11. Holiday

34 6 1
                                    

"Woy bangun woy udah pagi nih dasar kebo." teriakan Yuli menggema di kamar miliknya.

"Apasih masih ngantuk juga." Sahut Yani yang belum membuka matanya sama seperti dua temannya.

"Tau ahh tanggung masih ngantuk bentar 2 jam lagi." Sambung Kima sambil mengacungkan tiga jari ke asal arah.

"Buset bentar kok 2 jam! tangan lu salah nyet itu tiga bukan dua, dasar pelakor."

"Diem napa sih berisik tahu jadi tamu tuh harus hormat sama tuan rumah." Ucapan yang keluar dari mulut Yani menambah kadar kekesalan Yuli.

Bugh..

"Woy setan! lu kira di lempar bantal semanis dilempar Koko Krunch dari Pesawat." Langsung bangkit dari posisi tidurnya disusul oleh Kima yang ikut menyaksikan perang singkat kedua temannya.

"Gue gak tau belom ngerasain itu semua, gue cuma tau ngelempar orang itu rasanya semanis kecap bango."

"Bodo amat minggir gue mau mandi." Tak ambil pusing untuk melanjutkan perdebatannya dengan Yuli, kini Yani memutuskan untuk menyegarkan dirinya.

"Cepet woy mandinya, air mahal jangan banyak-banyak walaupun banyak lu juga gak bakal sebening Lucinta Luna."

"Bacot lu dasar Mimi Peri." Balas Yani teriak dari dalam kamar mandi.

"Woy setan dua udah berisik tau." Kima ikut berteriak merasa bising mendengar suara kedua temannya yang tidak ada kesan indahnya.

"Diem lu pacarnya Bowo." Kini Nur yang bersuara entah sejak kapan dia sudah membuka matanya.

"Ehh sodara sebapaknya Nurrani udah bangun." Ucap Yuli sambil menepuk-nepuk punggung Nur.

"Apasih bawa-bawa Mak Condeng dasar lambe turah, pagi-pagi udah buat orang naik darah."

**
"Nur, ayo lama banget sih. Udah mau berangkat nih." Seru Yuli dari garasi mobilnya.

"Bentar, ribet nih." Sahut Nur dari dalam rumah.

"Bawa apa ajasih dia lama bener." Keluh Yani yang cukup kesal menunggu temannya yang belum muncul itu.

"WOYYY NUR KITA TINGGALIN LU YA!!." Teriak Kima yang sudah tak sabaran menunggu.

Tak lama muncul Nur yang membawa satu ransel dan dua handbag besar, beda dari yang lain hanya membawa satu ransel saja.

"Buju buneng, bawaan lu banyak bener. Mau seminggu lu disana?" Tanya Yani sambil membelalakan matanya.

"Biasa aja lu, ini gak seberapa kok. Masih banyak yang gue tinggalin, handuk, baju renang, kain pantai, topi pantai cuma bawa satu, banyak deh yang gak gue bawa."

"Trus itu apa aja yang lu bawa, daleman doang?" Yuli ikut bertanya gemas dengan remaja satu dihadapannya ini.

"Ini apa aja ya, bentar mikir dulu?"

"Udah ah kelamaan nungguin lu mikir, berangkat sekarang." Kima menyelesaikan perdebatan umfaedah mereka pagi itu.

***
Setengah perjalanan mereka memutuskan untuk berhenti sejenak di salah satu Rumah Makan Padang, Yuli sebagai sopir itu pun mencari tempat yang strategis untuk memarkirkan mobilnya.

Setelah memarkirkan mobilnya, Yuli menuntun ketiga temannya memasuki Rumah Makan Padang yang cukup terkenal kelezatannya oleh masyarakat magetan.

"Kalian mau pesen apa?" Tanya Yuli kepada ketiga temannya.

"Disini menu favoritnya apa?" Nur balik bertanya ke Yuli.

"Hmmm apa yak, rendangnya sih trus tunjang juga tapi kalo gue lebih suka Tunjang, gila mantep bener njirr."

