Pertanda mulai bermunculan
••••
Pagi hari telah datang. Semua orang memulai harinya dengan ceria. Berbagai sarapan telah tersaji di hadapan mereka. Cuaca kali ini sangat mendukung. Tidak terlalu panas dan udaranya juga cukup sejuk. Apalagi suara musik terdengar menggelengar, membuat suasana semakin riuh.
Mereka sangat menikmatinya.
"Risa. Mandi yuk. Badan aku udah lengket banget nih.." ajak Dewi sembari mengibas kerah bajunya.
Risa menoleh. "Memangnya kamu mau mandi dimana?"
"Dihotel," Dewi memutar bola matanya malas "Ya, di sungailah Risa, sayang.."
Sedangkan Risa hanya terkekeh renyah. "Santai, Wi.."
Dewi mengembuskan nafas panjang "Ya udah, ayo. Teman kita yang lain juga udah duluan kesana.."
Risa mencekal lengan Dewi saat gadis itu menarik tangannya. "Eh, tunggu! Aku mau bawa baju ganti dulu.." cegah Risa lalu dengan cepat ia berlari masuk ke dalam tenda dan mengambil sepasang pakaian beserta tanggung kresek untuk pakaian kotor nanti.
"Ayo.."
Akhirnya mereka berjalan menuju sungai yang berada di pinggir hutan ini. Terlihat airnya sangat jernih membuat siapa saja dapat melihat kerikil-kerikil serta lumut di dalamnya.
Drssh
"Ah," Risa mendesah merasakan hangatnya air sungai. Ia menggosok badannya yang terasa lengket. Risa memang sangat suka mandi di sungai. Dulu, di kampung ia juga sering melakukan rutinitas semacam ini.
Kening Risa mengernyit ketika melihat bibir Dewi yang menggigil. Ia lantas segera menghampiri temannya itu. "Dewi, kamu kenapa? Kamu sakit, yah?" tanya Risa cemas.
Dewi menggeleng pelan. "Aku gak sakit. Airnya, errr.. dingin banget. Sampai nusuk ke tulang.." ujar Dewi memeluk tubuhnya yang semakin gemetar.
"Dingin? Airnya hangat gini kok dibilang dingin.." kata Risa bingung.
"Hangat nenekmu! Mana ada air sungai hangat di waktu gini? Liat saja teman kita yang lain, mereka semua juga kedinginan tau." tunjuk Dewi pada teman-temannya yang ikut bereaksi sama sepertinya.
"Udah, ah. Mending kita naik, aku gak mau kita sampai masuk angin.." lanjut Dewi lalu dia mulai beranjak naik meninggalkan Risa yang masih terheran-heran.
"Dingin? Perasaan airnya hangat kok. Aku saja gak ngerasa kedinginan." gumam Risa yang sama sekali tidak menggigil. "Atau mungkin hanya perasaanku saja ya? Aneh.."
Risa termenung, menatap air dengan tatapan yang sulit di artikan. Hingga kerutan tercipta dikeningnya ketika melihat ada gumpalan hitam di dalam sana.
"Apa itu?" mata Risa memicing tajam. "Sampah ya? Perasaan tadi gak ada, deh.."
Saat ia hendak mendekat, ingin melihat lebih jelas, tiba tiba saja suara teriakan terdengar.
"RISA!! KAMU NGAPAIN DISITU?! Cepetan naik! anak-anak udah pada pergi tuh!" teriak Dewi membuat Risa tersentak.
Gadis itu melihat Dewi yang sudah berpakaian rapi. Dengan segera Risa berenang menuju daratan.
Tidak menyadari jika gumpalan itu mulai bergerak, mengikuti dirinya.
~Milikku..
Sekilas Risa mendengar ada suara bisikan lirih. Ia mendadak berhenti, pandangannya melirik ke sekitar namun tidak ada siapa-siapa di sana.
Tiba tiba Risa meremang sendiri. Ia bergidik ngeri. Dengan cepat ia berenang menuju daratan dan segera naik, menyusul Dewi.
Dan bersama dengan itu, gumpalan hitam yang mengintai Risa sejak tadi perlahan mulai menghilang. Tidak ada yang tahu jika itu adalah bayangan hitam. Bayangan yang sejak tadi menjadi penghangat tubuh Risa dari dinginnya air sungai.
Risa kembali memakai sendalnya dan berjalan menghampiri Dewi yang terlihat cemberut.
"Lama!" ketus Dewi dengan bibir mencibir. Dia lalu memberikan pakaian pada Risa. Sedangkan sang pelaku hanya menyengir lalu mengambil pakaiannya dari tangan Dewi.
"Cepat pakai. Kalau lama lagi, aku tinggal!" ancam Dewi sembari memelototkan mata.
"Iya, iya.." Risa lalu segera memakai bajunya di balik pohon yang besar dengan Dewi yang menjadi penghalangnya.
Setelah berpakaian, Risa mulai membereskan pakaiannya yang basah dan memasukkannya kedalam kantong kresek.
"Ayo.." Dewi mengangguk lalu meraih tangan Risa. Akhirnya mereka melangkah meninggalkan sungai dan kembali ke lokasi perkemahan.
Langkah demi langkah Risa lalui membuat dedaunan perlahan gugur, silih berjatuhan. Mengenai kepala Risa.
Dan tanpa mereka sadari jika sepasang mata marah menyala tengah mengawasi gerak-gerik mereka.
~Sedikit lagi..
Sosok itu menyeringai licik, terus memandang punggung Risa tanpa berkedip.
TBC
Follow Alyccaca
KAMU SEDANG MEMBACA
Terikat Mati [TAMAT]
FantasyA Novel Misteri and Romance. High Rank#2 in Misteri/Thriller Ketika hati telah terikat mati, maka raga pun akan ikut terbelenggu. "Selamat datang, permaisuri!" ______ Copyright by @ALYCCACA Tidak untuk di tulis ulang. Hak cipta berada di tangan penu...