A Novel Misteri and Romance.
High Rank#2 in Misteri/Thriller
Ketika hati telah terikat mati, maka raga pun akan ikut terbelenggu.
"Selamat datang, permaisuri!"
______
Copyright by @ALYCCACA
Tidak untuk di tulis ulang. Hak cipta berada di tangan penu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
****
Hari sudah semakin sore. Kini Risa tengah duduk di batang pohon yang tumbang sembari mendengar musik kesukaannya.
Matanya pun sesekali menatap para siswa-siswi yang tengah asyik dengan aktivitas mereka masing-masing. Suara gelak tawa serta alunan musik pop terdengar dimana-mana.
Mereka semua tampak sangat menikmati perkemahan ini dan melupakan semua ketakutan yang mengganggunya kemarin.
Risa tersenyum. Ia melirik Arlojinya. Dan ternyata sudah menunjukkan pukul lima sore.
Udara di dalam hutan ini mulai terasa aneh. Risa bisa merasakan panas dingin kembali menyelimuti tubuhnya. Risa mendesah lelah, ia mengelus tengkuknya pelan.
Namun kali ini bukan hanya ia yang merasakan keanehan ini, melainkan semua orang yang ada disini juga ikut merasakan hal yang sama.
Terlihat mereka buru-buru mengambil jaket dan memakainya. Suhu udara terasa begitu dingin di sore hari.
Bukankah ini terdengar mustahil? Beberapa menit yang lalu suhu dihutan masih normal, tapi kenapa sekarang berubah? Aneh.
“Ris, kok udara tiba-tiba berubah yah? Sumpah dingin banget..” ucap Dewi menggigil kedinginan.
“Ho'oh. Aku juga bingung..” balas Risa terheran-heran.
Saat Dewi hendak membalas ucapan Risa tiba-tiba terdengar suara teriakan yang begitu menggelegar membuat kedua gadis itu tersentak dan langsung berbalik melihat siapa pemilik suara itu.
Mata mereka membelakak.
Di hadapan mereka terlihat beberapa orang tengah memberontak sembari mengeram marah.
Sepertinya mereka kerasukan!
Ya Tuhan!
Risa dan Dewi saling melirik dan seketika mereka berdempetan karena merasa takut. Mereka bisa melihat para panitia bergerak, memegangi ke lima siswi itu. Mereka menggila, tertawa, marah dan menangis. Membuat para panitia jadi sangat kewalahan menanganinya.
Sedangkan murid yang lain hanya bisa diam menyaksikan temannya yang tengah kerasukan. Mereka tidak berani mendekat.
Dan yang membuat Risa merinding kala salah satu dari siswi kesurupan itu menatap dirinya dengan tatapan yang tajam. Siswi itu kerasukan namun dia tak memberontak. Dia hanya diam dengan rambut yang menutupi sebagian wajahnya.
Kepalanya bahkan terlihat miring menatap dirinya tanpa berkedip.
Benar-benar mengerikan.
“Risa, sepertinya dia menatapmu..” bisik Dewi semakin ketakutan. Bahkan gadis itu menjauh sedikit dari Risa.
Para panitia telah berhasil menangani ke empat siswi itu. Dan kini tersisa satu lagi. Siswi itu masih terus menatap Risa dalam.
“Ratuku..” ucap siswi itu kemudian di susul tawa yang menggelegar membuat semua orang meneguk ludah kasar.
Para panitia menghembuskan nafas lelah. Mereka mulai menghampiri siswi itu, berusaha membantunya untuk kembali sadar.
Namun, tidak ada reaksi apa-apa. Sangat berbeda dengan ke empat siswi tadi.
Semua orang seketika mundur.
Bahkan panitia ikut menjauh beberapa langkah. Mereka keheranan, sebab sosok yang ada di hadapannya tidak menunjukkan reaksi apa-apa setelah dibacakan ayat-ayat penangkal setan.
Sosok itu hanya terdiam— menatap mereka dengan penuh benci. Tangan siswi itu mengepal dengan pancaran mata yang berkilat tajam.
“KEBANGKITAN!! TIDAK LAMA LAGI JIWA YANG MATI AKAN BANGKIT!!” teriak Siswi itu dengan kedua tangan yang terangkat. Angin langsung berembus sangat kencang membuat para murid menutup mata, takut sesuatu masuk kedalam mata mereka.
Kedahsyatan angin itu membuat beberapa tenda seketika rubuh dan terhempas cukup jauh.
Suasana tiba-tiba berubah, sangat kacau. Semua orang langsung berhamburan. Menyelamatkan barang-barang mereka.
"Lindungi diri kalian!" teriak Samudra. Ia mengangkat tangannya menghalau pasir yang ikut beterbangan.
Risa menutup matanya. Bibirnya bergerak melantunkan doa-doa. Dalam hatinya, ia berharap semoga mereka tidak akan kenapa-kenapa.
Daun-daun mulai berjatuhan, suara kicauan burung gagak memenuhi hutan ini. Saling berterbangan, mengelilingi mereka.
Beberapa siswi tampak ingin menangis karena ketakutan. Tubuh mereka gemetar melihat peristiwa yang terjadi di hadapan mereka.
Risa pun terdiam. Jantungnya berdetak kencang seperti ingin meledak. Matanya terus memperhatikan siswi yang kerasukan itu. Hingga seketika, ia membelalak ketika melihat mata siswi itu berubah menjadi merah pekat.
" Kenapa bisa?"
Siswi itu terus menyeringai. "DIA ADA DI ANTARA KALIAN!! DIALAH RATU KEGELAPAN!! TIDAK LAMA LAGI! TIDAK LAMA LAGI!!"
Semua orang langsung dibuat Merinding. Kulit wajah siswi itu terlihat merah dengan rambut yang acak-acakan.
"HAHAHA! TELAH TIBA!! INILAH SAATNYA!! BENCANA AKAN MENIMPA KALIAN!! JIWA-JIWA AKAN MATI!!"
"...tunggu saja.."
Setelah mengucapkan itu, siswi itu langsung terjatuh di sertai oleh angin yang ikut berhenti. Siswi itu sampai kehilangan kesadaran. Dengan segera, orang-orang menolongnya dan membawanya masuk kedalam tenda yang masih berdiri kokoh.
Risa terpaku, ia menatap ke arah depan dengan tatapan kosong. Entah mengapa, perasaannya tiba-tiba mengatakan jika nanti akan terjadi sesuatu yang buruk pada dirinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.