"Oke kalo gitu gue tunjang." Jawab Kima yang langsung berjalan mencari meja yang pas untuk mereka tempati.

"Gue rendang." Yani bersuara dan mengikuti arah perginya Kima.

"Gue dua-duanya bisa gak?" Tanya Nur dengan tampang sok polosnya sambil menampilkan gigi rapatnya.

"Lu yang bayar kenapa tanya gue."

"Anjir jadi ini bayar sendiri, yailah gue kira lu yang nanggung, gak jadi deh. Pesenin gue rendang aja." Sahut Nur dengan nada nyolotnya dan langsung mengambil tempat di dekat kedua temannya. "Gila, gue ngira si Yuli yang nraktir kita hitung-hitung PU gitu, lah malah disuruh bayar sendiri."

"Lah serius kita bayar sendiri?" Sahut Yani yang tak kalah kagetnya denga Nur.

"Sumpah pelit banget itu orang, gak mikirin kita jauh-jauh dateng kesini buat ngerayain ultah dia lah makan aja disuruh bayar sendiri, kamvret nyesel gue temenan sama dia." Ucap Kima panjang lebar setuju dengan kedua temannya.

"Ayoo lagi ngapain ghibah ya kalian, ayo ghibah dosa besar tau." Yuli langsung mengambil tempat di samping Nur dan membuat kicep ketiga temannya.

"Iya kita ghibahin lu, pelit banget sih lu bayarin kek makan kita hitung-htiung PU gitu." Jawab Yani mengeluarkan pendapatnya.

"Lu mah kita jauh-jauh datang kesini gak kasian banget lu, tuh lihat muka Nur udah kek muka Bowo tanpa efek sayu banget kek gak ada semangat hidup." Sambung Kima membela keinginan mereka.

"Gapapalah gue disamain sama Bowo, yang penting makan gratis." Rela Nur atas ucapan Kima meski dalam hati ingin rasanya melempar dengan ratusan tusuk gigi didepannya.

"Kalian gak bersyukur banget sih udah diajak liburan gratis juga." Melihat ketiga temannya akan membuka mulut dan tak lupa tatapan tajam mereka Yuli kembali membuka mulutnya. "Oke oke, gue bayarin. Puas kalian puas? Sahabat bangsul kalian, habis nih uang gue."

Tak lama pramusaji datang membawa masing-masing pesanan mereka. Mereka menyantap makanannya dengan lahap tanpa sisa.

"Euggg." Suara sendawa berasal dari mukut mungil Yani, sontak menghadirkan tawa dari ketiga temannya.

"Anjir lu cewek malu-maluin kamvret." Ucap Yuli yang kesulitan memberhentikan tawanya.

"Bodoamat, depan temen sendiri mah gapapa asal jangan depan gebetan aja." Yani mencoba ngeles dan mendapat sorakan lagi dari temanny.

"Mantulll." Jawab ketiga temannya.

Tawa mereka menggema di setiap sudut Rumah Makan itu, tak menghiraukan pandangan orang lain mereka hanya ingin menikmati kebersamaan mereka yang sangat langka ini. Melupakan masalah sejenak, entah tentang tugas sekolah, tentang keluarga dan terutama kisah percintaan mereka. Karena mereka merasakan kalo bahagia itu gak selamanya bersama pacar.

***
#authorkece

Wow wow wow
Udah lama banget gak up, btw g ada yang penasaran gitu sama kelanjutan Amigo? Heh gpplah mungkin rasa penasarannya dipendem yak. Btw gue mau cerita, malam ini kita bertiga Kima, Yani, sama Nur abis fesbek"an gitu kalo si Yuli lagi Magang dia jadi sibuk, nah bnyk banget yang kita bahas sampe" kita pengen meet up terus kita buat hastag gini
#2019meetup
Hehe bantuin doa ya biar terkabul.
Btw tungguin trus kelanjutan ceritanyah, byebye.

Salam manis author kece😍😍

AmigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang