18√

87 9 2
                                    

4 tahun kemudian.

Siang yang terik membuat Anya merasakan rasa seperti dibakar. Dan di siang terik ini Anya sedang berada di sebuah cafe.

"Zef" panggil Arnold dan Anya segera menoleh.

"Kok kamu tau aku disini"

"Kita udah lama menjalin hubungan ini. Masa iya tempat favorit kamu aku ga tau" jawab Arnold dan langsung duduk.

Anya tidak menjawab. Ia hanya menampilkan senyum kuda.

"Marco dan Clara mau kembali ke Jakarta" ucap Arnold tiba tiba.

Deg

Anya yang mendengar langsung diam membeku. Mulutnya bagai bisu.
Baru saja Anya menghapus masa lalu nya dan sekarang orang yang ada di dalam masa lalu nya kembali.

"Biasa aja ga usah se-kaget presiden Dateng zef" kekeh arnold.

"Kapan mereka datang?" Tanya Anya.

"Besok mungkin"

'tuhan aku belum siap'-batin Anya.

"Kenapa balik ke Indonesia?" Tanya Anya.

"Katanya dia mau tinggal disini aja"

Akhirnya Anya hanya diam saja.
Dan tak terasa sekarang jam sudah menunjukan waktu sore matahari sudah mulai turun.

"Aku pulang ya" ucap Anya dan langsung berdiri.

"Aku antar" Arnold segera berdiri dan berlari menuju Anya.

Selama perjalanan Anya hanya diam. Dan sebaliknya pun sama Arnold hanya diam selama perjalanan.

"Aku pulang ya"

"Makasih ya nod" ucap Anya sambil tersenyum.

Arnold melihat Anya yang sedang masuk ke dalam rumah nya dengan perasaan sedih.

"Aku tahu kamu belum bisa melupakan semua kenangan kamu sama Marco. Jadi wajar aja kalau kamu belum siap buat bertemu dengan Marco."batin Arnold.

Arnold melajukan mobilnya dari rumah Anya.

Sedangkan Anya di dalam rumah sedang cemas untuk hari esok.

'tuhan kenapa engkau kembalikan dia disaat aku sudah terbiasa tanpa nya. Aku takut rasa ini kembali ada, aku takut akan mengecewakan seseorang dan masih banyak ketakutan lain nya tuhan.' batin Anya.

"Woy kak makan buruan tar keburu dingin" teriakan Revan membuat Anya tersadar dari lamunannya.

Anya segera membuka pintu

"Bawel banget jadi cowok" ucap Anya sambil menoyor kepala Revan.

"Bukan bawel tapi perhatian" ucap Revan sambil tersenyum megah.

"Kaka harus bisa bedakan mana bawel mana perhatian" ucap Revan sambil berjalan menuruni tangga.

"Ya beda. dari huruf nya aja beda" jawab Anya acuh dan kembali melanjutkan jalannya menuju meja makan.

"Perempuan sama aja ish semua" sungut Revan kesal Anya yang melihat hanya tertawa.

"Berarti Kaka mirip Selena Gomez?" Tanya Anya sambil tertawa.

"Jangan artis luar negeri artis Indonesia semacam Raisa aja ga mirip sama Kaka" ucap Revan dan langsung duduk di meja makan.

Mereka makan dengan tenang. Dan setelah selesai makan Anya berjalan ke kamar untuk mengambil hp nya yang tertinggal di nakas dan setelah itu Anya turun menuju sofa untuk bersantai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"MARVANOLD"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang