TM#01

20.4K 2K 162
                                        

Ketika jiwa yang telah lama tidur akhirnya bangkit dan menuntut pertemuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika jiwa yang telah lama tidur akhirnya bangkit dan menuntut pertemuan

•••

13 Maret 2005

Terlihat seorang gadis manis tengah berjalan mondar-mandir mengantarkan pesanan untuk para pelanggan. Suasana terasa begitu ramai, di mana-mana terdengar suara siulan dari anak-anak remaja—melempar gombalan receh pada dirinya yang tengah memakai seragam ala pelayan Cafe.

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam namun ia belum bisa pulang. Kepadatan pengunjung membuatnya mau tidak mau harus lembur. Apalagi pelayan di Cafe ini hanya ada empat orang termasuk dirinya.

Biasa, malam Minggu..

Kebetulan Cafe tempat ia bekerja terletak di lokasi yang strategis membuat beberapa orang mampir hanya untuk sekedar minum dan bergosip, terutama para pemuda. Tidak jarang mereka juga menghabiskan waktu bersama teman-teman. Menjadikan Cafe ini sebagai tempat tongkrongan mereka.

Kadang kala ia iri dengan pertemanan mereka. Bisa berkumpul, bercanda dan saling bergosip ria. Benar-benar mengasyikkan.

Tidak seperti dirinya yang sangat sulit untuk bergaul. Ia tidak ada waktu untuk mengurus semua itu, waktunya sangat padat. Dimana ketika pagi hari ia harus ke sekolah, siang sampai malam untuk bekerja. Benar-benar sibuk.

Beruntung saja ia tinggal bersama dengan sahabatnya, Dewi. Gadis yang berasal dari kampung yang sama dengannya. Jadi ia tidak akan merasa kesepian dan sendirian.

Saat ini mereka tengah berjuang untuk hidup di kota besar, Jakarta. Ia dan kiki memilih melanjutkan pendidikan di Jakarta dengan alasan ingin mendapatkan ilmu yang lebih luas dan sebuah pengalaman.

Risa dan Dewi cukup menikmati hidupnya di Jakarta, kota yang sempat membuat Risa berfikir jika kota tersebut berbahaya. Mengingat ada banyak tindakan kriminal dan pelecehan terjadi.

Risa menarik nafas dalam, lelah. Sekilas ia melirik ke arah arloji yang melekat di tangannya. Tidak terasa jarum jam itu sudah menunjukkan angka sepuluh malam.

Dan kini Cafe telah kosong, karena memang sudah waktunya untuk tutup.

Risa mulai membereskan barang-barangnya begitupun dengan rekan kerjanya yang lain. Mereka tampak begitu lelah dan ingin segera pulang untuk beristirahat.

"Aku duluan yah," pamit Risa kepada teman-temannya.

Rekan kerja Risa tidak ada yang seumuran dengannya, rata-rata mereka sudah berusia dua puluh lima tahun ke atas. Kedua pria serta satu wanita itu hanya mengangguk sembari melempar sebuah senyuman tipis.

"Hati-hati ya, Ris. Maaf gak bisa antar. Tapi kalau ada apa-apa, kamu bisa hubungi aku." ucap seorang pria yang kini berdiri dihadapannya.

"It's okay, aku bisa sendiri kok." ujar Risa menepuk lengan pria itu. "Dadah.." Risa lalu melambaikan tangan dan berlalu dengan membawa tas salempang di lengannya.

Terikat Mati [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang