A Novel Misteri and Romance.
High Rank#2 in Misteri/Thriller
Ketika hati telah terikat mati, maka raga pun akan ikut terbelenggu.
"Selamat datang, permaisuri!"
______
Copyright by @ALYCCACA
Tidak untuk di tulis ulang. Hak cipta berada di tangan penu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pertemuan yang semakin dekat
•••
Pagi mulai menampakkan wujudnya, menggantikan malam penuh kesunyian. Matahari pun dengan nakalnya, memancarkan sinar yang cerah menyengat, membuat seorang gadis perawan langsung terusik dalam tidur lelapnya.
Mata cantik Risa perlahan terbuka, sesekali berkedip untuk menyesuaikan dengan cahaya yang tercipta. "Egghh.." Risa mengerang serak. Tangannya terangkat, merenggangkan otot-otot lengan yang sedikit pegal. Gadis itu lalu duduk hingga selimut yang menyelimuti tubuhnya langsung melorot ke paha.
Dengan mulut yang menguap lebar, Risa beralih menatap sebuah benda berbentuk lingkaran yang terpajang di dinding kamarnya.
06.35pagi.
Melihat angka tersebut membuat Risa seketika membelalak. "Shit! Aku telat! Aku telat!" terburu-buru Risa menyibak selimutnya dan bergegas turun dari ranjang.
Ia mengambil handuk yang tergantung di belakang pintu dan berlari keluar menuju kamar mandi yang berada di bagian belakang, tepat sebelah dapur.
Langkah Risa terhenti ketika melihat Dewi yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan tangan sibuk menggosok rambutnya menggunakan handuk.
Risa berdecak kesal. "Kenapa gak bangunin aku sih?! Dasar."
Dewi hanya terdiam dengan sebelah alis yang terangkat, menatap wajah Risa yang tampak cemberut.
Melihat temannya yang tidak merespon membuat Risa mengendus kesal. Ia bergegas masuk kedalam kamar mandi dan menutup pintunya dengan cukup kuat.
"Lah, tuh anak kenapa ya?" Dewi menatap pintu itu dengan tampang bingung.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Risa dan Dewi berjalan masuk ke dalam bangunan yang cukup besar dan luas. Di sekitar, terlihat begitu banyak orang yang berseragam sekolah putih abu-abu, sama sepertinya. Mereka tampak asyik berbincang sembari tertawa cantik bersama teman-teman mereka.
Dalam hati, Risa hanya tersenyum kecut. Ia kembali memalingkan wajah kedepan, terus berjalan menuju koridor sekolah.
Ada banyak cowok menegur sapa dengan mereka. Ah, tidak. Lebih tepatnya menyapa Dewi. Sahabatnya yang satu itu memang cukup terkenal di sekolah mereka. Tidak sedikit di antara mereka merupakan pelanggan setia Dewi di Night Club. Juga para cowok nakal yang pernah menyandang status sebagai kekasih Dewi.