembali ter-fokus kepada gitarnya

"Van mending nyanyi lagu shape of you" usul Anya .

"Anti barat barat CLUB" ucap Revan acuh dan masih fokus dengan gitar.

"Aku beliin Swatch"

Revan masih tetap diam

"Swatch sama pull and bear" tawar Anya lagi.

"Dan juga sepatu Vans" lanjut Revan sambil tersenyum ke arah Anya. Anya yang melihat merasa jijik terhadap senyum adiknya ini

"Ogah mending Kaka dengerin joox atau YouTube" jawab Anya langsung berdiri dan menuju keatas.

"Dikasih murah ga mau biasanya aku tuh di bayar apapun ga mau" teriak Revan saat melihat kakaknya pergi meninggalkan nya .

"Yaudah besok kita belanja" jawab Anya saat akan menaiki anak tangga pertama.

"Pull and bear, Swatch dan Vans ya kak" teriak Revan saat Kaka nya sudah tak terlihat namun Anya masih bisa mendengarnya.

Anya berjalan kedalam kamar dan membuka hp. Anya mengetik sebuah nomor dan.detik berikut nya sudah menelpon nomor yang tadi di pencet nya.

"Halo" ucap Anya dari sebrang telpon.

"..."

"Masa iya" jawab Anya.

"..."

"Makasih hehe" lanjut Anya sambil tersenyum bahagia . Dan langsung mematikan sambungan telepon nya.

~•~
Siapa yang nelpon tadi ya?

Dikit ya di part ini ;(

Lagi ga mood nulis. Part selanjutnya bakal ada part Marco di masa lalu. Jadi tunggu ya;)

Kalian mau ini cerita jadi sad ending/ happy ending?

Oke udah lah sampai sini saja. Sampai bertemu di part selanjutnya;))

Jangan lupa pencet bintang di bawah 👇

Komen ;)

Instagram: @alyakomala_

"MARVANOLD"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang